Profil

Ayun Sri Harahap Limpo, Ketua Bidang 5 OASE KIM: Indonesia Hijau, Lestari Sumber Daya Alam Tingkatkan Laju Pertumbuhan Ekonomi Bangsa

MajalahKebaya.com, Jakarta – Tantangan atau persoalan krusial yang paling mengemuka, terkait iklim saat ini, sehingga OASE KIM (Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju) merasa perlu untuk menggalakkan program Indonesia Hijau, adalah dampak yang sangat signifikan bagi kehidupan dari perubahan iklim yang ekstrim. Hal ini diamini oleh Ayun Sri Harahap Limpo, istri atau pendamping dari Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, yang didapuk sebagai Ketua Bidang 5: Bidang Indonsia Hijau OASE KIM.

Menurut Ayun, perubahan iklim adalah permasalahan utama yang dihadapi dunia saat ini. Efek dari Perubahan iklim sudah sangat terasa nyata, yaitu peningkatan frekuensi iklim ekstrim (banjir dan kekeringan), peningkatan suhu udara dan permukaan air laut, perubahan pola curah hujan dan sifat hujan, meluasnya defisit ketersediaan air tanaman, mempengaruhi pola atau praktik budidaya, menurunkan luas tanam dan panen, serta meningkatkan potensi serangan organisme pengganggu tumbuhan dan fuso.

Salah satu penyebab perubahan iklim, jelas Ayun, adalah efek gas rumah kaca. Efek rumah kaca yang berlebihan akan menyebabkan pemanasan global di mana suhu di bumi akan naik secara signifikan yang ditandai dengan mencairnya es di kutub, rusaknya ekosistem, naiknya ketinggian permukaan air laut dan perubahan iklim yang ekstrim.

Tanpa penanganan yang tepat dan cepat, ancaman-ancaman tersebut akan bertambah frekuensi dan intensitasnya sehingga akan semakin membahayakan kehidupan manusia di masa depan. Perubahan iklim menjadi salah satu faktor krisis pangan/keadaan kelangkaan pangan yang dialami oleh sebagian besar masyarakat di suatu wilayah.

Oleh karena itu perlu adanya upaya untuk mengantisipasi perubahan iklim dengan meminimalkan dampak negatif terhadap sektor pertanian melalui program Indonesia Hijau yang dapat menurunkan efek gas rumah kaca serta melakukan antisipasi, adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.

Sehingga pertimbangan utama, tegas Ayun, isu Indonesia Hijau menjadi salah satu fokus penting OASE KIM, karena tantangan di era modern ini adalah bagaimana suatu negara dapat meningkatkan laju pertumbuhan ekonominya dan sekaligus melestarikan sumber daya alam yang ada di negara tersebut. Dari berbagai alternatif yang ada, pembangunan yang menganut konsep pertumbuhan hijau bisa menjadi solusi yang tepat untuk menjawab tantangan tersebut. Menyusun dan menerapkan strategi Pertumbuhan Hijau pada skala nasional sangat diperlukan karena kegiatan ekonomi memiliki dampak yang nyata terhadap ekosistem dan dapat menyebabkan ketimpangan yang dapat berisiko menghambat pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.

Konsep Pertumbuhan Hijau diharapkan dapat memotivasi produsen dan konsumen untuk melakukan lebih banyak aktivitas ramah lingkungan, memfasilitasi realokasi pekerjaan, sumber daya, dan teknologi secara lancar dan adil, serta untuk menyediakan insentif dan dukungan yang tepat dalam pengembangan teknologi-teknologi berbasis ekologi.

Mengingat pertimbangan tersebut, konsep Indonesia Hijau menjadi fokus utama OASE KIM. Pentingnya menangani isu Indonesia Hijau ini perlu disampaikan kepada masyarakat dalam bentuk sosialisasi dan praktek langsung yang dalam hal ini dicontohkan oleh Ibu Negara dan Ibu-Ibu OASE KIM.

“Kita ketahui dengan besarnya jumlah penduduk di Indonesia, program OASE KIM Bidang 5 bisa menjadi bentuk implementasi Indonesia Hijau yang tepat dan dapat merangkul banyak target. Melalui Bidang 5 Indonesia Hijau, Kementerian Pertanian berpartisipasi mewujudkan visi misi OASE KIM melalui serangkaian kegiatan berbasis pertanian untuk  mendukung terwujudnya Indonesia Hijau,” ujar Ayun bersemangat.

Program Kerja dan Aksi Nyata

Bidang 5 OASE KIM bekerja sama dengan Kementerian Pertanian Republik Indonesia melakukan  program utama yaitu: Program pekarangan pangan lestari, Program penanaman pohon dan teknik bertanam sayur dengan biopori yang saling terintegrasi, dan Kampanye penghijauan dan pemanfaatan pekarangan dalam rangka mendukung ketahanan pangan melalui webinar ataupun sosialisasi.

Untuk mewujudkan Indonesia Hijau, Bidang 5 mendukung kegiatan-kegiatan yang telah dikembangkan oleh Kementerian Pertanian dengan melakukan serangkaian kegiatan seperti:

  • Pembinaan secara intensif kepada lokasi-lokasi pekarangan pangan lestari terpilih dengan membuat rancangan kegiatan yang disesuaikan dengan program Indonesia Hijau
  • Kampanye/sosialisasi penghijauan dan pemanfaatan pekarangan melalui webinar
  • Pelaksanaan bimbingan teknis berupa pelatihan seperti pelatihan system pertanian, pelatihan pembuatan pupuk organik dan pestisida, pelatihan pengolahan hasil pertanian, dan pelatihan pengemasan dan pemasaran produk
  • Kegiatan penanaman pohon untuk penghijauan
  • Kegiatan penghijauan dengan membagikan benih tanaman hortikultura
  • Kunjungan ke lokasi desa dengan lahan sempit dan pemukiman padat penduduk untuk dikembangkan menjadi urban farming dan penghijauan
  • Kunjungan ke lokasi desa rentan rawan pangan
  • Kunjungan ke lokasi UMKM pertanian
  • Pameran pertanian berupa produk pangan lokal, pangan organic, produk UMKM, produk ekspor, sumber pangan alternatif

Program Pekarangan Pangan Lestari

Salah satu program unggulan Bidang 5 adalah Program Pekarangan Pangan Lestari (P2L). Program ini merupakan bentuk upaya dalam rangka menunjang program pemerintah untuk daerah-daerah penanganan rawan stunting dan daerah prioritas rawan pangan. Pekarangan Pangan Lestari dilaksanakan dan diselenggarakan oleh OASE KIM dengan prinsip mampu mewujudkan ketersediaan pangan, keanekaragaman pangan rumah tangga, meningkatkan pendapatan keluarga serta mendukung upaya Pemerintah dalam penanganan daerah prioritas stunting.

Ayun menjelaskan, kegiatan P2L merupakan kegiatan pemberdayaan kelompok masyarakat atau Kelompok Wanita Tani (KWT) dengan mengoptimalkan dan mengintensifkan pemanfaatan lahan pekarangan di sekitar rumah atau fasilitas umum yang belum digarap optimal dengan berbagai sumber daya lokal sebagai penghasil pangan serta berorientasi pasar. Kegiatan ini dapat dilakukan pada lahan pekarangan/lahan tidur dan/atau lahan kosong yang tidak produktif. Komoditas yang dikembangkan disesuaikan dengan kebutuhan pangan dan gizi keluarga, berbasis pangan lokal, dan memiliki nilai ekonomis.

Program Tanam Pohon dan Teknik Tanam Sayur Biopori yang Saling Terintegrasi

Program penanaman pohon dan teknik bertanam sayur dengan biopori yang saling terintegrasi dimaksudkan untuk mengedukasi masyarakat agar lebih peduli terhadap lingkungan sekitar dan diwujudkan dengan aksi nyata yang dilakukan bersama dalam menjaga lingkungan. Penanaman pohon dilakukan untuk mengantisipasi penurunan derajat lingkungan terutama yang disebabkan perubahan iklim, bencana banjir, mengurangi efek gas rumah kaca ataupun polusi udara.

“Selain itu dilakukan juga pembuatan lubang biopori. Biasanya di daerah padat penduduk drainasenya buruk karena kurangnya daya serap air oleh tanah. Dengan membuat lubang resapan biopori, dapat membantu air untuk segera masuk ke dalam tanah. Manfaat yang diperoleh dari biopori adalah menjadi tempat sampah organik, menambah daya resap air tanah, menyuburkan tanah, dan tanah menjadi potensial untuk bercocok tanam. Dengan terlibat secara langsung dalam kegiatan penanaman pohon dan pembuatan biopori, masyarakat diajari tentang manfaat dan bagaimana cara yang benar dalam melakukan kedua aktivitas tersebut. Pengetahuan ini diharapkan bisa dipraktekkan di lingkungan sekitar tempat tinggalnya, sehingga kelestarian lingkungan akan terus terjaga,” beber Ayun.

Sejauh ini, menurut Ayun, program pekarangan pangan lestari dan penanaman pohon memberikan dampak yang sama-sama cukup signifikan. Program-program tersebut dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyediaan sumber pangan dan gizi keluarga melalui optimalisasi pemanfaatan pekarangan, meningkatkan ketahanan dan kemandirian pangan wilayah sasaran melalui pengurangan pengeluaran rumah tangga dan peningkatan pendapatan dari hasil pemanfaatan lahan pekarangan dan kegiatan terkait lainnya, serta meningkatkan kesadaran, peran, dan partisipasi masyarakat dalam mewujudkan pola konsumsi pangan beragam, bergizi, seimbang, dan aman.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top