MajalahKebaya.com, Jakarta – Selain fokus pada proses penyembuhan pasien, menekuni profesi dokter diharapkan dapat melakukan upaya preventif atau pencegahan dengan cara memberikan edukasi kepada masyarakat luas. Banyak cara yang dapat dilakukan salah satunya sebagai content creator yang menghadirkan pengalaman dan pengetahuan dengan tujuan agar masyarakat dapat memahami makna kesehatan dan kecantikan secara mendalam. Dokter Maria Fransisca, Dipl.Cidesco, atau akrab disapa dr. Ika telah membuktikan bahwa panggilan profesi sebagai dokter tidak terbatas ruang dan waktu, tetapi dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas dengan pemanfaatan teknologi digital.
Dokter kelahiran Lampung, 19 Februari, yang juga fokus menjadi ibu rumah tangga ini, merupakan sosok di balik kesuksesan Skincare Dricha. Ia lebih banyak memberikan edukasi di platform media sosial, TikTok. Pemahaman yang diberikan tidak terbatas pada perawatan wajah atau pemakaian krim berbahaya, tetapi menginformasikan secara mendalam apa sesungguhnya yang dibutuhkan kulit dan cara penanganan dari berbagai permasalahan kulit.
“Saya edukasi jenis-jenis kulit dan cara menentukan perawatannya, ciri-ciri kulit berminyak, kulit kering dan lain-lain. Karena sebelum kita melakukan perawatan, kita harus memahami dulu jenis kulitnya. Saya lebih banyak mengedukasi daripada saya menjual produk sendiri. Saya juga sering live dan langsung berinteraksi untuk memberikan edukasi.”
Awalnya dr. Ika tidak terlalu serius menjadi content creator TikTok. Ia hanya membuat satu video yang membicarakan tentang hiperpigmentasi. Ternyata videonya viral dan ia mendapat banyak komentar dari netizen. Video yang diunggahnya berhasil menambah followers dengan jumlah yang tidak disangka dan ia semakin bersemangat memberikan informasi mengenai kecantikan.
“Tadinya main-main doang kaya’ bercanda, tapi di TikTok jatuh bangun dan ternyata tidak mudah. Jadi kalau kita tidak konsisten akan berpengaruh. Saya sempat berhenti nggak ngonten dan waktu mau mulai lagi rasanya berat sekali. Ternyata jadi content creator tidak semudah itu, harus komitmen dan setiap hari buat konten.”
Setelah melewati proses beredukasi di dunia media sosial selama tiga tahun, dokter yang gemar nonton dan kulineran ini rajin upload konten sebanyak tiga kali dalam sehari. Idenya datang secara spontan dan dari dalam diri sendiri. Ia mengerjakan proses produksi secara mandiri dengan keyakinan bahwa kontennya dapat memberikan pencerahan bagi masyarakat.
“Idenya spontan dan saya banyak ngangkat pertanyaan dari netizen untuk dibahas. Saya mengerjakan semuanya sendiri, tidak ada tim yang membuat konsep atau pun yang ngedit. Semua berjalan natural apa adanya tanpa menuntut persiapan apapun juga. Orang-orang jadi konten kreator membutuhkan persiapan yang banyak, tapi saya tidak dan mengalir begitu saja.”
Tetap Fokus untuk Keluarga. Dr. Ika bersyukur pekerjaan sebagai dokter dan content creator tidak membuatnya kehilangan waktu berkualitas bersama keluarga. Ia menyadari pekerjaan yang dilakukan sangat menyenangkan dan dapat saling berkolaborasi. Sembari ngonten, ia dapat memberikan waktu terbaiknya untuk kedua buah hati tercinta, Jason Immanuel Theodores (Kelas 6 SD) dan Jillian Callysta Theodores (Kelas 4 SD).
“Sejujurnya saya orangnya introvert dan tidak terlalu suka keramaian. Jadi hanya orang-orang terdekat yang sering bersosialisasi. Saya happy dengan kondisi sebagai ibu rumah tangga dan content creator yang memberikan banyak edukasi. Waktu luang saya tetap banyak untuk dihabiskan bersama keluarga.”
Istri dari Thio Ananda Steven VT, Sp.Rad ini, memiliki rencana ke depan untuk mengembangkan channel Youtube dan membuka beauty store di beberapa kota. Tahun ini, ia akan meluncurkan outlet untuk brand miliknya sendiri agar dapat menjangkau konsumen yang ingin bertransaksi secara offline.
“Semoga beauty store dapat dibuka di akhir tahun. Selama ini produknya hanya dikenal secara online, jadi saya berusaha membuat fisiknya agar orang bisa datang dan membeli langsung. Saya juga mau mengembangkan konten kesehatan tidak hanya di TikTok, tapi diperluas ke channel Youtube. Selama ini kan TikTok edukasinya sepotong-sepotong jadi kurang panjang dan kurang jelas. Jadi saya berencana untuk mengembangkan konten edukasi melalui channel Youtube.”
Merdeka dalam Berkarier. Dr. Ika bersyukur selama berkarier dan menuntaskan setiap pekerjaan, ia mendapat dukungan penuh dari suami dan keluarga. Kemerdekaan dalam berkarier, diyakini dr. Ika sebagai motivasi dalam bekerja tanpa adanya beban dan sesuai dengan passion.
“Suami saya sangat mendukung dan saya sudah merasakan kemerdekaan dengan mengerjakan apapun yang saya inginkan dan pastinya bermanfaat bukan hanya untuk diri saya sendiri. Kemerdekaan juga berarti saya dapat mengerjakan sesuatu sesuai dengan passion.”
