Profil

Dharnawati: Tangguh Berprestasi di Bidang yang Didominasi Pria, Sambil Beramal Membantu Sesama

MajalahKebaya.com, Jakarta – Dunia konstruksi yang identik dengan pekerjaan kasar, didominasi kaum pria dan memiliki banyak risiko, tidak menyurutkan semangat perempuan kelahiran Makassar, 17 Juli, Dharnawati atau yang akrab disapa Nana Dhirza, untuk menggali potensi dan minatnya di bidang tersebut. Pada tahun 1992, Nana mengawali karier di bidang kontraktor. Tepatnya di Papua, Nana mulai menerima pekerjaan ringan dan membangun pengalaman dari nol. Di tahun 2000, ia hijrah ke Jakarta dengan konsisten di bidangnya dan lebih berani untuk melebarkan sayap bisnis.

Karier sebagai kontraktor bukan hal mudah. Perempuan yang bergelut di bidang ini dapat dikatakan langka dan jarang. Namun bagi Nana, seberat apapun profesinya jika ditekuni dengan keyakinan dan tanggung jawab, maka tidak akan terasa berat atau menjadi beban.

“Pekerjan ini sudah mulai dari awal di Papua dan berkembang ke beberapa daerah di wilayah Indonesia. Terakhir kita semakin memperkuat lagi di daerah Indonesia Timur. Saya sampaikan bidang apapun jika kita tekuni dengan baik, maka tidak ada beban dan nyaman-nyaman saja. Meskipun di dunia kaum pria, tapi saya suka dan menjalankan dengan sungguh-sungguh.”

Dua sampai tiga tahun terakhir ini, Nana berusaha fokus untuk proyeknya di daerah tertentu seperti Balikpapan, Pontianak, Medan, Palembang, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, Makassar, Lampung, Papua, dan Yogyakarta.

“Ada sesuatu yang kurang kalau saya tidak turun langsung. Jadi dua sampai tiga tahun ini, saya banyak jalan dan keluar mengunjungi daerah-daerah tersebut.”

Tidak hanya berkontribusi penuh di bidang kontraktor, Nana juga tertarik menekuni dunia seni. Pekerjaannya berawal dari kedekatan dengan teman-teman yang merupakan seniman. Dua bidang pekerjaan yang berbeda, tetapi Nana berhasil menyeimbangkannya dengan sempurna.

“Waktu itu saya satukan dunia kontraktor dengan dunia seni, walaupun sangat berbeda. Di bidang seni, kita dituntut untuk kalem sementara di kontraktor dunianya keras. Tapi Alhamdulillah semua berjalan dengan baik. Dunia seni ini awalnya karena hanya sebatas peduli kepada teman-teman pekerja seni yang sedang sakit, karena interaksi dengan teman-teman akhirnya terjun ke sana.”

Ibunda dari Arya (29 tahun), Arief (27 tahun) dan Nia Keysha (22 tahun) ini, tidak selalu mengarahkan pekerjaan dan tanggung jawabnya pada keuntungan yang bombastis, namun ia seringkali mengaitkan bisnisnya dengan kegiatan sosial.

“Lebih ke sosial, misalnya untuk kegiatan seni ada beberapa rekan-rekan pekerja seni yang sedang sakit. Dunia seni kita lebih peduli sesama pekerja seni, akhirnya saya merambah ke TVRI untuk beberapa komunitas di acara Memory Melody dan ikut nyanyi. Tahun 2019 kami membangun rumah-rumah gempa di Lombok. Ada ribuan penerima manfaat dengan karakter yang berbeda-beda, tetapi kami dapat menyesuaikan diri dari kultur dan tantangan yang terjadi. Akhirnya merambah ke NTT dan saat ini PT. Nana Dhirza Mandiri Pratama (Dhirza Group) sedang membangun Rumah Tahan Gempa di Cianjur, bersinergi dengan rekan-rekan dari TNI.”

Menjadi Perempuan Tangguh di Era Digital. Kemampuan perempuan untuk bersaing di berbagai bidang pekerjaan tak perlu diragukan lagi. Perempuan mampu terlibat secara aktif membangun perekonomian bangsa dan khususnya perekonomian keluarga. Perempuan dan laki-laki memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi pribadi yang tangguh. Kesamaan itu tidak lepas dari kerja keras, sikap ulet, doa, pikiran dan dukungan keluarga.

“Untuk rekan-rekan sesama perempuan apalagi single fighter ayo tunjukkan kreativitas kita, apalagi jika aktivitas itu terus ditekuni. Saya senang melihat perempuan yang memang tangguh, tetapi tidak melupakan kodratnya sebagai ibu di tengah pekerjaan di luar.”

Sambut Bulan Puasa dengan Keheningan Hati. Mensyukuri anugerah yang diberikan Allah diwujudkan dengan keheningan hati untuk peduli terhadap lingkungan sekitar. Menyambut bulan puasa, Nana menumbuhkan semangat berbagi kepada saudara-saudara yang membutuhkan. Biasanya ia akan sahur keliling sambil membagikan makanan. Begitu juga di sore hari, Nana akan keliling dan berbagi kepada yang membutuhkan.

“Kita harus bersyukur apa yang diberikan Allah kepada kita. Berbagi dengan orang yang mengalami kesusahan, Allah akan berikan berkah untuk kita. Apalagi yang kita lakukan selain berbagi.”

Me Time dan Keluarga. Kegiatan yang padat sepanjang hari seharusnya tidak mengurangi me time dan kualitas waktu bersama keluarga. Tentu saja situasi ini akan bergantung cara seseorang untuk menentukan prioritas. Seperti halnya Nana yang memilih untuk tetap menjaga hubungan emosional dengan anak-anak di tengah kesibukan super padat. Nana bersyukur memiliki anak-anak yang mengerti dan menerima kesibukannya dan ia tetap membangun komunikasi efektif setiap hari. Bagi Nana, keluarga menjadi satu-satunya tempat untuk berbagi dan mendapatkan dukungan terbaik.

“Dari sana, saya belajar memahami bahwa setiap pekerjaan yang dilakukan dengan hati wajib mengutamakan prinsip 4 As yaitu: kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas dan kerja tuntas, tetapi harus selamat. Ini yang saya selalu ingat pesan dari Bapak Ir. H. Mohammad Firdaus, beliau banyak memotivasi dan menginspirasi saya, terima kasih ya Abang.”

Pandemi yang menghempas berbagai aspek kehidupan, tidak terkecuali dengan Nana. Namun, dengan tegar ia bisa bertahan dan terus maju. “Ketika masa pandemi saya mengalami dampak luar biasa, tapi ada sosok keluarga dan Abang yang selalu mendukung dan menjadi sumber inspirasi. Dengan situasi yang terjadi doa menjadi kekuatan yang utama, hingga akhirnya kami mendapatkan rejeki pengadaan masker untuk beberapa daerah di NTB.”

Sementara me time, Nana memilih untuk menjaga kesehatan dan merawat kecantikan. Ia juga mempertahankan mental health dengan aktif mengikuti kegiatan sosial, organisasi dan komunitas yang bermanfaat untuk membangun relasi dan belajar pengalaman dari lingkungan sosial.

“Saya senang ngobrol dengan orang-orang yang inspiratif, memberi semangat dan motivasi untuk menghasilkan pengalaman. Karena itu saya aktif mengikuti kegiatan yang menyangkut pekerjaan, kegiatan sosial dan organisasi. Kegiatan ini yang membuat saya merasa nyaman.”

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top