MajalahKebaya.com, Jakarta – Meidy Katrin Lengkey, seorang entrepreneur sukses, merupakan salah satu wanita tangguh, serba bisa, dan ulet, yang mematahkan stigma bahwa perempuan tidak setangguh pria. Berasal dari keluarga sederhana dengan pola asuh yang menanamkan kerja keras, Meidy tumbuh menjadi pribadi yang penuh tekad untuk bisa bekerja dan mandiri serta membahagiakan kedua orang tua. Semangat dan niat untuk meringankan beban orang tua, mulai terwujud saat ia duduk di bangku SMA. Meidy mulai mencoba-coba berbisnis, bisnis apa saja, yang penting halal. Setidaknya, hasil dari berbisnis tersebut ia bisa membiayai diri sendiri, tanpa terus menerus meminta uang saku dari orang tua.
“Seusai menyelesaikan SMA di Jakarta, saya melanjutkan kuliah. Suatu ketika, saya tiba-tiba diminta kerja oleh sebuah perusahaan sparepart kayu, padahal awalnya saya hanya berniat mau mengantar saudara yang hendak membeli sparepart mesin di perusahaan kayu tersebut. Mungkin perusahaan itu melihat ada keikhlasan, disiplin, dan detail dalam urusan pekerjaan, dalam diri saya, sehingga saya dibolehkan bekerja sambil kuliah. Lumayan buat nambah uang kuliah waktu itu. Dan, saya bersyukur, tetap dipercaya perusahaan hingga lulus kuliah. Dari situ saya mendapat banyak hal dan pengalaman yang dapat dijadikan modal untuk berkiprah ke depannya,” tutur Meidy.
Selama bekerja di perusahaan kayu, Meidy sering ditugaskan pimpinan ke hutan, mengingat pabrik kayu harus mengecek lokasi kayu di hutan. Ia merasa senang diberikan tantangan seperti itu. Ia merasa senang keluar masuk hutan. Merasa terhibur bertemu orang desa, melakukan perjalanan di desa, dengan segala macam latar belakang cerita yang tentu berbeda-beda. Dan, dari pengalaman tersebut, pemilik perusahaan semakin percaya, shingga ia pun diberangkatkan ke luar negeri untuk melihat proses pembuatan mesin-mesin kayu di sana. Meidy diminta mempelajari aplikasi mesin-mesin tersebut.
“Setelah product knowledge semakin matang tentang industri perkayuan, seiring itu saya juga sering mendapat undangan para principal dari beberapa negara. Seperti principal dari Jerman, China, Taiwan, dan Italia. Seiring waktu, saya mendapatkan kepercayaan yang sangat besar dari perusahaan untuk melaksanakan tugas kantor, yaitu memimpin divisi sendiri, saat bertugas ke Kalimantan untuk melakukan personal approach ke pabrik besar yang sparepart-nya di-support dari perusahaan tempat saya bekerja. Ketika mengunjungi pelabuhan muat, saya melihat ternyata pelabuhan untuk muat kayu jadi satu dengan pelabuhan muat batubara,” kenang Meidy.
Saat ditugaskan di Kalimantan, suatu hari Meidy tidak sengaja bertemu Warga Negara Asing (WNA) yang kebingungan saat bicara dengan orang setempat di pelabuhan. Kebetulan, Meidy bisa berbahasa Inggris sehingga ia membantu menjadi interpreter untuk keduanya. Kemahiran dan keluwesan Meidy dalam menterjemahkan maksud keduanya, menarik perhatian orang asing tersebut. Hubungan pertemanan keduanya pun semakin akrab, dan belakangan Meidy ditawarkan menjadi staff personal sekaligus membantu mengembangkan bisnis batubara yang dijalankan WNA tersebut.
“Kemudian pada tahun 2007, saya diminta untuk mencari nikel di daerah Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara. Setelah ditemukan, saya diminta ke lokasi untuk menangani proses perdagangan nikel tersebut. Seiring waktu bisnis perdagangan nikel perusahaan WNA itu berkembang pesat. Sukses di Kendari, kepak sayap bisnis perusahaan dikembangkan ke kota-kota lainnya. Dari kolase perjalan bisnis tambang tersebut, akhirnya perusahaan pun mempunyai tambang sendiri, relasi pun diperkuat dengan Pemerintah Daerah (Pemda) setempat terkait teknis perizinan, keamanan dan lain sebagainya. Dari sini saya percaya bahwa kemampuan berkomunikasi yang baik itu sangat berperan, orang akan nyaman dengan kita dalam berkomunikasi.”
Tanggal 14 Januari 2021, Meidy mendapat kepercayaan lagi oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang saat ini telah menjadi Kementerian Investasi melalui SK Kepala BKPM No. 32 Tahun 2021 sebagai Anggota Komite Penanaman Modal BKPM bidang Pertambangan. Suatu kepercayaan dan tanggung jawab yang sangat besar untuk ikut berperan membangun negara.
“Awalnya pada saat diminta Pak Menteri untuk jabatan tersebut, saya meminta waktu sekitar 1 bulan untuk memutuskan, karena saya harus berdoa dan berpuasa dulu, tanya Tuhan dulu apa rencana Tuhan ditempatkan saya di pemerintahan. Pada saat saya masuk organisasi dan pemerintahan ini secara visi, secara misi, secara mental saya tidak mampu, tapi Tuhan menempatkan saya di sini pasti ada sesuatu yang Tuhan rencanakan, apakah untuk saya, untuk anak saya, keluarga saya, orang sekitar saya, kan saya tidak tahu. Maka jalani saja dulu,” ungkap Meidy berpasrah pada Kehendak dan Rencana Tuhan.
Perjalanan karir Meidy yang penuh perjuangan dan kejutan ini membuat ia mendapatkan penghargaan dari United Peace Keepers Federal Council (UNPKFC) kategori International Women’s Leadership. Prestasi tersebut dia raih saat perayaan Hari Perempuan Internasional atau International Women’s Day (IWD) 2023 di Bangkok, Thailand. UNPKFC adalah organisasi yang berada di bawah naungan The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). IWD 2023 mengusung tema Embrace Equity atau Rangkul Kesetaraan.
“Saya mengucapkan terima kasih, khususnya untuk Global President UNPKFC, Doktor Aphinita Chaichana. Penghargaan ini bukan untuk pribadi saya, namun untuk semua perempuan di seluruh dunia. Yang terus berjuang dan memberikan inspirasi, untuk perubahan yang lebih baik.”
