MajalahKebaya.com, Jakarta – Memiliki usaha di bidang Public Relations (PR) melalui SEQARA Communications, Niken Widi Hapsari optimistis menghadapi tahun 2023. Meski banyak yang mengkhawatirkan terjadinya resesi global, Niken menilai bahwa Indonesia memiliki banyak kekuatan dari brand lokal. Kini saatnya brand lokal berinvestasi di ranah komunikasi, sehingga saat resesi mereda mereka justru dapat memanen hasilnya.
Sebagai praktisi komunikasi, Niken Widi Hapsari memiliki kerinduan semakin banyak lagi brand lokal Indonesia yang mendunia, namun ia merasa belum semua brand lokal memiliki kesadaran akan pentingnya brand communication.
Menurut Niken, banyak brand yang hanya terjebak dengan digital marketing, tanpa memperhatikan value brand mereka dan bagaimana berkomunikasi yang baik dengan target audiens, potential customer, maupun loyal customer mereka.
Sebagai contoh sederhana, brand lokal sudah sangat baik memiliki semua akun media sosial, namun seringkali justru tidak bisa memanfaatkan kanal tersebut menjadi saluran komunikasi dan promosi yang efektif.
“Untuk memulai berkomunikasi, sebuah brand harus memetakan dulu apa yang paling bisa ditonjolkan dari brand-nya, siapa yang menjadi target marketnya, siapa yang berpotensi menjadi customer yang setia, dan bagaimana karakter mereka. Setelah semuanya terpetakan, brand dapat mulai membangun pilar-pilar konten dengan menyesuaikan karakter dari target marketnya,” ucapnya.
Niken memahami bahwa seringkali pemilik brand sudah terlalu sibuk dengan produksi, distribusi, arus kas, pengelolaan karyawan, serta aktivitas bisnis lainnya, sehingga tidak punya waktu untuk menggali potensi-potensi brand dari sisi komunikasi, di situlah SEQARA Communications, agensi komunikasi yang ia dirikan bersama dengan dua partnernya, berperan untuk membantu para pemilik brand mengelola sisi komunikasi mereka.
Berangkat dari latar belakang pendidikan Sarjana Sastra Inggris, Niken justru menemukan passion-nya di industri hubungan masyarakat atau Public Relations. Menurut dia, siapa saja bisa menjadi praktisi komunikasi, namun yang bekerja dari hati mungkin bisa dihitung dengan jari. Niken cukup percaya diri bahwa passion yang dia miliki dapat memotivasi dirinya untuk terus mengembangkan diri, mengikuti perkembangan, serta memenuhi tuntutan industri untuk menjadi konsultan komunikasi yang membawa brand-brand yang menjadi kliennya mencapai tujuan bisnisnya dari sisi komunikasi.
Ibu dua anak ini juga menjadi sosok yang tidak pelit untuk berbagi ilmu. Dia kerap berbicara mengenai branding, brand communications, public relations, strategic communications, maupun digital literacy di berbagai forum, menjadi narasumber seminar di universitas, bahkan menjadi narasumber skripsi maupun thesis mahasiswa. Menurutnya, semakin banyak yang memahami strategi komunikasi yang tepat dan efektif akan membuat brand, perusahaan, atau seseorang dapat mencapai tujuannya.
“Sebagai praktisi komunikasi dan Public Relations jaman now, kita memang dimudahkan dengan kemajuan teknologi. Tentu saja, kita harus memanfaatkan teknologi tersebut sebagai unsur kreativitas dan kekinian, namun jangan lupa untuk selalu menyertakan sentuhan humanis, bagaimana pun target yang kita ajak bicara adalah manusia. Mereka akan senang sekali menikmati cerita kita dan melihat bahwa mereka berbagi nilai yang sama dengan kita,” ungkap Niken menanggapi kemajuan teknologi dan komunikasi yang sangat pesat saat ini.
Kiat Membagi Waktu dan Me Time Bersama Keluarga
Sebagai wujud rasa syukurnya memiliki keluarga dan pekerjaan yang baik, Niken selalu berusaha membagi waktu untuk keduanya. Caranya tergolong klasik, setiap hari Minggu dia mempersiapkan bahan makanan termasuk menu makanan untuk satu minggu ke depan.
“Menyusun menu mingguan itu sangat membantu untuk memudahkan saya dan asisten di rumah mempersiapkan makanan. Terlebih, di antara kami ada yang memiliki pantangan makanan, jadi harus dipikirkan dengan baik bagaimana mengombinasikan antara yang favorit dan yang menyehatkan,” ujarnya.
Perempuan yang senang memadu padankan warna untuk busana sehari-harinya ini juga hobi memasak. Saat waktu luangnya, dia akan memasak menu-menu yang menjadi favorit seluruh anggota keluarga.
“Sebetulnya, saya dan suami sama-sama suka masak tapi kami punya spesialisasi masing-masing. Saya lebih ke menu sehari-hari, seperti Soto, Bestik Daging, Ayam Rosemary, dan persiapan bekal anak-anak ke sekolah. Kalau lagi senggang banget, saya bahkan pernah membuat Rolade Daging dan Katsu sendiri buat bekal sekolah. Suami senang masak Pasta dan Salad. Kami pernah loh mengadakan Salad and Pasta Party di kantor. Untuk Pasta kami sudah bawa matangnya dari rumah, sedangkan untuk Salad kami beli bahan-bahannya dan suami yang meraciknya di kantor,” ungkapnya sambil tertawa.
Untuk beraktivitas menuju kantor, biasanya Niken lebih memilih naik kendaraan umum. Baginya, transportasi umum di Jakarta sudah sangat nyaman. Di dalam kendaraan umum dia masih bisa membaca, berkomunikasi dengan klien, maupun tim di kantor. Selain itu, sebagai salah satu cara mengurangi stress karena lalu lintas Jakarta yang luar biasa macet, terutama setelah pandemi.
Sebagai perempuan tentu kebutuhan akan me time perlu, namun bagi Niken, kebersamaan dengan keluarga, terutama dengan anak-anak sudah cukup menjadi penghilang segala kepenatan dan stress. “Rasanya saya hampir tidak punya me time yang sepenuhnya untuk saya. Me time saya ya bersama anak-anak. Setelah seharian beraktivitas di luar, kami selalu ngumpul di kamar saya sambil saling cerita tentang hari kami masing-masing,” cerita Niken sambil tersenyum.
Suami, sekaligus salah satu partnernya di SEQARA Communications, juga menjadi salah satu tim pendukung yang kuat dalam perjalanan karier Niken. Bahkan, soal pendidikan anak dan mempersiapkan keperluan anak-anak pun mereka sangat kompak bekerja sama.
Soal perawatan kecantikan, Niken rutin menggunakan skincare di rumah. Perawatan seperti lulur dan facial dia lakukan di salon atau memanggil terapis ke rumah saat waktunya longgar. Sementara untuk aktivitas di luar kantor, Niken mengaku tidak terlalu banyak mengikuti organisasi atau kegiatan, lebih banyak untuk keluarga.
“Bagaimanapun saya harus menyusun skala prioritas, anak-anak saya lebih penting bagi saya sehingga ketika ada waktu saya memilih aktivitas bersama mereka. Sesekali ngumpul dengan teman-teman lama untuk memelihara silaturahmi tapi tidak setiap akhir pekan,” paparnya.
