Profil

Leni Muslimah, Utamakan Kesederhanaan dalam Menorehkan Manfaat Lewat Bisnis Kuliner

MajalahKebaya.com, Jakarta – Fokus ke depan pada program yang sudah ditorehkan, tidak perlu mendengarkan kanan kiri dan berhenti untuk membuktikan sesuatu terhadap manusia. Jadilah orang baik yang selalu peduli terhadap sesama dan selalu semangat maju satu langkah dari teman-teman sekitar. Insya Allah semua langkah akan selalu diridhoi. Inilah yang menjadi kesederhanaan dalam pola pikir dan semangat perjuangan yang berhasil membawa Leni Muslimah, perempuan kelahiran Sukabumi, 16 September, yang akrab disapa Teh Leni, menggapai impian dan harapan selama menekuni bisnis kuliner. Buktinya ia telah mendirikan PT Teh Leni Group (Pawon Teh Leni Catering dan Kursus Masak) serta menjadi Instruktur Tata Boga dengan Sertifikasi BNSP.

Pada awalnya Leni memulai berjualan dan berbisnis kuliner karena Muhammad Anshori, suami tercinta, gemar menyantap Nasi Bakar. Dari sana, Teh Leni berpikir untuk membuat Nasi Bakar sendiri dengan modal belajar dari Youtube dan atas dasar saran teman-teman ia menawarkan karyanya kepada orang lain dengan sistem PO di media sosial atau broadcast WhatsApp. Teh Leni bersyukur mendapat respon yang baik dan ia memutuskan untuk menekuni hobi barunya.

Setelah beberapa bulan, Teh Leni meminta ijin ke suami untuk mengikuti kursus masak, kue dan garnis sayuran. Walaupun jaraknya jauh, ia berusaha mengikuti kursus dengan keyakinan akan membuahkan hasil bermanfaat. Tak lama kemudian, suami Leni mengalami sakit yang cukup parah. Ia memutar otak agar perekonomian keluarga tetap normal.

“Akhirnya dengan modal nekat modal hanya ada sedikit saya mulai lagi berjualan nasi box dan snack box, serta tumpeng. Ada cerita lucu ketika mau jualan menu baru itu, saya selalu minta sahabat untuk mencicipi makanan yang akan saya jual. Setelah itu saya mintakan testimoninya dan ketika awal jualan tumpeng sama sekali tidak dapat untung hanya buat beli bahan-bahan saja, tapi senang ketika yang beli bilang bahwa tumpengnya cantik dan enak.”

Suatu ketika Teh Leni mengikuti kursus dan membawakan makanan yang dijual. Akhirnya tempat kursus memintanya untuk mengajar di tempat tersebut. Antara percaya dan tidak, Teh Leni sangat bersyukur dan terus meng-update diri dengan mengikuti organisasi Ikatan Ahli Boga Indonesia (IKABOGA).

“Di sini saya banyak belajar tentang kuliner, belajar begitu penting suatu legalitas, dan diawali di sini pula saya sering ikut lomba kue-kue jajanan pasar serta tumpeng yang Alhamdulillah seringnya juara. Ketika berada di komunitas ini, saya tidak malu untuk bertanya apa yang saya perlukan. Karena di komunitas ini perkumpulan orang-orang kuliner yang mempunyai catering dan restoran serta perkumpulan pengajar tata boga yang hebat.”

Satu per satu pengalaman membuat Teh Leni memutuskan untuk mengikuti legalitas pengajar, ujian instruktur, sertifikasi BNSP dan kuliah lagi mengambil jurusan Tata Boga (Chef). Sebelumnya ia merupakan lulusan Sarjana Pendidikan Agama Islam.

Hadirkan Produk Berkualitas. Teh Leni menawarkan produk masakan Indonesia atau masakan Nusantara yang disajikan dengan cantik dan menarik. Ia juga mengangkat jajanan pasar dengan model yang berbeda, menerima pesanan snack box, nasi box, coffee break, prasmanan, wedding dan frozen food. Dalam produk makanan, Teh Leni berkomitmen untuk menggunakan bahan-bahan baku yang aman dan berkualitas agar mendapatkan hasil maksimal.

“Saya terjun langsung ke pasar untuk memastikan bahwa bahan-bahan yang dibeli berkualitas. Saya masih sering terjun  ke dapur untuk menu tertentu, apalagi masalah dengan style atau penataan yang membutuhkan tampilan cantik saya pasti turun tangan walaupun harus tidak tidur. Saya selalu menjaga kepuasan customer dan pantang bilang tidak bisa ketika ada orderan mendadak dan untuk pengadaan makan dan minum saat ini sudah bekerja sama dengan Pemda DKI untuk mengembangkan dan belajar banyak tentang usaha catering ini kemudian saya bergabung dengan komunitas PPJI DKI Jakarta.”

Sementara untuk kursus masak, selama pandemi Teh Leni membuka kursus online memasak yang dikelola beberapa EO dan perusahaan. Ia bekerja sama dengan perusahaan Korea untuk membuat kelas online memasak dan sekarang mulai bergabung dengan Pemerintah untuk menjadi tutor tata boga di berbagai pelatihan.

“Saya selalu berprinsip kalau saya pasti bisa dengan tekun belajar pasti akan mendapatkan hasil, yang pasti harus mau belajar dan tetap semangat.”

Hadapi Pandemi dengan Ketekunan. Awal tahun 2022 adalah tahun di mana pandemi sudah melandai, masyarakat kembali bekerja di semua bidang pekerjaan. Kantor pemerintah maupun swasta memulai aktivitasnya dengan penuh. Kegiatan sosial, pendidikan, keagamaan yang mengumpulkan banyak orang kembali semarak dan terus berlangsung sampai akhir tahun 2022. Dalam situasi tersebut, pesanan catering mulai datang setelah mengalami hibernasi paanjang selama 2 tahun pandemi.

“Setelah masuk e-order (aplikasi untuk pengadaan makan dan minum) dari Pemda DKI hampir tidak ada hari tanpa pesanan catering. Alhamdulillah kami syukuri dan nikmati semuanya karena semua ini membutuhkan proses yang panjang.”

Prospek ke depan, di tahun 2023 Teh Leni berharap cukup cerah. Ia akan memperluas marketing untuk usahanya karena semakin banyak yang mengenal usaha, semakin besar harapan untuk lebih maju. Ia juga akan berkiprah di catering wedding dan menyelenggarakan pelatihan kuliner.

Keluarga Nomor Satu. Teh Leni menyadari kodratnya sebagai ibu dari Alif Muttaqi Albar dan Izzudin Alba serta seorang istri bagi suami tercinta. Dalam kesibukan apapun, ia tetap menomorsatukan keluarga. Ia tak pernah lepas dari tanggung jawab untuk mendampingi anak-anak belajar dan menyiapkan keperluan suami. Perannya tidak hanya berhenti di dalam rumah, tetapi di luar rumah yang fokus pada pendidikan anak.

“Saya juga mengajarkan untuk memahami peran masing-masing di dalam  keluarga, dan peran saya pun terhadap pendidikan anak, dengan cara saya menjadi pengurus komite di sekolah dengan alasan agar anak menjadi nyaman belajar di sekolah tersebut, dari mulai Ketua Komite sampai menjadi Penasehat Komite di sekolah anak- anak, itu semua demi mendampingi anak-anak di sekolah.”

Sosok Ibu yang Berarti. Kehadiran seorang ibu atau umi, merupakan sosok yang luar biasa. Dengan lembut dan penuh kasih sayang, Sang Bunda setia menopang ketika anaknya terjatuh, memberikan banyak pelukan dan cinta dan tidak pernah meninggalkan bagaimanapun keadaannya.

“Terima kasih telah merawat, mengajari dan membimbing. Kasih sayang Ibu mampu membangkitkan dan memberikan. Kasih sayang Ibu memberikan kekuatan pada diri, selalu menyentuh hati dengan cara yang berharga. Kehidupan yang umi berikan, pelajaran yang telah diajarkan, serta cinta yang telah ditunjukkan tidak pernah saya lupakan. Semangat saya dari berbagai bidang, itu adalah salah satu warisan dari beliau yang tidak pernah mengeluh dalam segala hal. Pasti Umi tak ingin saya berada dalam keadaan susah. Kekhawatiran Umi selalu membuat saya berhati-hati dalam melangkah dan dalam membuat keputusan.”

Sepenggal Syair untuk Umi

Terima kasih atas semua pengorbananmu

Darimu, aku belajar banyak hal

Sosok yang begitu tegar dan sabar

Dalam menghadapi lika-liku kehidupan

Hatimu bagaikan malaikat

Kasih sayangmu tak terbatas waktu

Dalam setiap doamu

Kau tak pernah sedikit pun melupakan kami

Bahkan di saat semua tertidur lelap

Kau bermunajat pada Sang Ilahi

Agar putra-putrimu menjadi insan Islami

Jasamu begitu besar kepada kami

Pengorbananmu begitu besar kepada kami

Hingga kau rela banting tulang

Kau peras seluruh keringatmu

Bahkan sengatan matahari, hantaman air hujan

Menjadi sahabatmu

Namun hal itu tak sedikit pun mematahkan semangatmu

Kau tak pernah menghiraukan itu semua

Kau tidak meminta imbalan sedikit pun dari kami

Hingga kau rela mempertaruhkan jiwa dan ragamu

Sungguh mulianya hatimu

Umi… Bapa…

Semoga Allah selalu melindungi setiap langkahmu.

Tumbuh Tangguh Bersama Keluarga. Teh Leni terlahir dari keluarga ekonomi menengah ke bawah. Untuk makan sehari-hari cukup sulit dan apa adanya. Ia teringat ketika Sekolah Dasar, jika ingin makan enak, maka Umi harus mengambil ikan di kolam dan sayuran yang ditanam di samping rumah. Untuk menikmati daging ayam, ia hanya merasakan setahun dua kali, yaitu saat Idul Fitri dan Idul Adha.

“Ketika saya melanjutkan SMP di pesantren boarding school dan kala itu biayanya lumayan bagi kami. Tapi Umi dan Bapa semangat untuk menyekolahkan saya karena mereka berpikir anak-anak harus punya pendidikan yang layak untuk bekal kehidupan di dunia dan akhirat, yang menjadikan saya terharu dan sedih ketika Umi bercerita.”

Jarak antara rumah dan pesantren tergolong jauh, sehingga orang tua Teh Leni jarang mengunjunginya. Orang tua berjuang keras demi pendidikannya, sehingga seringkali mengabaikan kepentingan dan kesenangan pribadi.

“Dan yang menjadi mata air cinta, dengan sepenggal kisah Umi, tanpa saya melupakan seorang Bapa. Beliau adalah cinta pertama saya yang rela bercucuran keringat untuk menghidupi keluarga karena sampai sekarang ketika beliau mempunyai rezeki lebih anak-anaknya selalu diberi jatah walaupun saya sudah berumah tangga. Tidak ada bedanya pengorbanan Umi dan Bapa itu, untuk kalian I love u more.”

Leni memiliki impian untuk mengajak haji Umi dan Bapa. Meskipun kedua orang tuanya sudah berangkat haji, tapi Teh Leni ingin merasakan nikmatnya beribadah dengan orang yang sudah menaruhkan semua nyawa dan kehidupan, sehingga ia mampu bertahan dan berdiri tegak hingga saat ini.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top