Profil

Hj. Garnis Mutiara Shavira, S.H., M.H: Peran Seorang Ibu dalam Karier Suami dan Kesuksesan Anak

MajalahKebaya.com, Jakarta – Tidak berlebihan, terutama di bulan istimewa untuk para ibu ini, wanita muda, cantik, luwes, energik dan juga sebagai artis dan model, bernama lengkap Hj. Garnis Mutiara Shavira, S.H., M.H., sangat mengidolakan dan mengagungkan peran seorang ibu dalam hidupnya. Tanpa mengurangi arti seorang ayah, Madame Shavir, begitu ia akrab disapa, menegaskan bahwa sosok ibu sangat menentukan masa depan generasi bangsa. Ia mengutip kata-kata bijak, ‘You educate a man, you educate a man. You educate a woman, you educate a generation’. Bahwa pembangunan karakter berawal dari sentuhan seorang ibu.

“Ibu bagi saya adalah soulmate, belahan jiwa. Hanya melihat mata saya tanpa saya cerita Ibu dapat mengetahui perasaan yang sedang saya alami. Ibu memiliki peranan yang sangat berarti bagi kehidupan saya. Bagai air yang kita butuhkan setiap saat. Beruntung saya memiliki Ibu yang hebat yang bisa menutupi perasaannya di depan orang agar terlihat baik-baik saja walaupun itu tidak. Yang pasti wanita yang paling tulus dalam menyayangi keluarga, paling bisa menerima kekurangan, memahami anak-anaknya dalam berproses. Ibu merupakan madrasah pertama bagi anak-anaknya itu betul. Karena itu, rumah saya adalah tempat di mana Ibu berada,” tegas Shavira.

Sebagai seorang anak yang kini pun sudah menjadi seorang ibu bagi anak perempuannya bernama Glamoura Magana Sarashanoum, Shavira berharap dapat menjadi pendidik yang cerdas untuk mencetak generasi-generasi yang unggul dan berakhlak mulia. Sebagai perempuan, ia harus kuat dan mandiri dalam segala hal terutama mandiri secara finansial. Karena baginya, perempuan mandiri tidak bergantung kepada siapa pun dan bisa menetapkan pilihannya sendiri, tanpa keluar dari norma yang ada.

“Wanita yang mandiri secara finansial akan melihat laki-laki bukan dari segi materi, tetapi lebih kepada ‘responsibility’-nya sebagai seorang laki-laki. Do and don’t. Apa yang seharusnya dilakukan dan tidak dilakukan. Bagaimana ia men-‘treat’ pasangannya. Saya akan mengajarkan anak perempuan saya nantinya untuk menjadi wanita mandiri. Tidak mudah luluh atas pemberian lawan jenis, karena dia sendiri pun mampu membelinya. Anak saya harus serba bisa seperti saya. Memiliki relasi yang luas, berpendidikan tinggi dan harus percaya diri berani tampil di depan umum. Tidak lupa akhlak nomor satu. Norma kesopanan, tata krama kepada orang lain dan terutama orang yang lebih tua,” ujar Shavira.

Perempuan juga harus kuat, seperti sudah dibuktikan Shavira dalam menapaki perjalanan hidupnya, teutama dalam karier dan bisnis, ketika orang-orang memaksanya untuk jatuh, di saat itu pula ia membuktikan diri dengan segudang prestasi, antara lain menjadi Finalis Miss Earth Indonesia, melakoni dunia entertainment, dan melanjutkan studi ke jenjang S2, hingga sukses dalam bisnis fashion muslim syar’i yang merambah sampai ke mancanegara. Shavira telah membuktikan dirinya bahwa perempuan mandiri akan mudah meraih kesuksesan dan prestasi, baik dalam karier, bisnis, maupun dalam hidup.

Harus disadari, menurut Shavira, bahwa peran seorang ibu sangat penting bagi karier suami dan kesuksesan seorang anak. Para ibu juga dituntut untuk bisa memberikan contoh yang baik bagi para buah hatinya terutama memberi contoh secara langsung.

“Di era society 5.0 di mana masyarakat dituntut untuk berdampingan dengan teknologi, menguasai, dan memanfaatkan teknologi tersebut. Saya sebagai seorang ibu dan anak saya nantinya saat ia sudah dewasa mungkin sudah lebih maju dari sekarang harus mampu bersaing dan memiliki kemampuan itu. Memang bukanlah hal yang mudah, tetapi saya sebagai seorang ibu harus mendukung secara sosial, selektif dan bijak demi pembentukan karakternya sehingga dapat mencegah bahaya-bahaya online yang timbul dari era digital ini,” tekan Shavira.

Ekspansi ke Bisnis Infrastruktur dan Telekomunikasi

Meskipun bisnis fashion muslim milik Shavira dengan brand GeMeS by Shavira Syafari tetap eksis dan kian berkembang, namun ia terus bergerak menangkap berbagai peluang yang ada. Kini, ia mulai fokus berinvestasi di beberapa Proyek Pemerintah khususnya bidang infrastruktur, yaitu Proyek Pembangunan Jalan Tol di sekitar Bandara Internasional Jawa Barat dan beberapa proyek seperti bidang transportasi.

“Saya masih kalkulasi, tetapi apabila memungkinkan saya akan menanam saham di transportasi. Ke depan, saya juga akan ekspansi ke bidang perkebunan, pertanian, dan peternakan. Kapital juga harus mencukupi kan. Ya… doakan saja agar lancar ya,” antusias wanita kelahiran Depok, 11 Agustus, yang saat ini sedang mencari lahan untuk dijadikan usaha villa, peternakan, perkebunan dan pertanian di daerah Jawa Barat.

Tidak hanya itu, entrepreneur berbakat ini, kini pun sedang menjalankan bisnis di bidang telekomunikasi. “Kenapa saya sangat bergairah di bisnis telekomunikasi ini? Karena coba kita lihat.. bidang apa yang tidak memerlukan internet? Semua bidang saat ini butuh koneksi internet. Ya perbankan, pendidikan, komunikasi, dsb. Alat yang saya jadikan bisnis ini 1 chip yang sudah tertanam semua provider di Indonesia sehingga tidak perlu lagi tambah kartu SIM atau menggantinya dengan yang lain dan juga bisa dibawa ke 100 negara lebih. Ke depan, masyarakat berbondong-bondong akan mencari alat yang memiliki solusi dalam berinternet, no blind spot,” ujar Shavira dengan sangat optimis.

GeMeS by Shavira Syafari Semakin Trendy

Shavira terjun di bisnis fashion muslim syar’i dan konveksi tidak serta merta dan tanpa perhitungan. Sebelum terjun ia memperkaya diri dengan pengetahuan, pengalaman, wawasan, dan link yang kuat. Selain menjalani profesi sebagai artis dan model, ia pernah bekerja di Bosowa Group dan Artha Graha Group. Shavira lebih banyak berkecimpung dan lebih senang bekerja di bidang marketing daripada bidang legal yang sesuai background pendidikannya.

“Sebelum benar-benar fokus di bisnis fashion muslim, saya memutuskan berkarier di perusahaan swasta terlebih dahulu untuk mencari link dan modal usaha. Setelah modal terkumpul saya melepaskan pekerjaan di perusahaan dan mulai usaha sendiri. Saya yang design sendiri… Alhamdulillah saya punya teman-teman yang juga berbisnis di bidang pakaian, ada yang khusus memproduksi kemeja, ada yang gamis, dan sesama pengusaha gamis kami sering bertukar pikiran dan informasi tentang bisnis,” kenang Sarjana S2 Universitas Jayabaya Jurusan Hukum Bisnis ini.

Desain-desain baju syar’i di bawah label GeMeS by Shavira Syafari milik Shavira banyak diminati masyarakat karena trendy, serta dipadu motif-motif yang menarik, serta bahan yang nyaman dan berkualitas. Biasanya ia akan membuat beberapa desain sebagai contoh, yang kemudian dipakainya sendiri, dan ketika respon teman-temannya bagus maka ia akan memproduksi dalam jumlah banyak.

Bintang FTV kelahiran Depok ini, mengakui sebenarnya ia tidak terlalu syar’i, karena sebelumnya ia mendesain hijab. Tetapi karena berpikir orang yang terjun di hijab sudah sangat banyak, maka ia mengambil ceruk pasar yang masih cukup besar, yaitu pakaian syar’i. Itu pun dengan sentuhan-sentuhan artistik yang berbeda dengan yang umum ada di pasaran.

“Desain baju syar’i yang saya buat dipermanis dengan motif-motif yang saya suka, yang cerah-cerah..seperti warna pastel kesukaan saya. Alhamdulillah saya dan rekan-rekan sesama penjual saling mendukung dan saling support seperti ikut membantu menjual… Alhamdulillah laku… saya juga menawarkan pada teman-teman follower akun saya yang jumlahnya banyak… dan rencananya beberapa waktu lalu sempet kontak beberapa teman selebgram yang juga artis minta di-endorse,” ujar penyuka kopi pahit ini.

Dari segi bahan, Shavira menjamin baju-baju syar’i buatannya sangat nyaman dipakai, fleksibel, dan tidak kaku. “Kalau kita pakai baju panjang kan panas ya… saya memilih bahan Armani Silk yang nyaman dipakai, tidak mudah kusut, tidak perlu diseterika, tidak perlu pakai furing, karena bahan Armani Silk tidak transparan, busuiable, wudhuable. Saya sangat mengikuti kaidah-kaidah syar’i dalam mendesain karya-karya saya, dan pastinya selalu up to date,” ujarnya.

Menurut Shavira, bisnis fashion busana muslim sangat bagus ke depan. Apalagi dari pengakuan beberapa client konveksinya yang berasal dari Singapore dan negeri jiran Malaysia. “Client dari Singapore saya buatkan baju kurung, karena trend fashion di sana rata-rata baju kurung. Saya pun memproduksi mukena dan Alhamdulillah sudah sampai ke Malaysia. Memang ada perbedaan trend fashion negara-negara Asia dengan Indonesia. Mereka belum begitu up to date dibandingkan dengan Indonesia yang sudah sangat berkembang pesat. Rata-rata dua negara itu mencari bahan tekstil dan belanja pakaian jadi pun di Indonesia. Maka dari itu saya lihat peluang ke depan sangat bagus sekali ada di dunia fashion muslim. Saya semakin tertarik dan serius di bisnis ini,” antusiasnya.

Jiwa Seni dan Entrepreneurship Tertanam Sejak Remaja

Shavira sangat menyadari bahwa ia memiliki begitu banyak potensi dalam diri yang bisa dikembangkan. Wajahnya yang cantik, penampilan luwes dan energik, passion dalam bidang usaha yang cukup kuat, serta peluang yang begitu banyak, ia manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Ketika duduk di Kelas 3 SMU, Shavira sudah menjadi bintang iklan dan model untuk beberapa busana karya para desainer ternama. Wajah dan posenya menghiasi Majalah Cosmo Girl pada waktu itu. Berlanjut ketika kuliah, ia masuk dalam tim promosi kampus, dan menjadi Duta Kampus. Sering didaulat menjadi MC pada acara-acara formal kampus, seperti seminar, launching, dan sebagaimya.

Ketika Indonesia menjadi tuan rumah dalam ajang olahraga Sea Games tahun 2007, sebagai Duta Kampus, Shavira dipilih menjadi Liaison Officer yang bertugas mendampingi Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohammad, selama berada di Indonesia.

Dunia sinetron dan FTV pun dilakoni Shavira, bahkan ia juga mengalami masa-masa syuting streaming sinetron atau FTV yang tidak mengenal waktu karena kejar tayang, dari subuh ke subuh. Namun, karena tidak benar-benar ingin jadi artis, ia kemudian membatasi diri untuk menerima tawaran peran yang tidak allout menyita seluruh waktu dan energi.

Kemudian Shavira juga menjajal kemampuannya untuk bekerja kantoran di perusahaan swasta ternama. “Waktu itu saya jadi team legal di salah satu perusahaan, namun ternyata saya bisa berkontribusi lebih besar kepada perusahaan dalam bidang marketing. Jadi pengetahuan hukum yang saya miliki itu hanya sebatas ilmu yang harus saya tahu untuk diri sendiri, ilmu sebagai bekal saja. Pada saat implementasinya itu kok saya lebih bagus di pemasaran, apalagi saya mempunyai link yang banyak, jadi saya belajar dunia marketing tuh learning by doing,” kenang penyuka kuliner, nonton film, dan berlibur ini.

Dan ke depan, terutama di tahun 2023, Shavira bertekad akan mengumpulkan kapital yang lebih banyak, sehingga ia dapat membantu orang lain lebih banyak lagi, memberikan manfaat bagi banyak orang, dan dapat selalu berkontribusi dalam pembangunan di negara sendiri. “Saya juga membuka komunikasi dan silaturahmi seluas-luasnya.. mengedukasi orang lain dan sosialisasi kepada masyarakat luas mengenai bisnis saya,” tutur Shavira. DW

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top