MajalahKebaya.com, Jakarta – Pernah merasakan susahnya hidup karena kekurangan, menumbuhkan jiwa empati dan welas asih yang sangat kuat dalam diri Widia Rachman, yang saat ini dipercaya ikut membantu menjalankan perusahaan keluarga Bahari Berkah Madani Group (BBM Group) yang membawahi perusahaan bunker service, yaitu PT Bahari Berkah Madani, dan perusahaan ship agent, yaitu PT Putra Samudera Perkasa, yang antara lain mengageni Kapal Perang Asing di Indonesia, dan mengageni Kapal TNI AL di Luar Negeri. Widia selalu bertekad akan melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat banyak, terutama di sekitar perusahaanya beroperasi.
Bukan hanya besedekah dan berbagi, tapi Widia ikut menginisiasi program-program sosial kemasyarakatan bersama Wira Foundation, yayasan keluarga yang bergerak di bidang pendidikan dan charity. Seperti beberapa waktu lalu, tepatnya tahun 2021, ia mendirikan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) ‘Saung Pintar 262’, di di Desa Sabang Mawang Barat, Natuna, untuk mencerdaskan bangsa, khususnya di wilayah perbatasan. Dalam hal ini, ia bekerja sama dengan TNI Angkatan Laut.
Selain berisikan buku bacaan, pada bagian TBM Saung Pintar ini juga berdiri taman bermain, yang menyediakan sarana permainan anak. Selain itu TBM juga terbuka untuk orang dewasa, karena di rak buku selain buku untuk anak-anak, juga tersedia banyak buku bacaan bagi orang dewasa. Selain itu diberikan ratusan paket sembako bagi masyarakat Pulau Tiga Natuna sebagai bentuk kepedulian sosial di tengah pandemi Covid-19.
“Sebagai komponen bangsa kami (BBM Group) ingin berperan aktif dalam mencerdaskan bangsa melalui Saung Pintar ini. Oleh karena itu melalui program ‘Kampung Bahari Nusantara’ TNI AL kami ingin berpartisipasi pada salah satu cluster yaitu Pendidikan. Semoga dengan adanya Saung Pintar ini ke depannya dapat menambah ilmu pengetahuan bagi generasi penerus di Desa Sabang Mawang Barat,” ungkap Widia pada saat peresmian TBM, pada 1 Oktober 2021 yang lalu.
Bukan hanya menyediakan bacaan bagi masyarakat, Widia juga menyediakan tenaga guru yang datang setiap hari ke Sabang Mawang untuk mengajar anak-anak SD. Sudah berjalan setahun, program ini sangat membantu masyarakat yang jauh dari akses pendidikan paling dasar. Karena itu, bukan saja di Kepri Natuna, wilayah kerjanya, Widia juga bertekad akan mendirikan taman bacaan yang sama di tempat lain.
Hingga saat ini, selain di Pulau Sabang Mawang, Kepulauan Natuna yang disebutnya sebagai Pembangunan TBM Jilid 1, Widia juga membangun Taman Bacaan Masyarakat Saung Pintar 262 Jilid 2 di Semeulue Aceh, dan Jilid 3 di Tanjung Balai Karimun. Ia berharap ke depan akan ada berjilid-jilid TBM di banyak wilayah seluruh Indonesia.
Widia mengakui, tidak ada alasan tertentu dalam melakukan kegiatan tersebut, kecuali rasa prihatin dan ingin berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat. Apalagi setelah ia melihat kondisi dan kehidupan masyarakat di pulau terpencil tersebut.
“Kehidupan masyarakat di sana benar-benar jauh dari semua akses seperti di kota-kota. Sebuah daerah kecil terpencil, bayangkan.. jarak ke Sabang Mawang setelah terbang dari Jakarta ke Batam selama 1,5 jam, lalu dari Batam ke Ranai sekitar 2 jam, kemudian disambung dengan perjalanan darat selama kurang lebih 2 jam dan menyeberang ke Pulau Sabang Mawang selama 15 menit, dan tidak ada sinyal. Di sana hanya ada sekolah SD, tapi SMP dan SMA mereka harus nyebrang ke kota. Di pulau itu tidak ada mobil tapi motor, mereka biasa bersepeda atau jalan kaki, tapi ada Angkatan Laut yang selalu berpatroli. Saya memutuskan bangun taman bacaan di sana ya mencari pahala saya pribadi, tidak berharap feedback apa-apa, murni prihatin dan karena saya pernah merasakan tidak punya apa-apa itu tidak menyenangkan,” lirih Widia yang menungkapkan bahwa angka ‘262’ itu adalah tanggal dan bulan kelahirannya, 26 Februari.
Dalam melaksanakan program-program peduli masyarakat, Widia selalu menggandeng TNI Angkatan Laut, apalagi selama ini secara bisnis, BBM Group sudah bekerja sama dengan TNI AL sejak 2016. Dan selain TBM, Widia juga tidak lupa rutin setiap bulan bersedekah dan berbagai sembako walaupun cuma beras 5 kg, mukena, sarung, terutama pada tiap Jumat Berkah.
Sarana dan tempat ibadah pun tak luput dari kepedulian Widia. Hingga kini, sudah ada dua masjid yang dibangunnya, yaitu satu di Batam, dengan nama Masjid Saman Albanjari, dan satu lagi di Bau-Bau, Buton Sulawesi Tenggara, dengan nama Masjid Ar Rahman.
“Kalau bangun masjid itu amal jariyah. Yang di Batam, Ibu Mertua saya sudah memulai membangun , sudah jalan sekitar 30%, dan saya meneruskan saja. Dan yang di Sulawesi sudah jadi cuma belum saya resmikan tapi sudah running. Saya ingin punya masjid di pulau-pulau besar, memang baru dua tapi saya berprinsip hidup cuma sebentar kita harus meninggalkan hal-hal baik, tentu saja masih melibatkan beberapa donatur meskipun tidak banyak,” ungkap Widia sambil bertekad akan mendirikan lebih banyak masjid lagi di daerah-daerah lain, terutama di daerah terpencil.
Support Bakat Anak
Meskipun mengaku tidak bisa menyanyi, Widia sangat mendukung dan bangga dengan anak putrinya, Aura (Kelas 3 SMP) yang memiliki suara bagus. Bahkan, saking ngefans-nya dengan Donnie Sibarani, mantan vokalis Ada Band, ia memberikan support penuh untuk putrinya ketika akan berkolaborasi dengan Donnie, me-recycle lagu-lagu yang pernah hits.
“Bahkan anak saya sudah rekaman satu single cuma karena bentrok dengan sekolahnya, dan kita mau buat videoklip, jadi ya kita pending sampai dia masuk SMA tahun depan. Karena belum launching, Donnie beberapa kali mengajak anak saya berduet dengannya karena karakter vocal anak saya nyambung, semua bilang bagus,” bangga Widia.
Begitupun dengan dua anaknya yang lain, yaitu Huda (Kls 4 SD) dan Amira (Kls 3 SD), istri dari Tomy Barata, seorang karyawan swasta ini, sangat peduli dan memperhatikan pendidikan dan tumbuh kembang mereka. Ia dan suaminya, selalu memberikan dukungan dan pendampingan yang terbaik bagi anak-anak agar mereka bisa meraih prestasi di sekolah atau pun di luar sekolah.
