MajalahKebaya.com, Jakarta – Tidak ada kata bosan, jenuh, apalagi stress ketika seseorang menjalankan bisnis yang berangkat dari hobi, kegemaran, dan passion. Seperti yang dilakukan wanita cantik, Morry, dalam mengembangkan bisnis-bisnisnya, mulai dari café & billiard, event organizer, bursa sepeda balap custom, jam tangan branded, hingga yang saat ini dalam persiapan, bisnis penyewaan rumah pesta untuk berbagai acara seperti wedding, birthday, arisan, launching produk, dll, dengan konsep indoor dan outdoor.
Morry terjun ke bisnis sejak tahun 2002. Ia membuka usaha cafe billiard dengan brand Zoom Cafe and Billiard. Masa-masa itu konotasi billiar kurang bagus di masyarakat, identik dengan kehidupan malam dan prostitusi terselubung. Karena itu, Morry mencoba mematahkan stigma negatif itu dengan melakukan terobosan kreatif, sehingga billiar kemudian tidak lagi negatif.
“Waktu itu saya bikin konsep dengan mempekerjakan anak-anak kuliah parttime supaya billiar kembali identik sebagai olahraga yang positif. Saya tergerak untuk terjun di usaha billiar ini, awalnya karena Papa saya pecinta billiar.. jadi saya lihat Papa main billiar dari kecil, nah tahun 2002-an ketika konotasinya tidak bagus dan tidak ada pengusaha billiar perempuan, apalagi waktu itu usia saya baru 25 tahun, saya memberanikan diri dan merasa tertantang untuk menjadi yang pertama,” ujar wanita yang hobi travelling, kuliner, dan nyanyi ini dengan bangga.
Bisnis café & billiard milik Morry bertahan selama kurang lebih lima tahun, 2002 hingga 2007. Ia memutuskan untuk tidak melanjutkan usaha tersebut karena ingin mencari pekerjaan lain yang tidak harus pulang malam, apalagi saat itu ia belum menikah.
Humas POBSI 4 Periode. Pada tahun pertama buka usaha café & billiard, Morry berkesempatan bertemu dengan Ketua Umum POBSI (Persatuan Olahraga Billiar Seluruh Indonesia), Jenderal Polisi (Purn) I Gusti Made Putera Astaman, almarhum. Pertemuan itu kemudian mengantarnya berkenalan dengan organisasi billiar hingga Morry dipercaya menjadi Humas POBSI. Bahkan sudah empat kali pergantian pengurus, ia tetap didaulat menjadi Humas. Pada saat dilantik tahun 2002, Morry adalah Humas termuda dalam sejarah organisasi billiar Indonesia.
“Dari tahun 2002 sampai sekarang setelah 20 tahun, saya masih dipercaya menjadi Humasnya POBSI, jadi selama 4 kali ganti Ketua, Humasnya masih sama, dan setelah cafe saya tutup tahun 2007, saya melanjutkan dengan usaha EO dan promotor billiar,” ujar wanita kelahiran Jakarta, 23 Maret ini.
Morry adalah promotor billiar pertama yang membawa atlet-atlet billiar kelas dunia ke Indonesia. Ia mempromosikan dan mengangkat olahraga billiar Indonesia agar bisa bersaing dalam kompetisi dan diperhitungkan di dunia internasional. Melihat kiprah dan sepak terjangnya ini, Morry kemudian dipercaya menjadi Manager Kontingen Indonesia untuk Sea Games di Filipina tahun 2005, Manager Kontingen Special Invitation Sultan Hassanah Bolkiah dari Brunei, dan kejuaraan dunia World Pool Championship 2004 di Taiwan dan 2006 di Filipina. Ia merupakan perempuan pertama yang menjadi Manager Kontingen Indonesia untuk billiar yang biasanya dijabat laki-laki.
Banyak prestasi dan kenangan berkesan yang membanggakan sudah ditorehkan Morry di dunia billiar Indonesia. Salah satu yang paling berkesan baginya ketika membawa tim billiar Indonesia ke Brunei tahun 2005 atas undangan Sultan Hassanah Bolkiah. “Karena Pangeran Brunei sangat suka dengan billiar, dan pernah menjadi salah satu atlet Tim Brunei di Sea Games, saat dia mau mengadakan lamaran, dia mengadakan acara pertandingan billiar se-Asia Tenggara. Tiap negara yang diundang boleh mengirim atletnya dan saya menjadi satu-satunya Manager Atlet wanita. Pada saat pulang para undangan diberikan souvenir berupa koin perak dengan wajah Sultan Hassanah Bolkiah yang masih saya simpan sampai sekarang. Dan, saya juga sempat berfoto di depan lukisan beliau… itu yang paling berkesan..,” tutur penyuka olahraga Muaythai yang dilakoninya seminggu dua kali dan bowling ini, dengan bahagia.
“Menjadi Humas POBSI memberikan saya kesempatan keliling Indonesia karena waktu itu kita ada kerja sama dengan salah satu sponsor, mengadakan road show turnamen billiar di 30 kota di Indonesia,” lanjut Morry.
Morry gencar mempromosikan billiar dan selalu berupaya untuk mengangkat billiar menjadi olahraga yang semakin diminati masyarakat. Salah satunya, ia menggandeng para artis tanah air yang gemar billiar. Morry mencetuskan terbentuknya Asosiasi Artis Pebilliar Indonesia (A2PI), yang diketuai oleh Gugun Gondrong.
“Aktivitas organisasi saat ini terhenti, karena Mas Gugun Gondrong sebagai Ketua, mengalami sakit dan meskipun saat ini kondisi beliau sudah sembuh, tetapi tidak memungkinkan untuk menjadi Ketua lagi. Wakil Ketuanya adalah Alm. Ricky Jo. Jadi kita mengumpulkan artis-artis yang suka billiar, seperti Baim Wong, Eddies Adelia, Bedu, Melly Zamri, dll., untuk mensosialisasikan billiar ke masyarakat. Harapannya kalau Covid sudah pulih, kita bisa membentuk kepengurusan yang baru dan mulai mensosialisasikan billiar lagi, apalagi Pak Hary Tanoesoedibjo, sebagai Ketua Umum POBSI saat ini, sangat mendukung,” antusias Morry.
Bisnis Sepeda Balap dan Jam Tangan Branded
Sambil terus aktif di POBSI, Morry tetap menjalankan bisnis EO hingga tahun 2012. Setelah itu, karena menikah dan punya anak, ia memutuskan untuk fokus mengurus anak, mencurahkan waktu dan energinya untuk membesarkan dan mendampingi proses tumbuh kembang si buah hati tercinta, Vallerie Daniel Atmadja yang kini berusia 8 tahun dan sudah Grade 3.
“Karena waktu tidak bisa balik jadi saya mau jadi house wife dulu dari tahun 2012 sampai sekarang. Tapi seiring waktu rasa bosan menghampiri, karena tidak ngapa-ngapain di rumah, yang tadinya sangat sibuk dengan seabrek kegiatan. Kebetulan suami saya sangat suka bersepeda, nah pas Covid, saya pun ikut-ikutan suami bermain sepeda balap. Akhirnya kita tergila-gila mengumpulkan sepeda balap sampai berjumlah tidak kurang dari 30 unit di galeri kita.. terus kita join dengan teman buka toko kecil di Alam Sutera, dan menjadikan itu sebagai bisnis. Cuma memang saya dan suami tidak terlalu terlibat, lebih ke silent partner. Toko sepeda kita itu unik, karena kita menjual dan membeli sepeda balap second, makanya kita menyebutnya bursa sepeda tapi ada juga yang baru. Jadi kita menerima custom sepeda sesuai keinginan customer. Misalnya ada customer ingin sepeda import dari Eropa kita bisa datengin jadi itu yang kita rasa di Indonesia belum ada, seperti reseller tas mewah cuma bendanya sepeda balap. Awalnya kita kolektor, suka bertukar koleksi dengan para kolektor lain, tapi kemudian kebanyakan sehingga tercetus ide dijadikan bisnis, akhirnya kita buka bursa sepeda tahun 2019 sampai sekarang,” ungkap Morry bersemangat.
Dalam menjalankan bursa sepeda ini, Morry dan suami menggandeng rekanan yang berlatar belakang atlet sepeda agar customer bisa mendapat pengetahuan dan informasi yang akurat tentang sepeda balap. Selain sepeda balap, dari 15 tahun yang lalu Morry dan suami juga ternyata sangat menggemari jam tangan mewah seperti Rolex. Tentu saja sebagai kolektor memiliki beberapa koleksi jam mewah, sehingga itu pun mencetuskan ide keduanya untuk dibisniskan seperti halnya sepeda balap.
“Saat Covid banyak orang yang mempunyai dana berlebih tidak bisa keluar negeri untuk berbelanja jam tangan kesukaannya. Akhirnya kita mikir ini lahan bisnis juga, karena kita punya beberapa pieces koleksi yang banyak dicari orang. Kelebihan kita adalah semua barang yang ditawarkan itu milik sendiri, bukan titipan dan kita juga tidak menerima titipan karena kalau titipan harganya pasti akan lebih mahal. Saat ini, koleksi sepeda balap kita kurang lebih ada 80 set, yang di bursa sepeda kurang lebih ada 50 set, dan di gallery rumah kurang lebih ada 30 set. Dan untuk jam tangan mewah, koleksi kita ada kurang lebih 70 pieces yang dijamin keasliannya, yang kita jual di Instagram,” tegas Morry.
Bisnis sepeda balap dan jam tangan mewah sejak 2019, berawal dari kolektor yang dijadikan bisnis kecil-kecilan dengan tetap menjalankan perannya mengurus keluarga, terutama mendampingi anak yang masih kecil. “Saya tetep bisa mengurus anak dan keluarga karena semua online, usaha sepeda balap pun ada orang yang menjalankan, kita hanya ke sana untuk ngecek jadi saat ini belum kepikiran untuk usaha yang saya terlibat lebih dalam, sampai nanti anak umur 10 tahun saya masih mau fokus sama dia,” ujar Morry yang saat ini sedang mencari usaha yang waktunya fleksibel.
Bersosialisasi Sambil Berbagi
Tren sosialita berkegiatan sosial lewat komunitas seperti arisan, sudah merupakan hal yang lazim. Begitu pun dengan Morry, yang saat ini mengikuti kelompok arisan yang tujuan utamanya adalah berkumpul untuk sharing informasi dan melakukan kegiatan sosial membagikan bingkisan ke panti asuhan di waktu tertentu, selain itu setiap Jumat saya dan partner bisnis sepeda balap menyisihkan sebagian dari keuntungan usaha untuk sedekah berupa 100 box nasi.
“Ke depan, saya ingin sekali mempunyai rumah singgah, yang menyiapkan makan gratis untuk siapa saja yang sangat membutuhkan.. orang biasanya melakukan aksi sosial hanya untuk sementara, tapi saya ingin membuat yang permanen. Alasannya karena memberi makan orang banyak tidak akan membuat kita susah.. Orang tua saya selalu mengajarkan kalau kita punya uang 10 ribu sebenarnya buat makan sendiri kurang, tapi selama kita bisa bagi dua dan bisa makan bareng kenapa tidak,” antusias Morry yang juga selalu ingin membantu mempromosikan pedagang atau usaha kecil yang ditemuinya melalui media sosial supaya bisa membuat UMKM lebih maju dan bisa dikenal.
Harapan dan Rencana ke Depan
Saat ini Morry sedang sibuk menyelesaikan pembangunan rumah pesta di lahan seluas 1000 m2 yang berada di Rancamaya, Bogor. Rumah pesta dengan konsep indoor dan outdoor ini rencananya siap di awal Januari 2023 yang nantinya bisa disewa untuk acara pesta, arisan, gathering dan “healing” karena dilengkapi 2 kamar tidur dengan fasilitas kolam renang dan karaoke. Morry juga menyediakan jasa event organizer untuk mempersiapkan penyelenggaraan acara di rumah pesta miliknya yang berada tidak jauh dari tempat tinggalnya saat ini. Hanya beda 2 blok dari rumah. Nantinya Morry akan bekerja sama dengan vendor dari UMKM yang berpotensi dan berkualitas tapi belum dikenal karena kurang promosi. “Jadi saya bisa mengisi waktu dengan menjalankan bisnis EO lagi tanpa harus berjauhan dari rumah dan sekaligus membantu UMKM,” ujarnya.
Di akhir obrolan dengan Kebaya Indonesia, Morry menyampaikan harapan untuk dunia billiar Indonesia. Ia berharap para pengusaha billiar tidak hanya berpikir untuk mendapatkan keuntungan dari bisnis rumah billiar yang dijalankan tapi juga bisa membantu perkembangan olahraga billiar dengan mengadakan turnamen agar bisa bermunculan bibit baru atlet biliar yang bisa dilatih oleh POBSI dan nantinya mengharumkan nama Indonesia di dunia billiar internasional.DW
Wardrobe:
Kebaya by designer ERDAN
Gaun by designer RUDY CHANDRA
Info Lebih Lanjut:
Informasi mengenai Bursa Sepeda dan Penyewaan Rumah Pesta bisa menghubungi:
Instagram @morryzoom
