MajalahKebaya.com, Jakarta – Dunia pendidikan bukan sekadar bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia, tetapi dapat memberikan kesempatan untuk menemukan peluang sekaligus sebagai kegiatan sosial yang bermanfaat bagi masyarakat. Serli Andriani, seorang perempuan kelahiran Pandeglang, 12 April, yang akrab disapa Serli, telah mewujudkannya dengan nyata. Kecintaan terhadap pendidikan dan aktivitas sosial membuat ia memutuskan membangun yayasan sosial. Maka tidaklah heran ketika akhirnya ia menjadi Ketua Umum Yayasan Islamic Centre Herwansyah sekaligus pendiri dan pencipta sekolah SIT ICMA (TKIT & SDIT SIT ICMA). Hebatnya seluruh manajemen dan program pendidikan yang diselenggarakan digagas oleh Serli dan H. Herwansyah, sang suami tercinta.
“Saya dan Bapak menangani yayasan sendiri. Dari program dan kurikulum dari saya sendiri. Saya aplikasikan ke konsultan dan jadilah SIT ICMA TK dan SD yang diselenggarakan di gedung 4 lantai. Persiapan sekolah ini hanya empat bulan. Pembangunannya juga dikerjakan sendiri. Termasuk waktu saya bangun Masjid yang tidak sekedar membangun.”
Yayasan pendidikan yang dibangun, yaitu SIT ICMA yang basisnya Sekolah Modern Islam tersebut dipersembahkan untuk masyarakat yang ingin mengenyam pendidikan dengan kualitas baik dan mewah. Serli berharap anak-anak dapat merasakan kesempatan menempuh pendidikan yang layak.
“Saya ingin anak-anak sekolah dengan bagus dan biaya yang murah seperti yang dirasakan anak-anak. Saya bangun sekolah ini semewah mungkin dengan biaya yang mereka mampu dan tentunya dengan fasilitas nomor satu.”
Selain membangun yayasan pendidikan, Serli dan suami mendirikan Masjid Kubah Emas ICH, yang segala sesuatunya dipersembahkan untuk umat. Ia dan suami berharap masjid yang dibangun dengan segala ketulusan hati dan dukungan dari anak-anak dapat bermanfaat dan dirindukan oleh banyak orang. Sekolah SIT ICMA saat ini sementara memiliki dua lembaga, yaitu TKIT SIT ICMA dan SDIT SIT ICMA, letaknya masih di wilayah Masjid Kubah Emas ICH, tepatnya berada di belakangnya, yaitu Jl. Raya Labuan – Pandeglang, Karyasari, Kec. Cikedal, Kabupaten Pandeglang, Banten 42271.
“Semoga banyak yang shalat di masjid ini dan mereka ingin datang lagi. Masjid ini bukan punya dewan atau siapa, tapi punya saya dan Bapak yang diwakafkan untuk umat, mudah-mudahan dapat bermanfaat dan dirindukan oleh banyak orang. Karena juga sekalian untuk syiar masjidnya, supaya siapa pun yang akan berkunjung ke daerah Carita, Anyer, Tanjung Lesung bisa mampir ke Masjid kita.”
Berusaha Menghidupkan Roda Perekonomian. Sebagai seorang pengusaha, Serli berharap mampu menyediakan peluang bagi banyak orang. Roda perekonomian menjadi harapan yang dibangun agar kesempatan untuk membuka lapangan pekerjaan menjadi luas. Di lingkungan tempat masjid dan yayasan kepunyaannya masih tersedia lahan kosong yang dapat dimanfaatkan menjadi foodcourt atau jenis usaha lain.
“Saya masih punya cita-cita untuk roda ekonomi di sana bagus dan banyak yang maju. Saya fasilitasi dengan foodcourt yang modern untuk mengembangkan usaha.”
Sharing Bermanfaat di Kelompok Arisan. Sosialisasi untuk meningkatkan relasi menjadi kebutuhan yang tidak akan ditinggalkan meskipun berbagai pekerjaan terus menanti. Bagi Serli, kegiatan seperti arisan dapat dimanfaatkan sebagai ajang sharing seputar perkembangan anak. Terkadang di tengah kegiatan arisan, ia dan kelompok arisannya memilih untuk melakukan trip atau perjalanan dengan tetap berkegiatan sosial.
“Di tengah arisan dan trip ada kegiatan sosial seperti santunan di grup yang berbeda. Tujuannya tentu memberikan tali kasih, jadi ada kaitannya antara dunia dan akhirat. Lakukan semuanya dari hati karena Allah dan yang saya rasakan berkah kita melebihi dari yang kita berikan ke orang lain.”
Kegiatan Sosial di Bulan Puasa. Bulan puasa merupakan moment yang ditunggu dengan rangkaian harapan. Di tahun ini, Serli berharap dapat menjalani Ibadah Puasa dengan lebih baik lagi dan mendapatkan Ramadhan kembali. Setelah Lebaran ada keinginan yang selalu terucap di dalam hati untuk membuat diri menjadi lebih baik, melewati semua hawa nafsu dan meningkatkan ibadah.
“Selain dari dalam diri, di yayasan saya menyiapkan buka puasa gratis dengan pelayanan yang lebih baik lagi, di tarawih muadzinnya. Untuk di arisan, saya dan teman-teman dan para sahabat, sebagaimana biasanya di bulan suci Ramadhan, berbuka puasa bersama.”
Membangun Pola Asuh Demokratis. Serli bersyukur dapat menerapkan pola asuh demokratis, sehingga Serli dapat mendampingi keeempat anaknya yang bernama dr. M. Azhril Andriansyah (23 tahun), Dani Arrahmmansyah (21 tahun, kuliah di Prancis), M. Revansyah (19 tahun, Fakultas Teknik Universitas Indonesia) dan M.Ferdiansyah AL Buchori (8 tahun, Al Azhar 01), tumbuh menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Pola asuh yang diterapkan Serli dan suami untuk anak-anak tercinta adalah pola asuh demokratis, sehingga anak-anak tidak merasa tertekan dan memahami hal-hal baik dan buruk yang dapat diterapkan dalam kehidupan mereka.
“Untuk pola asuh, saya tidak mau memberikan nasehat karena kita beda generasi. Jadi lebih ke perbandingan dan pandangan serta sharing kamu jadi anak baik saja. Segala sesuatu jika kamu baik, maka hasil yang didapatkan atau yang menjadi harapan tentu akan baik.”
