MajalahKebaya.com, Jakarta – OASE KIM (Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju) menaruh perhatian khusus pada persoalan kebersihan sehingga membentuk Bidang 4, atau Bidang Indonesia Bersih, yang diketuai oleh Elizabeth Tjandra Thohir atau lebih popular dengan Liza Thohir, istri atau pendamping dari Menteri BUMN, Erick Thohir. Menurut wanita pengusaha sukses ini, perrtimbangan utama isu Indonesia Bersih menjadi salah satu fokus utama OASE KIM karena jika ditarik ke belakang, semua program pemerintahan yang berjalan hingga saat ini tetap didasari atas keinginan mewujudkan Gerakan Revolusi Mental di semua sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Program Indonesia Bersih menjadi bagian penting agar terjadinya perubahan pola pikir dan pola tindakan masyarakat dalam menjaga lingkungan.
Liza menegaskan, program ini menuntut tumbuhnya kesadaran bahwa lingkungan yang bersih dan lestari memberi dampak positif bagi kelangsungan hidup manusia. Dengan terus melakukan sosialisasi dan kegiatan langsung di lapangan, perilaku buruk terhadap lingkungan seperti membuang sampah sembarangan, menebang pohon secara liar, sampai penggunaan kemasan plastik bisa hilang. Mereka harus benar-benar faham bahwa perilaku-perilaku buruk itu tentu bisa menimbulkan beragam bencana mulai dari banjir hingga longsor dan sebagainya yang akan merugikan diri sendiri.
“Kesadaran atas Indonesia yang bersih demi menjaga kehidupan di masa mendatang menjadi bentuk perubahan yang kami harapkan terjadi di masyarakat. Partisipasi aktif masyarakat yang dilandasi kesadaran ini krusial untuk mengatasi berbagai masalah lingkungan. Contohnya, masalah sampah di perkotaan yang terus meningkat seiring dengan peningkatan aktivitas masyarakat kota yang tidak diimbangi jumlah tempat pembuangan sampah memadai,” ujar ibu empat anak ini.
Tantangan atau persoalan krusial dalam bidang kebersihan yang paling mengemuka saat ini, selain perilaku buruk warga yang mengabaikan kebersihan lingkungan juga akses ke tempat pembuangan sampah. “Fasilitas tempat pembuangan sampah yang mudah diakses warga di perkotaan. Tidak harus dalam, bentuk bak atau tong yang besar, tapi dalam ukuran yang lebih kecil, tapi menyebar. Tersedia banyak tempat sampah di titik-titik yang ramai masyarakatnya, seperti halte angkutan umum, terminal, jalur transportasi, pusat perbelanjaan, dll. Hal lain mengenai sosialisasi tentang dampak buruk lingkungan, seperti banjir, limbah, dan sampah menumpuk bagi kesehatan yang harus gencar dilakukan. Setidaknya, masyarakat perlu diinformasikan mengenai bencana-bemncana yang mungkin timbul akibat kelalaian dalam menjaga lingkungan. Salah satunya, ketersediaan air bersih. Artinya, dengan terus mensosialisasikan ancaman ketersediaan air bersih karena lingkungan yang kian memburuk pasti akan menggugah kedasaran karena air bersih merupakan kebutuhan vital manusia,”ungkap Liza.
Program-Program dan Aksi Nyata
Sudah banyak program kerja dalam bentuk pelatihan, pendampingan, dan pemberdayaan yang sudah dilakukan Bidang 4, Indonesia Kebersihan. Menurut Liza, Gerakan Indonesia Bersih punya banyak agenda, antara lain edukasi pengelolaan sampah dan penataan sarana pra sarana fisik sungai sebagai urat nadi ketersediaan air bersih bagi masyarakat.
Dalam edukasi pengolahan sampah, masyarakat dibekali pengetahuan untuk memilah sampah rumah tangga, yaitu organik dan anorganik. Sampah organik yang sudah dipilah kemudian diolah dengan metode composting bin yaitu pengolahan sampah organik dengan memanfaatkan Maggot BSF (Black Soldier Fiy). Hasilnya dapat dimanfaatkan untuk pupuk kompos, tambahan pakan ternak, urban farming, bahkan bisa diolah menjadi biogas. Pelatihan sampah ini mendapat bimbingan dari Institut Pertanian Bogor.
Lalu, sungai yang memiliki peran vital sebagai penyangga siklus kehidupan alam sekitar, ditegskan Liza, harus dijaga dan dikembalikan fungsi serta manfaatnya bagi manusia dan alam sekitar. Bidang 4 OASE KIM melakukan penataan sarana dan prasarana berupa pembersihan, pengecoran, pengecatan di sepanjang bantaran sungai, pembangunan wastafel, pengadaan tong sampah terpilah organik dan non organik.
Selain itu, lanjut Liza, saat ini OASE KIM telah memberikan 260 pcs tempat sampah terpilah yang terbesar di sembilan kota pada tahun 2022. Pemberian tempat sampah ini diiringi juga dengan sosialisasi kepada masyarakat terhadap pentingnya pemilahan sampah. Sosialisasi pengelolaan sampah ke masyarakat, anak-anak sekolah, maupun guru-guru PAUD, serta pengadaan mobil bank sampah guna memudahkan masyarakat untuk membuang sampah yang sudah dipilah. Harapannya, awareness masyarakat terhadap pengelolaan sampah semakin tinggi. Tahun 2023, Liza pastikan akan meneruskan kegiatan ini ke wilayah Indonesia lainnya.
Sampah Menjadi Emas
Salah satu program unggulan Bidang 4 adalah Program Sampah Menjadi Emas, artinya mendaur ulang sampah bekas menjadi barang baru yang dapat digunakan kembali maupun dijual, atau bisa pula mengumpulkan sampah ke bank sampah, kemudian ditukar menjadi uang. Uang-uang tersebut dikumpulkan di pegadaian dan ditukar menjadi emas, dengan harga setiap 0,01 gram cukup Rp 10.000,-
“Untuk program ini, kami bekerja sama dengan berbagai pihak, mulai dari ibu-ibu PKK, kelompok pengajian, dan ibu rumah tangga dengan mengadakan kursus dan pelatihan untuk mengumpulkan bahan-bahan yang bisa didaur ulang, seperti botol plastik, bungkus sabun cuci, atau bekas lakban, dan banyak lainnya untuk direprioduksi menjadi barang berguna dan bisa dijual karena punya manfaat lain. Kami memperbanyak pelatihan dan kunjungan ke berbagai lapisan masyarakat sekaligus mensosialisasi akan barang bekas yang bisa didaur ulang. Bahkan, di beberapa tempat yang mampu menghasilkan barang daur ulang berkualitas, kami juga menyiapkan offtaker sehingga masyarakat langsung merasakan manfaatnya,” urai Liza bersemangat.
Liza dan seluruh tim di Bidang 4 OASE KIM berharap Gerakan Indonesia Bersih ini bergaung ke seluruh penjuru Indonesia karena ini sangat bermanfaat demi keberlanjutan lingkungan hidup di masa depan yang lebih sehat, bersih, dan hijau bagi generasi penerus.
“Saya sangat senang dan bangga menjadi bagian dari Gerakan Indonesia Bersih yang terus digelorakan OASE KIM. Saya menyaksikan bagaimana rekan sesama Ibu-Ibu anggota OASE KIM memiliki semangat, antusiasme, dan kepeduliaan yang sama agar lingkungan bersih yang kita cita-citakan ini terwujud. Tantangan di masa mendatang tidak pernah mudah. Namun, kami yakin, sesuatu yang baik, meski kecil tapi jika terus dilakukan tanpa henti, pasti akan menjadi besar dan memberikan pengaruh bagi lingkungan sekitarnya,” antusias Liza.
Sementara secara pribadi, Liza tentu harus pintar-pintar mengatur waktu antara tugas sebagai pendamping Bapak (suami), sebagai ibu rumah tangga mengurus keluarga, dan sebagai pengusaha. “Saya harus usahakan mengatur sebaik mungkin. Bagaimanapun, saat ini antara tugas dan kewajiban harus diseimbangkan. Apalagi anak-anak sudah mulai besar dengan masing-masing punya tanggung jawab sehingga yang penting cara dan mengatur waktu berkomunikasi. Apalagi saya dan Pak Erick, selalu mengusahakan setiap waktu senggang kami sempatkan setidaknya untuk makan bersama. Sedangkan untuk me time sendiri, saya sempatkan olahraga meskipun cukup jalan sehat, treadmill, ataupun yoga. Begitupun quality time dengan keluarga, seperti makan di luar atau liburan bersama.”
