Profil

Sugeng Waskito, Mengembangkan Batik Tulis Lewat Ciri Khas Abstrak Kontemporer

MajalahKebaya.com, Jakarta – Fashion adalah hobi dan passion yang terwujud lewat lingkungan dan karya-karya indah. Sugeng Waskito, kelahiran Yogyakarta, 23 April 1967, mewujudkannya dengan penuh cinta dan kesadaran ketika ia berhasil mempersembahkan karya terbaik lewat Gee Batik.

Kerja keras Sugeng berawal dari profesinya sebagai guru model yang sering mengamati dunia fashion khususnya dari seorang desainer. Kebetulan adiknya juga seorang desainer, maka dari sana ia belajar dan mendalami menjadi seorang desainer. Pertama kali mempelajari desain, Sugeng menggambar rancangan yang simpel dan ia menikmati hasil coretannya di atas kertas.

“Belajar desain yang simpel dan ternyata asyik corat-coret di atas kertas dengan gambar model baju pola dan gambar motif-motif batik. Karena di sini saya adalah desainer yang tidak hanya membuat baju, tetapi juga membuat motif baju.”

Penggemar kegiatan berorganisasi dan traveling ini membuat batik tulis yang memiliki keunikan tersendiri yaitu abstrak kontemporer. Ia pernah disebut sebagai pelopor batik abstrak dan menyasar segmen pasar tertentu.

“Saya memiliki daya tarik tersendiri yaitu abstrak kontemporer dan saya pernah mendapat sebutan pelopor batik abstrak. Segmen pasar saya untuk orang-orang yang mengetahui batik tulis di mana batik yang dibuat dengan tangan manual dan membutuhkan proses yang lama, maka Gee Batik membanderol harga sesuai dengan kualitas.”

Target Pasar Milenial. Milenial yang cinta produk dalam negeri menjadi target potensi pasar yang besar bagi UMKM. Berangkat dari itu, Sugeng sebagai pelaku UMKM berusaha menyesuaikan diri dan memperbaiki kualitas produk agar tidak kalah saing dengan negara lain. Ia berupaya melakukan terobosan untuk survive dan jaya dengan berkreasi dan menampilkan ide-ide baru tanpa plagiat, tetap pada pendirian dan ciri khas tersendiri yaitu abstrak kontemporer, tetap eksis di dunia fashion baik di dalam maupun luar negeri.

“Selain menyasar target pasar milenial, rencana ke depan saya ingin membuat toko atau butik yang lebih besar dari sekarang. Saya ingin membuat pusat oleh-oleh khas Yogya dengan merangkul UMKM Yogyakarta.”

Untuk mewujudkan mimpinya, Sugeng membekali diri dengan doa dan komitmen untuk tetap bertahan di dunia bisnis. Ia menyadari dalam mengembangkan usaha tentunya membutuhkan banyak waktu, sehingga komitmen untuk terus berjuang dan berupaya hingga mencapai kesuksesan adalah keharusan.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top