MajalahKebaya.com, Jakarta – Harapan untuk menjadi ladang amal dan pengabdian kepada masyarakat yang membutuhkan menjadi motivasi Dr. (CAN) Hj. Lisda Hendrajoni, S.E., M.M.Tr selama terjun di bidang politik. Obsesi yang paling kuat dari setiap perhentian yang telah dilewati selama menjadi Anggota DPR RI Komisi X Fraksi Partai Nasdem adalah melakukan kebaikan yang lebih besar untuk masyarakat agar hidupnya bermanfaat bagi banyak orang.
Lisda bersyukur setelah kariernya sebagai pramugari Garuda (1993-2011) dan pernah masuk ke Tim Presiden serta VVIP dari BJ Habibie-Gusdur diakhiri dengan sebuah keputusan, ia memilih untuk mengikuti suami tercinta, H. Hendrajoni, S.H., M.H yang berprofesi sebagai Bupati di Pesisir Selatan.
Wanita kelahiran 19 Januari, S1 Jurusan Ekonomi Universitas Surapati Jakarta, S2 Jurusan Transportasi Universitas Trisakti Jakarta dan S3 Ilmu Pendidikan dan Bisnis International ini, banyak terlibat dalam kegiatan sosial bersama suaminya. Mulai dari bedah rumah, bantuan disabilitas, pendidikan dan kesehatan yang dibutuhkan di daerah. Nama kegiatan yang dicanangkan adalah Dulsanak yaitu membantu dulsanak, yang artinya saudara membantu saudara.
“Berjalan kurang lebih tiga tahun dan kita bisa membangun 8.000 rumah yang layak huni sampai akhirnya mendapatkan penghargaan Satya Lencana Kebaktian Sosial dari Presiden untuk kategori Orang-Orang Pemerhati Sosial. Menjelang Pemilu 2019, saya dilamar beberapa partai untuk jadi wakil Sumatera Barat menjadi DPR RI. Akhirnya saya bersedia untuk menjadi calon agar bisa memberikan yang terbaik untuk Indonesia khususnya Sumatera Barat.”
Sebelum menjadi Anggota DPR RI, Lisda fokus di bidang sosial, pemberdayaan dan keagamaan. Karena itu, untuk saat ini ia memilih Komisi VIII untuk melanjutkan apa yang sudah dilakukan yaitu pemitra kerja, agama, sosial, perempuan dan anak.
“Pendidikan menjadi satu hal penting yang diperhatikan mulai dari sistem, kesejahteraan guru, prasarana dan fasilitas perlu ditinjau lagi dengan Undang-Undang yang lebih kuat. Saya sekarang ada di Komisi X dan bermitra kerja dengan Kemendikbud Pariwisata dan Pemuda Olahraga serta perpustakaan, tetapi masalah sosial, agama, perempuan dan anak-anak tetap menjadi fokus saya.”
Keterlibatan Lisda dalam kegiatan politik, sosial dan masyarakat sangat aktif dan bermanfaat. Buktinya selain sebagai Anggota DPR RI Fraksi Nasdem Periode 2019-2024 dan DPP Partai Nasdem Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Anak, ia juga memiliki aktivitas lain di antaranya Ketua 1 DPP Karate Goju Ass, Ketua PP Lembaga Seni Qasidah Indonesia (LASQI), Wakil Ketua Umum Bidang Agama dan Adat DPP PKPS, Ketua Umum Ikatan Pengusaha Muslimah Sumatera Barat, Pembina Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia Sumatera Barat, Ketua Badan Kontak Majelis Taklim Kabupaten Pesisir Selatan dan Pembina Organisasi Muhammadiyah dan Aisyah Kabupaten Pesisir Selatan.
Ketekunan dan komitmen Lisda untuk fokus kepada kepentingan masyarakat dibuktikan dengan beberapa penghargaan yang diraih di antaranya Empat Wanita Inspiratif Indonesia 2019 Partai Nasdem, Anggota DPR RI Terpilih Tahun 2019-2024 dari Partai Nasdem Dapil SUMBAR 1, Wanita Inspiratif Indonesia Kategori Bunda PAUD dari Forum Wanita Inspiratif Indonesia 2019, The Top Women Leader of The Year 2020, Seven Media Asia di Bali 2020 dan 50 Wanita Paling Berpengaruh di Indonesia Tahun 2021 versi Media Tempo.
Sosok Inspiratif dan Dukungan Keluarga. Memantapkan karier politik dan berani menghadapi segala tantangan merupakan karya nyata yang dicapai oleh perempuan yang gemar traveling, menulis dan mendengarkan musik ini. Setiap pencapaian tentu ada motivasi yang melatarbelakangi salah satunya sosok inspiratif di dalam setiap langkah karier. Selama ini Lisda mengidolakan Ibunda Siti Khodijah yang merupakan sosok perempuan hebat, saleh, sukses dalam karier, bisnis dan juga mendukung suami, membesarkan agama, membangun perjuangan untuk orang banyak. Selain itu, orang tua khususnya sang ayah tak pernah berhenti mengajarkan kebaikan dan kesalehan.
“Saya belajar dari Papa tentang kedermawanan, berbuat baik kepada semua keluarga, orang lain dan bersedekah. Dalam karier politik saya, Alhamdulillah keluarga mendukung dan saya ada di sini. Ini mungkin juga satu kendala bila suami atau keluarga tidak mendukung. Karena masih ada pemahaman lebih baik perempuan di rumah untuk mengurus keluarga. Restu suami dan keluarga sangat penting karena akan melancarkan semua pekerjaan.”
Perempuan di Dunia Politik. Peran perempuan sebagai tokoh politik tak perlu diragukan lagi. Di Partai Nasdem, menurut Lisda perempuan menjadi perhatian dan diberi kesempatan. Kemungkinan partai ini merupakan satu-satunya partai yang melebihi 30% dari kuota yang diharapkan untuk perempuan. Sampai sekarang perempuan yang mendaftar menjadi anggota DPR sudah melampaui 30% atau mencapai 33%.
“Seberapa signifikan, tentu ini sangat signifikan. Kita berharap ada kontribusi yang baik dari pada perempuan karena setengah dari planet bumi ini terdiri dari perempuan dan yang paling tahu kebutuhan perempuan itu adalah perempuan sendiri. Sehingga memang perlu ada perempuan untuk bisa mewakili aspirasi perempuan yang ada di Indonesia. Alhamdulillah sampai saat ini saya tidak pernah merasakan atau melihat hal-hal yang negatif atau perlakuan terhadap Anggota Dewan perempuan dari mitra kerja maupun dari luar. Sejauh ini baik baik saja, kami saling mendukung dan sama setara dalam arti sesuai kemampuan saja.”
Perempuan dan laki-laki memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Jika disatukan akan menjadi suatu kekuatan yang luar biasa. Bukan berarti laki-laki tidak memperhatikan kebutuhan perempuan, tapi pastinya perempuan yang memahami kebutuhan sendiri. Maka jika negara tidak melibatkan perempuan, berarti akan kehilangan setengah kekuatan. Lisda meyakini bahwa pendidikan politik untuk perempuan sangat penting. Untuk memahami mengapa perempuan harus ada di bidang tersebut selanjutnya harus didukung dengan Undang-Undang. Di lapangan banyak perempuan yang mampu dan aktif di masyarakat, tetapi memiliki kekurangan misalkan dari sisi finansial.
“Mereka yang sudah ada di zona nyaman mungkin tidak tertarik dengan dunia politik. Jadi memang harus ada orang yang peduli bergerak mewakili perempuan dan harus didukung secara finansial. Saat saya kunjungan kerja di Jerman di sana kampanye dibiayai oleh pemerintah untuk kampanye seperti spanduk dll. Jadi ini memudahkan perempuan yang punya kompeten untuk masuk di dunia politik. Kendala yang seringkali terjadi perempuan yang punya potensi pintar berpolitik, tapi tidak ada biaya. Sebaliknya perempuan yang ada biaya, tapi tidak tertarik di dunia politik. Saya mengajak perempuan untuk ikut berpolitik larena dunia politik ada hal baik. Bisa melakukan sesuatu yang baik bermanfaat untuk orang banyak dan jalan kita menuju akhirat dengan kerja baik.”
Rencana dan Target. Rencana yang telah diukir ibunda dari Rani Gustiara Ayu (26 tahun/Sarjana), Muhammad Kindha (19 tahun, Universitas), Khumaira Fitrihani Rawdha (14 tahun/SMA) dan Muhammad Rayyan Ararya (6 tahun/TK) untuk menyongsong tahun politik diwujudkan dengan mendaftarkan serentak pada 11 Mei 2023 di KPU dan terus melaksanakan tugas-tugas di Parlemen sampai selesai. Sementara di daerah pemilihan, ia bersama partainya terus melakukan sosialisasi dan terjun ke lapangan untuk mempersiapkan tahun 2024.
“Jika tidak menjabat lagi sebagai anggota DPR, saya akan tetap menjalankan kehidupan sebagaimana biasanya. Menjalankan bisnis, kegiatan sosial, keagamaan dan memberikan kontribusi dalam pelatihan kepada perempuan dan juga pemuda. Karena pikiran itu doa jadi saya tidak pernah berpikir negatif. Insha allah yang terbaik Allah berikan. Drngan tujuan kita kerja itu ibadah. Diiringi dengan doa, insya allah Allah akan berikan yang terbaik.”
