Profil

Yohanna Gewang: Perempuan Tangguh dan Mandiri Bangun Empirium Spa dari Nol

MajalahKebaya.com, Jakarta – Perempuan mandiri berarti mampu berdiri di atas kaki sendiri dan mengelola diri. Jika belum sepakat untuk memahami dan melakukan manajemen diri dari berbagai persepsi, maka dapat dikatakan perempuan belum mandiri. Setelah perempuan mampu mengelola dan mempertahankan manajemen diri, maka kemampuan yang lain seperti finansial akan menyusul dengan baik. Situasi seperti ini dikatakan sebagai kemandirian dalam kehidupan seorang perempuan yang terpikirkan oleh Yohanna Gewang, kelahiran Jakarta, 27 Maret. Wanita cantik, smart, dan ramah, yang akrab disapa Yohanna ini, meyakini bahwa untuk mendapatkan kemandirian dalam perjalanan kehidupan dibutuhkan ketekunan, kedisiplinan dan kesanggupan hati ketika ia memutuskan untuk menjalankan suatu pilihan.

“Tujuan hidup sesungguhnya, saya harus berguna dalam diri sendiri dan orang lain. Jadi saya tidak akan membuang-buang waktu dalam hidup.”

Yohanna berhasil menerapkan prinsip kehidupan tersebut sebagai pembuka jalan menuju kesuksesan. Keuletan yang dibangun sejak menamatkan pendidikan sarjana membuatnya mampu meraih beberapa pencapaian dalam karier. Wanita anggun ini bersyukur berada di lingkungan kerja yang tidak membeda-bedakan status kepegawaian, sehingga ia merasa benar-benar menjadi karyawan meskipun berstatus mahasiswa magang. Di sana ia banyak belajar dan mendapatkan keterampilan yang menguatkan bidang pekerjaannya.

“Waktu itu saya kuliah di Perhotelan. Saya PKL di Hotel Ibis bagian Sales Marketing Department bersama teman-teman selama tiga bulan. Saya bersyukur ada di lingkungan yang tidak membeda-bedakan anak training dan pekerja tetap. Jadi saya benar-benar bekerja seperti karyawan. Saya mendapatkan pengalaman berharga dan juga ketika General Manager hotel tersebut meminta saya menemuinya setelah selesai PKL.”

Ternyata kualitas kerja Yohanna membuat General Manager hotel meliriknya dengan tawaran pekerjaan sebagai Sales Executive. Yohanna tidak menolak dan ia memutuskan untuk kuliah sembari bekerja. Tahun demi tahun dijalankan dengan keuletan dan setiap tanggung jawab yang diberikan kepadanya selalu diselesaikan dengan hasil yang memuaskan, hingga akhirnya ia mendapat promosi jabatan sebagai Sales Manager dan mempunyai dua orang karyawan.

“Pada usia 24 tahun, saya sudah pindah ke Regional Sales Manager. Dua tahun kemudian saya pindah sebagai Director of Sales. Saya pindah-pindah dan bersyukur dapat memberikan efek baik untuk perusahaan. Dari perusahaan yang omsetnya minus menjadi plus. Di usia 30 tahun, saya menikah dan masih tetap gigih mengejar karier. Kadang sampai jam 2 malam dan mulai kerja lagi di jam 7 pagi. Pada saat saya hamil, saya memutuskan untuk stop berkarier dan fokus memasuki fase rumah tangga.”

Penggemar olahraga dan mendengarkan musik ini menyadari bahwa sikapnya yang proaktif memungkinkan dirinya bisa mengerjakan berbagai pekerjaan rumah tangga. Namun di waktu kosong, ia rutin melakukan spa seminggu sekali.

Dalam perjalanannya, Yohanna bertemu dengan teman yang bekerja di spa dan sedang mencari seorang General Manager. Akhirnya ia mengambil kesempatan tersebut ketika anak pertamanya berusia enam bulan.

“Saya coba mengembangkan spa ini sampai akhirnya berhasil mengalami peningkatan dan saya tawarkan ke teman-teman yang bekerja di hotel. Saya hanya bekerja selama dua bulan karena baby sitter pulang. Tapi tidak lama setelah itu, tiba-tiba saya ditelepon oleh pihak hotel dan ditawari untuk mengelola spa hotelnya. Akhirnya saya terima dan mengawali di Surabaya sampai berkembang sekitar 170 hotel di seluruh Indonesia.”

Kesempatan yang diperoleh untuk menemukan peluang dalam mengembangkan bisnis kecantikan di bidang spa disyukuri melalui komitmen dan kerja keras. Yohanna berjuang seorang diri dan membuktikan bahwa di dalam genggaman tangannya, bisnis berkembang begitu pesat di bawah bendera Alaya Spa & Wellness. Semua yang dicapai tentu saja berkat keuletan, kerja keras, kepercayaan, delegasi, organisasi, standardisasi produk, tingkat kontrol, dan tim yang kompeten.

Serius menekuni bisnis berarti fokus untuk menjaga kualitas. Yohanna telah mewujudkannya melalui Alaya Spa & Wellness. Sesuai dengan keyakinan untuk menjaga citra brand hotel sebagai bagian dari spa sebagai fasilitas hotel, Yohanna bersama Alaya Spa yang telah didirikan pada tahun 2010 menyediakan konsep pelayanan nomor satu dengan promosi efektif dan fasilitas yang menarik. Hebatnya lagi, dengan kemandirian yang dibangun Yohanna, ia telah dipercaya oleh hotel-hotel berbintang untuk menyajikan pelayanan spa terbaik di antaranya JW Marriot Jakarta, Pullman Jakarta Central Park, Royal Tulip Gunung Geulis Resort and Golf, Hilton Double Tree Jakarta, Accor Hotels (Ibis, Novotel, Mercure, Grand Mercure), Swiss-Belhotel Internasional, Ascott Hotels, Sheraton Fourpoints, Aloft Hotel, Grand Zuri, Grand Whiz, dan masih banyak lagi hotel-hotel berbintang yang percaya akan pelayanan spa kepunyaannya.

“Saya mau memanfaatkan masa hidup jadi harus bisa bermanfaat untuk diri sendiri, bisa bermanfaat untuk orang lain. Jadi saya harus menjadi someone supaya tidak merasa hidup saya sia-sia. Saya bersyukur dengan pencapaian yang ada di Indonesia dan rencananya akan keluar Indonesia untuk membuka spa. Jadi lebih mengenalkan spa Indonesia di dunia internasional. Karena saya yakin dengan kualitas produk yang sudah memiliki sertifikasi, tidak alergi, tidak lengket dan memiliki apoteker sendiri. Nantinya saya berharap bisa memberikan peluang kepada ibu-ibu yang ingin punya spa sendiri atau franchise.

Komitmen Yohanna dalam mengembangkan bisnis, juga dilandasi niat dan keinginan yang kuat untuk memberikan banyak manfaat bagi orang lain, terutama kaum perempuan. Ia ingin memberdayakan kaum perempuan, woman support woman, dengan membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya, membekali mereka dengan skill yang mumpuni sehingga bisa diandalkan dalam menopang ekonomi keluarganya. Bagi Yohanna, perempuan harus berdaya, harus mandiri, dan harus sejahtera. Dan, berkat keuletan serta kegigihannya dalam mengembangkan bisnis, dan kepedulian yang tinggi pada pemberdayaan perempuan, ia pernah mendapat penghargaan sebagai The Inspiration Woman of The Year.

Kesuksesan Yohanna hingga bisa memiliki jaringan bisnis yang luas dan besar seperti sekarang tidak didapat secara instan. Kerja keras dan keuletan, menurut Yohanna, harus didukung team work yang solid, smart, kuat, dan bisa mengimbangi irama dan daya kerja dirinya sehingga bisa sukses seperti sekarang. Ia sangat meyakini, great company requires a great team, karena itu, tiada henti ia membentuk dan mendidik team kerja yang mumpuni dan bisa diandalkan untuk membantunya mencapai target-target perusahaan yang sudah ditetapkan.

Balance Antara Bisnis dan Keluarga. Yohanna adalah sosok perempuan yang sangat mandiri, meskipun sebagai seorang pengusaha dengan kesibukan yang sangat padat, tidak menjadikan dirinya mengeyampingkan urusan keluarga, terutama pendidikan dan pendampingan anak-anaknya. Ia selalu menjaga keseimbangan antara karier, bisnis, keluarga, dan kehidupan sosial sehingga semua berjalan dengan baik dan sukses. Urusan tumbuh kembang, pengasuhan, dan pendidikan anak-anak tetap di bawah pengawasan dan pemantauannya, sementara urusan bisnis pun tetap dijalankan dengan profesional.

Yohanna berusaha menjadi sosok ibu yang bertanggung jawab untuk kedua anaknya, Arva Berthan (14 tahun) dan Michelle Odilia (8 tahun). Sikap tanggung jawab ini yang diturunkan Yohanna kepada anak-anak selama menerapkan pola asuh sehari-hari. Ia berusaha memberikan kebebasan kepada anak-anak untuk memilih dan menjalankan apa yang mereka suka, tetapi semua fasilitas atau kemudahan yang diberikan tetap memiliki batasan.

“Anak harus diberikan tanggung jawab atas diri sendiri karena yang terjadi di kemudian hari dan dihadapi oleh anak-anak, mereka akan ada di posisi untuk memutuskan segala sesuatunya sendiri. Mereka akan paham jika tidak merawat masa sekarang dengan baik, sama saja dengan merusak diri sendiri. Yang hebat bagaimana bisa mengontrol diri dalam kondisi lingkungan apapun. Saya juga tidak pernah menjanjikan apa-apa ke anak karena kalau tidak kejadian, anak akan kecewa. Respect-nya akan hilang ke kita. Harapan saya sekarang untuk anak-anak sederhana, ingin mereka tumbuh menjadi orang sukses.”

Cara mendidik dan mendampingi perkembangan anak-anak di masa sekarang tidak lepas dari pengaruh Sang Ayah dalam mendidik dirinya. Yohanna bersyukur dibesarkan dalam keluarga yang menerapkan tanggung jawab dan membangun mental untuk tumbuh menjadi pribadi tangguh.

“Hal yang paling sedih pada saat kehilangan Papa dan saya berpikir tidak mau menangis terus apapun itu meskipun sangat berat, tetapi saya mau meng-upgrade diri. Ayah saya orangnya bersosialisasi, humoris, tanggung jawab, bergaulnya juga bagus. Akhirnya saya berpikir tidak ada yang melindungi dan harus berdiri sendiri. Jadi menghadapi apapun saya harus sendiri, menangis tidak akan menyelesaikan masalah, lebih baik saya berpikir dan melakukan sesuatu.”

Ungkapkan Rasa Syukur dengan Berbagi. Yohanna sangat menyadari, semua pencapaian yang pernah ditorehnya, semua rahmat yang diterima, itu berasal dari Sang Pencipta. Karena itu ia tidak lupa mengungkapkan rasa syukur dengan cara rutin berbagi dan bersedekah. Apalagi, memasuki bulan suci Ramadhan ini, seperti tahun-tahun sebelumnya, Yohanna rutin melakukan kegiatan seperti berbagi, memberi santunan kepada keluarga karyawan dan yayasan yatim piatu, berbuka bersama karyawan, dan kegiatan-kegiatan sosial lainnya

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top