MajalahKebaya.com, Jakarta – Tak ada bisnis yang berjalan mulus. Semua akan melewati rintangan perjalanan yang penuh tantangan, tidak dapat ditebak bahkan seringkali sulit dipercaya. Namun jika dihadapi dengan keyakinan dan kepercayaan diri, maka semua dapat teratasi dengan baik. Endah Watiningsih, seorang womanpreneur yang sukses membangun berbagai bisnis menjanjikan berhasil menerapkan dalam perjalanan karier bisnisnya. Ia meyakini bahwa batu yang dipahat menjadi patung akan menghasilkan karya indah dengan berbagai keunikan. Batu tersebut hanya dipilih untuk dibiarkan menjadi seonggok batu biasa atau menjadi patung. Jika patung dipahat demi sebuah hasil yang indah, maka patung itu akan kesakitan. Sama halnya seperti bisnis yang harus merasakan kesulitan sebelum akhirnya menjadi indah untuk dinikmati.
“Bisnis memang ada sakit-sakitnya dulu. Kita harus melewati pahatan dengan keras dan menyakitkan. Namun setelah jadi, tetap harus dirawat dengan baik. Usaha yang kita bangun harus diperjuangkan secara maksimal, tapi semua ada takdirnya dari Allah. Karena setiap manusia diciptakan dan sudah diatur, tinggal kita yang mengusahakan dengan baik.”
Istri dari Kuswiyoto yang merupakan mantan Direktur BRI, mantan Direktur Utama PT. Pegadaian ini, tercatat sebagai pengusaha dengan pengalaman lebih dari 25 tahun di bidang distribusi alat kesehatan, laboratorium dan real estate. Sebelumnya Endah berkarier di Divisi Keuangan dan Marketing PT. Berca Niaga Medika. Dari lulus kuliah sampai menikah, ia berkarier di bidang alat kesehatan kemudian mengikuti suami sekolah di Amerika. Selama perjalanan pulang menuju Indonesia, Endah berpikir jika hanya bekerja saja dan suatu saat berhenti, maka tidak akan mendapatkan pemasukan.
“Akhirnya saya mengikuti financial revolution, bagaimana menciptakan passive income. Saya mulai mengeksplorasi bisnis kost-kostan. Kalau orang lain beli rumah untuk tinggal, saya beli kost karena suami saya dulu kerja di BRI dan ada rumah dinas. Jadi bisnis kostan untuk passive income. Saya beli kostan di Lebak Bulus dengan KPR untuk income KPR ditambah dengan gaji.”
Berhasil membangun kostan pertama dan mendapatkan pemasukan tambahan tidak membuat Endah berhenti berinovasi. Ia terus bereksplorasi mendirikan rumah kost selanjutnya dan akhirnya bisa membeli rumah sendiri, tetapi tidak ditempati dan hanya dikontrakan kepada orang asing.
“Dari sana saya dapat passive income dan tetap kerja di perusahaan, akhirnya saya keluar dengan usia yang hampir empat puluh tahun lalu membangun usaha sendiri di bidang alat kesehatan. Distributor Alat Kesehatan import dari Korea, China, USA dan Italy, serta pembuatan furniture Alkes kerja sama dengan pabrikan lokal made in Indonesia yang sudah bersertifikat TKDN dan kualitas memenuhi standard dari Kementerian Kesehatan.”
Setelah berhasil di bidang kost-kostan dan alat kesehatan, Endah memutuskan untuk terjun di dunia property dengan membeli sebidang tanah di Indramayu. Ketika itu ada sahabat yang menawarkan dengan harga murah dan Endah tidak berpikir dua kali untuk membelinya.
“Awalnya beli tanah karena tanah menghasilkan beras. Berasnya itu diambil sedikit untuk di rumah, sebagian diserahkan untuk yayasan panti asuhan. Tanahnya sekitar tiga hektar dan dibagi berdua sama teman yang kebetulan satu visi untuk ibadah. Sampai suatu saat saya terkejut karena sebelahnya sudah perumahan semua. Akhirnya kita beli sebidang tanah di tempat lain untuk menggantikan tanah yang ini dan tetap menjalankan sedekah.”
Sembari menjalankan dan mengembangkan semua lini bisnis agar dapat bermanfaat dengan baik, Endah kembali membangun perumahan sekitar 250 unit. Endah terkejut karena unit rumah yang ditawarkan laku keras.
“Waktu itu saya tinggal haji selama 20 hari dan laku keras. Dan yang baru didirikan ada 500 unit karena tanahnya lebih besar. Sampai sekarang setengahnya sudah terjual dan sambil berjalan. Di Tambun ada juga cluster dan merambah lagi ke Cileungsi sekitar 1,5 hektar untuk 100 rumah.”
Menangkap Peluang di Masa Pandemi. Di masa pandemi, Endah berhasil menciptakan peluang baru untuk bisnisnya. Ketika para perempuan dengan tingkat perekonomian menengah ke atas tidak dapat melakukan perawatan kecantikan ke luar negeri, Endah melalui Klinik De Beaute Premier Gandaria kepunyaannya mampu menawarkan perawatan kulit setara dengan yang ada di Singapura ataupun Korea.
“Saya merambah ke klinik kecantikan dan bekerja sama dengan dokter. Saat ini teknologi kecantikan yang kami miliki sudah setara dengan teknologi yang ada di Singapura, Korea Selatan bahkan Amerika. Jadi buat wanita yang biasa merawat kecantikannya di LN jangan khawatir kami di sini sudah bisa melayani perawatan kecantikan dengan teknologi seperti di sana. Datang ke Klinik De Beaute Premier Gandaria, kami menyediakan fasilitas bintang lima dengan dilayani dokter-dokter yang semuanya spesialis kecantikan dan kulit SPKK yang berpengalaman.”
Saat ini, Endah tengah disibukkan dalam proses pembangunan Graha Pesona, yaitu gedung, tempat makan dan belanja seperti Superindo yang digabung dengan tempat jajan. Di atasnya ia merancang sebuah hall yang dapat digunakan untuk acara resepsi, meeting dan gathering.
“Lokasinya saya bangun di Indramayu di depan pintu masuk perumahan Pesona Citra Residence.”
Kegiatan Sosial Sebagai Prioritas. Endah bekerja tidak semata-mata demi materi, tetapi lebih ke arah ibadah dan membantu suami. Misalnya suami sudah pensiun atau ada kejadian yang tidak diinginkan, maka sebagai istri harus mampu menggantikan peran tersebut. Selain itu, Endah juga rajin bekerja untuk menggenapi panggilannya melakukan aktivitas sosial. Salah satu impian yang sudah tercapai ketika ia berhasil mewujudkan mimpi untuk membangun Masjid.
“Di daerah manapun di dalam perumahan, saya membangun Masjid. Setiap perumahan yang dibangun selalu kita bangun Masjid karena itu bagian dari fasilitas umum. Saya bersyukur sudah bisa membangun dua Masjid. Saya senang melakukan dan mewujudkan kegiatan sosial yang saya lakukan karena ingin memberikan kebahagiaan bagi banyak orang.”
Peran Perempuan di Era Digital. Para perempuan kini lebih multiperan. Menurut Endah, selain menjalankan tanggungjawabnya perempuan banyak yang aktif di ruang publik, terjun di bidang politik hingga menjadi pengusaha sukses.Endah terlibat penuh di berbagai organisasi seperti Ketua Umum Ikatan Istri Karyawan Pegadaian (IIKP), Ketua Umum Gerakan Indonesia Bersih dan Ikatan Istri Pimpinan BUMN.
Sebagai perempuan yang menjalankan berbagai bisnis, Endah Watiningsih memiliki kiat menjadi pengusaha sukses. Tidak mudah menjalankan bisnis sekaligus aktif di berbagai organisasi. Namun, Endah mampu menghadapi dan melakukan itu semua. Baginya setiap orang bisa meraih sukses tetapi harus selalu diawali memohon ridho Allah SWT, suami dan keluarga.
Endah yang terinspirasi dari Sang Bunda yang merupakan pekerja keras meyakini bahwa setiap perempuan berhak menjadi pribadi mandiri.
“Artinya hidup tidak bergantung kepada orang lain. Perempuan bisa menjadi mandiri, tetapi tetap sebagai pendukung keluarga. Perempuan mandiri adalah perempuan yang bisa menjaga harga dirinya.”
