MajalahKebaya.com, Jakarta – Kondisi kesehatan menjadi faktor sangat menentukan untuk manusia menikmati hidup, meningkatkan produktivitas, serta mampu berinovasi, berkarya dan sebagainya. Jika kualitas kesehatan tidak baik, tentu kita tidak bisa menjalankan aktivitas sehari-hari dengan maksimal. Juga sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM) 2020-2024, salah satunya ‘SDM Berkualitas dan Berdaya Saing’, maka untuk mewujudkan hal tersebut, kualitas kesehatan menjadi hal yang sangat krusial. Demikian diungkapkan oleh Kartika Nurani Basuki, yang didapuk sebagai Ketua Bidang 2, Peningkatan Kualitas Kesehatan Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM).
Menurut istri atau pendamping dari Menteri PUPR Basuki Hadimuljono ini, OASE KIM sangat mendukung dan fokus untuk mendorong peningkatan kualitas kesehatan, terutama Kesehatan Perempuan, Kesehatan Ibu, serta Kesehatan Anak atau Balita. OASE KIM akhir-akhir ini turut serta dalam mengkampanyekan pentingnya skrining kanker payudara, skrining kanker serviks serta penurunan balita stunting yang juga masih menjadi masalah di Indonesia. Dan, meningkatkan kualitas kesehatan tentunya tidak hanya bisa dilakukan oleh segelintir pihak saja, namun ini adalah sebuah gerakan yang turut serta harus melibatkan semua kalangan.
Beberapa masalah kesehatan yang masih persisten di Indonesia berdasarkan data tahun 2022, lanjut Kartika, antara lain :
- Balita Stunting 21,6% dan Wasting 7,7%. Stunting memiliki dampak yang serius terhadap kesehatan anak, salah satunya adalah menurunnya kecerdasan.
- Angka Kematian Ibu (AKI) yaitu 189 per 100.000 kelahiran hidup, Angka Kematian Bayi (AKB) 16,85 per 1000
- Kanker pada Wanita: kanker payudara (66 ribu) dan kanker serviks (37 ribu). Capaian deteksi dini kanker payudara (Sadari dan Sadanis) adalah 4.4 juta dari target 29 juta, capaian deteksi dini kanker serviks (IVA Test) adalah 3.7 juta dari target 29 juta.
- Estimasi kasus Tuberculosis di Indonesia yaitu 969.000 kasus. Namun baru 720 ribu kasus (74%) ditemukan dan dilaporkan.
- Terjadinya wabah Covid 19
“Masalah-masalah kesehatan ini harus segera diatasi untuk memastikan kualitas hidup yang baik,” tegas Kartika.
Khusus dalam penanganan masalah stunting dan gizi buruk, beberapa Program Pencegahan Stunting Tahun 2023 yang dilakukan OASE KIM yaitu Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan sosialisasi tentang stunting ke beberapa desa binaan dari Kemendes antara lain di Desa Batmen, Kec. Telukpandan, Pesawaran, Lampung; Desa Lempasing Kec. Sukaajaya, Sumedang, Jawa Barat; Desa Noelbaki, Kec. Kupang Tengah, Kab. Kupang, NTT ; Desa Jadih, Kec. Soccah, Bangkalan, Jawa Timur.
“Selain itu, Bidang 2 sedang menyiapkan program ‘Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Anak Stunting’ bekerja sama dengan Kemenkes. Juga melakukan kunjungan ke Anak Asuh Stunting untuk monitoring,” tambah Kartika dengan bersemangat.
Pelaksanaan program-program kerja Bidang 2 ketika melakukan kunjungan ke masyarakat, antara lain: Melatih guru dan anak-anak sekolah untuk membiasakan 6 langkah Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS); Menyiapkan sarana CTPS di sekolah-sekolah dan Puskesmas; Mengajak masyarakat dan anak-anak untuk ikut vaksinasi Covid 19 (kepada 571 anak usia 6-11 tahun di Auditorium Siwabessy, Kemenkes, Jakarta pada tanggal 24-28 Januari 2022 dan vaksinasi booster untuk 500 orang usia 30-50 tahun di Labuan Bajo, NTT pada tanggal 28 September 2022); Sosialisasi Ca Payudara dan Ca Seviks.
Sejauh ini, menurut Kartika, program-program yang progresnya paling signifikan antara lain pembuatan sarana CTPS (bekerja sama dengan Kementerian PUPR) di sekolah-sekolah. Pada Tahun 2022 telah diserahterimakan sebanyak 1011 unit/2022 buah wastafel cuci tangan. Tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Di tahun 2023, bulan Januari telah diserahterimakan sebanyak 90 unit yang tersebar di Provinsi Jateng, Provinsi Jatim, dan Provinsi DKI. Bulan Februari telah diserahterimakan 90 unit yang tersebar di Provinsi Lampung, Provinsi Sumsel, dan ProvinsiBali. Bulan Maretsebanyak 100 unityang tersebar diProvinsi Jabar, Provinsi Bengkulu, dan Provinsi Jambi. Juga Praktik Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di TK pada saat Kunker IBN dan OASE KIM ke daerah.
Selain itu, sosialisasi SADARI dan pemeriksaan SADANIS dua kali setahun; Melaksanakan IVA Test di pabrik kepada buruh perempuan dua kali setahun sekaligus sosialisasi tentang Ca Serviks; Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan penyuluhan tentang stunting empat kali setahun, adalah program-program rutin yang dilakukan Bidang 2 OASE KIM.
Selama bergabung bersamaOASE KIM tahun 2019 lalu, Kartika sangat enjoy menjalankan perannya berkontribusi untuk membantu Pemerintah meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Tidak ada kendala yang berarti, baik secara pribadi maupun kerja sama tim.
“Alhamdulillah selama ini tidak ada kendala dalam membagi waktu dan berbagi peran, baik sebagai pendamping suami, sebagai Ibu, sebagai anggota di OASE KIM, maupun sebagai anggota masyarakat,” ujar Kartika.
Sebagai Ketua Bidang 2 OASE KIM, Kartika merasa bersyukur bisa bekerja sama dan saling mendukung dengan Ibu-Ibu anggota OASE KIM yang lain, sehingga seua program bisa dijalankan dengan baik dan memberikan hasil yang memuaskan. “Kami sebagai tim saling melengkapi, saling mendukung, dan saling bekerja bersama dalam mewujudkan kegiatan-kegiatan yang sudah diprogramkan secara bersama-sama. Kami membuat WA Grup Bidang 2, sehingga setiap anggota bidang setiap saat dapat dan bisa saling memberikan usulan/masukan secara demokratis. Juga beberapa kali melakukan rapat bidang secara online maupun offline,” lanjut Kartika yang sangat mengharapkan agar program-program kerja dari 5 bidang OASE KIM yang sudah dibuat dapat direalisasikan sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar kepada masyarakat. DW
