MajalahKebaya.com, Jakarta – Dream, action, all out and pray!! Bermimpi dan berani mewujudkan mimpi. All out dalam menjalankan mimpi dan selalu berdoa karena percaya bahwa semua yang ada di dunia ini adalah kepunyaan Yang Maha Kuasa. Keyakinan sederhana, tetapi mendalam yang tertuang dalam pemikiran Apt. Imelda Ferendina, S.Si., M.Farm, apoteker kelahiran Jakarta, 13 Desember, yang akrab disapa Imel. Ia memegang teguh kepercayaan bahwa sebagai manusia harus selalu berserah dan menyerahkan keputusan, kesuksesan atau apapun ke dalam tangan Yang Maha Kuasa.
“Motto ini yang membuat saya selalu bermimpi yang tinggi, besar, bekerja keras, all out dengan segenap hati, tenaga, pikiran kemudian bungkus dalam doa. Ketika saya SMA, ayah saya karena dia seorang salesman perusahaan farmasi, punya kerinduan putrinya bisa menjadi apoteker. Ibu saya karena sakit kanker rahim yang dideritanya, punya kerinduan setelah saya menjadi apoteker untuk memiliki apotek. Bahkan beliau ingin jadi kasir/mengawasi keuangan di apotek saya nantinya. Jadi hidup yang saya jalani sekarang adalah mimpi, harapan dan doa kedua orang tua saya.”
Kesederhanaan pemikiran, tetapi tangguh dalam berjuang yang berhasil membuktikan karier Imel di dunia farmasi baik sebagai apoteker maupun pebisnis. Awalnya Imel membuka apotek pada tahun 2001 dengan nama Dina Farma, tetapi harus berakhir di tahun 2007. Di tahun 2005, Imel mendirikan Apotek Keshia Farma dan terus berjaya sampai sekarang. Dari kedua apotek ini bisnisnya berkembang ke bidang usaha yang lain. Selain membuka apotek, ia juga merupakan Dosen PKPA (Praktik Kerja Profesi Apoteker) di Medan, Sumatera Utara. Imel juga dipercaya menjadi dosen tamu di beberapa kampus, pembicara tentang bisnis apotek dan farmasi komunitas.
“Jadi tahun 2005 saya menjadi dosen, tahun 2018 saya mulai jadi pembicara. Saya juga berkontribusi menjadi narasumber di FIP (International Pharmaceutical Federation), Organisasi Farmasis se-dunia. Semuanya itu sampai sekarang masih saya kerjakan dan sekarang sedang menempuh studi S3 di Universitas Sumatra Utara. Saya juga aktif sebagai mentor untuk teman-teman yang mau buka apotek. Sekarang saya sedang menjajaki untuk masuk ke dunia konten kreator dan menulis sebuah buku ‘Membangun Bisnis Apotek dari Nol’. Mudah-mudahan tahun ini bisa selesai bukunya.”
Dukungan Suami dan Keluarga. Imel bersyukur memiliki suami yang mendukung penuh karier dan bisnisnya. Ia tidak sendiri dalam mengerjakan segala sesuatunya karena dengan begitu banyak tanggung jawab tentu bukan hal mudah untuk memanajemen semua usaha dan profesinya. Selain itu, dukungan anak-anak menjadi kekuatan yang mampu memberikan kehangatan di saat ia merasa lelah.
“Saya sangat beruntung punya suami yang sangat mendukung profesi, pekerjaan dan bisnis saya.”
Pemilik hobi menulis, membaca dan mendengarkan musik ini merasa beruntung diberikan kesempatan oleh suami untuk kuliah sampai S3. Ia juga diijinkan untuk berbisnis laundry, rumah kost, restoran dan lain-lain. Tanpa suami dan anak-anak, diungkapkan Imel, ia tidak mungkin bertahan dan berkembang apalagi di era teknologi digital yang tidak pernah berhenti bergerak.
“Anak-anak membantu merapikan media sosial saya (FB dan IG) juga membuat video dan pekerjaan lain yang berkaitan dengan teknologi digital untuk menunjang, profesi, bisnis dan karier saya. Saya sangat berterima kasih dan sangat bangga juga bahagia memiliki dukungan sistem seperti suami dan anak-anak yang luar biasa.”
Imel percaya bahwa ia bukan ibu dan istri yang sempurna, tetapi di balik ketidaksempurnaan tersebut Imel yakin suami dan anak-anak sangat mencintainya. Karena itu dalam prioritas kehidupannya, keluarga merupakan harta yang paling berharga.
“Mereka yang membuat saya merasa hidup ini berguna dan berarti. Karena saya percaya setinggi-tingginya perempuan sekolah, bekerja atau apapun dia tetaplah menjadi istri dan ibu bagi keluarganya. Kedua putri saya akan menamatkan pendidikan mereka. Putri pertama saya sedang menyelesaikan penelitian di Kedokteran USU dan yang kedua sedang penelitian juga di Farmasi USU, serta anak ketiga yang masih Kelas X SMA. Saya pun sedang penelitian disertasi untuk Program Doktor Ilmu Farmasi. Setelah kami menyelesaikan pendidikan, saya rindu untuk pergi bersama liburan. Intinya tidak penting ke mana kita pergi, tapi yang penting dengan siapa kita pergi.”
Cepat Beradaptasi di Era Digital. Di era digital banyak sekali perubahan yang berpengaruh terhadap pekerjaan. Menanggapi situasi ini, Doktor Ilmu Farmasi ini turut aktif terlibat di dalam perubahan tersebut dengan mulai aktif di Instagram, membuat konten pengalaman, pengetahuan dan keluarga. Ia juga sering sharing acara dan quote yang memberikan motivasi.
“Ini sebagai branding bagi saya karena zaman sekarang personal branding itu sangat penting. Orang tidak akan kenal, percaya dan peduli sama kita kalau kita tidak pernah menampilkan kita ini sebenarnya siapa. Bukan sombong, tapi kita berusaha menampilkan diri dengan nyata.”
Terinspirasi Tokoh Indonesia. Imel mempunyai banyak orang yang menginspirasi. Ia senang mengidolakan orang-orang yang mampu menyeimbangkan karier, bisnis, pekerjaan, jabatan dengan kehidupan rumah tangga atau berkeluarga. Saat ini, ia mengidolakan Mahfud MD, Prof Rhenald Kasali, Hermanto Tanoko dan Ibu Apt. Nurhayati Subakat (Pendiri Wardah).
“Saya melihat keluarga mereka harmonis termasuk pekerjaan dan bisnisnya. Saya juga mengidolakan Najwa Shihab yang hidupnya jauh dari gosip. Pastinya saya sangat mengidolakan ayah saya yang hanya lulusan STM dan ibu saya yang tidak lulus SMP, tapi bisa melahirkan saya dengan segala kekurangannya dapat membentuk saya menjadi pribadi seperti sekarang ini yang kuat, tangguh dan ulet.”
Menjadi sukses, ditambahkan Imel, berarti harus memiliki pikiran, tindakan, kebiasaan dan karakter positif, maka kesuksesan akan diraih dan berakhir menggembirakan. Seperti quote dari Margaret Thatcher ‘Watch your thoughts, for they will become actions. Watch your actions, for they’ll become habits. Watch your habits for they will forge your character. Watch your character, for it will make your destiny’. Hati-hati dengan pikiranmu karena itu akan menjadi tindakanmu, hati-hati atau awasi tindakanmu karena itu akan menjadi kebiasaan, perhatikan kebiasaanmu akan menjadi karakter, karaktermu akan menjadi takdirmu.
“Orang yang ingin sukses dia harus memperhatikan pikirannya. Jangan negatif, jangan iri dengki, jangan mempersulit orang. Dia harus semangat, positif, mempermudah orang lain. Tidak perlu menjadi orang lain, amati dan contohlah. Modifikasi orang lain, tapi tidak menjadi orang lain. Tidak ada sukses yang mudah. Saya ingat juga ada quote dari Pak Dahlan Iskan ‘Orang hebat tidak dihasilkan dari kemudahan dan kenyamanan. Orang hebat dihasilkan dari perjuangan, kerja keras dan air mata’.
