Profil

Meidy Katrin Lengkey: Perempuan Tangguh, Ulet, Srikandi Nikel Indonesia

MajalahKebaya.com, Jakarta – Perempuan sebagai penopang ekonomi bangsa bukan hanya sekadar slogan dan lip service, tetapi memang selalu terbukti, dan bisa terlihat bagaimana signifikannya peran perempuan menyelamatkan perekonomian bangsa pada krisis-krisis ekonomi yang pernah melanda Indonesia, termasuk krisis karena pandemi Covid yang baru lalu. Lahirnya wanita-wanita tangguh, yang kian hari kian tumbuh, dan semakin diperhitungkan dalam semua aspek kehidupan, tidak bisa dihindari. Dan, Meidy Katrin Lengkey, seorang entrepreneur sukses, adalah salah satu wanita tangguh, serba bisa, dan ulet, yang mematahkan stigma bahwa perempuan tidak setangguh pria.

“Perempuan itu bisa masuk semua sisi, mau masuk hotel bintang lima jadi, mau masuk Warteg jadi, mau pakai high heels, mau pakai sepatu boat jadi, karena perempuan itu makhluk hidup paling tangguh, bukan laki-laki yang paling tangguh. Laki-laki tidak bisa multitalent, multitasking, yang bisa hanya perempuan, mengurusi anak sambil dandan, sambil masak itu bisa, laki-laki tidak. Jadi jangan remehkan ibu rumah tangga, ibu rumah tangga itu yang menghasilkan bibit-bibit masa depan. Bisa menghadapi suasana yang berbeda di situasi yang sama. Ibu menciptakan bibit-bibit anak kita, mengedukasi anak-anak kita untuk bisa bersosialisasi dengan baik, beragama dengan baik, berkembang membentuk socio-skill yang baik, membentuk communication skill yang baik, dan menciptakan entrepreneur,” tegas wanita cantik kelahiran Manado 21 April ini.

Namun, lanjut Meidy, tidak bisa dipungkiri, masih banyak perempuan yang belum berani secara total mengekplor potensi diri. Perempuan memang identik dengan kecantikan, kelembutan, dan halus. Kebanyakan perempuan Indonesia tidak mau berat, berhujan-hujan, berpanas-panas, dan tidak mau berbecek-becek. Akhirnya lebih suka berbisnis kafe, salon atau seputar kecantikan dan dapur. Padahal, apapun bidang yang ditekuni perempuan, segala sesuatu itu bisa dijalankan dengan fokus.

Sekarang eranya emansipasi wanita. Wanita tak melulu harus ada di dapur, mereka bisa berkarier di bidang-bidang pekerjaan yang biasa dikerjakan oleh pria. Negara juga memberi kesempatan dan menampung aspirasi kaum wanita, baik di lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan bidang-bidang lainnya. “Kendati demikian, perempuan tidak boleh melupakan kodratnya sebagai kaum Hawa. Saya tetap berusaha membagi waktu antara urusan karier dengan keluarga, terutama di waktu libur. Kalaupun sedang tugas di luar kantor, misalnya ke daerah atau ke luar negeri, saya selalu sempatkan menghubungi anak-anak via gadget, baik melalui telepon atau video call,” ungkap pehobi baca buku, travelling, olahraga, nonton film dan teater ini.

Menyandarkan Hidup dan Karier pada Rencana Tuhan

Meidy dilahirkan dari keluarga sederhana. Karena itu, sejak kecil tumbuh tekad dalam dirinya, kelak ketika sudah besar, ia bisa bekerja dan mandiri, serta membahagiakan kedua orang tua. Semangat dan niat untuk meringankan beban orang tua, mulai terwujud saat ia duduk di bangku SMA. Meidy mulai mencoba-coba berbisnis, bisnis apa saja, yang penting halal. Setidaknya, hasil dari berbisnis tersebut ia bisa membiayai diri sendiri, tanpa terus menerus meminta uang saku dari orang tua.

“Seusai menyelesaikan SMA di Jakarta, saya melanjutkan kuliah. Suatu ketika, saya tiba-tiba diminta kerja oleh sebuah perusahaan sparepart kayu, padahal awalnya saya hanya berniat mau mengantar saudara yang hendak membeli sparepart mesin di perusahaan kayu tersebut. Mungkin perusahaan itu melihat ada keikhlasan, disiplin, dan detail dalam urusan pekerjaan, dalam diri saya, sehingga saya dibolehkan bekerja sambil kuliah. Lumayan buat nambah uang kuliah waktu itu. Dan, saya bersyukur, tetap dipercaya perusahaan hingga lulus kuliah. Dari situ saya mendapat banyak hal dan pengalaman yang dapat dijadikan modal untuk berkiprah ke depannya,” tutur Meidy.

Selama bekerja di perusahaan kayu itu, Meidy sering ditugaskan pimpinan ke hutan, mengingat pabrik kayu harus mengecek lokasi kayu di hutan. Ia merasa senang diberikan tantangan seperti itu. Ia merasa senang keluar masuk hutan. Merasa terhibur bertemu orang desa, melakukan perjalanan di desa, dengan segala macam latar belakang cerita yang tentu berbeda-beda. Dan, dari pengalaman tersebut, pemilik perusahaan semakin percaya, shingga ia pun diberangkatkan ke luar negeri untuk melihat proses pembuatan mesin-mesin kayu di sana. Meidy diminta mempelajari aplikasi mesin-mesin tersebut.

“Setelah product knowledge semakin matang tentang industri perkayuan, seiring itu saya juga sering mendapat undangan para principal dari beberapa negara. Seperti principal dari Jerman, Cina, Taiwan, dan Italia. Seiring waktu, saya mendapatkan kepercayaan yang sangat besar dari perusahaan untuk melaksanakan tugas kantor, yaitu memimpin divisi sendiri, saat bertugas ke Kalimantan untuk melakukan personal approach ke pabrik besar yang sparepart-nya di-support dari perusahaan tempat saya bekerja. Ketika mengunjungi pelabuhan muat, saya melihat ternyata pelabuhan untuk muat kayu jadi satu dengan pelabuhan muat batubara,” kenang Meidy.

Merambah ke Bisnis Tambang. Semasih ditugaskan di Kalimantan, suatu hari Meidy tidak sengaja bertemu Warga Negara Asing (WNA) yang kebingungan saat bicara dengan orang setempat di pelabuhan. Kebetulan, Meidy bisa berbahasa Inggris sehingga ia membantu menjadi interpreter untuk keduanya. Kemahiran dan keluwesan Meidy dalam menterjemahkan maksud keduanya, menarik perhatian orang asing tersebut. Hubungan pertemanan keduanya pun semakin akrab, dan belakangan Meidy ditawarkan menjadi staff personal sekaligus membantu mengembangkan bisnis batubara yang dijalankan WNA tersebut.

“Kemudian pada tahun 2007, saya diminta untuk mencari nikel di daerah Kendari, Provinsi  Sulawesi Tenggara. Setelah ditemukan, saya diminta ke lokasi untuk menangani proses perdagangan nikel tersebut. Seiring waktu bisnis perdagangan nikel perusahaan WNA itu berkembang pesat. Sukses di Kendari, kepak sayap bisnis perusahaan dikembangkan ke kota-kota lainnya. Dari kolase perjalan bisnis tambang tersebut, akhirnya  perusahaan pun mempunyai tambang sendiri, relasi pun diperkuat dengan Pemerintah Daerah (Pemda) setempat terkait teknis perizinan, keamanan dan lain sebagainya. Dari sini saya percaya bahwa kemampuan berkomunikasi yang baik itu sangat berperan, orang akan nyaman dengan kita dalam berkomunikasi,” tutur Meidy.

Pengalaman demi pengalaman dari berbagai pihak dan komunikasi serta mendapatkan masukan dari para ahli tambang, Meidy kemudian mampu menganalisa dan memprediksi areal mana saja yang bisa memproduksi hasil tambang yang berkualitas, di mana potensinya dengan learning by doing.  Padahal ia tidak belajar dan tidak secara khusus sekolah pertambangan ataupun Ilmu Geologi, termasuk sekolah Komunikasi. Baginya, yang penting percaya diri saja, percaya Tuhan sudah mengarahkan ke situ pasti ada sesuatu.

Rintis Usaha Tambang Sendiri. Setelah 4 tahun bekerja di perusahaan pertambangan tersebut, Meidy kemudian resign. Ia lalu mencoba merintis usaha sendiri dan membangun perusahaan sendiri. Tahun 2009, ia mengajak teman untuk mendirikan perusahaan sendiri, joint dengan teman anak seorang pejabat daerah.  Akhirnya, Meidy pun memiliki tambang sendiri, produksi berjalan, meskipun ia tetap stay di Jakarta, dan bolak- balik ke daerah.

“Tahun 2014, saya bersama tim sempat kebingungan karena kebijakan Pemerintah yang memberhentikan ekspor biji nikel. Tahun 2014-2017 di masa kekosongan pertambangan nikel, saya kembali mencoba merintis usaha di bisnis kayu. Suplay kayu dengan perijinan yang lengkap tentunya, hitung-hitung biar bisa mengangsur cicilan dan membiayai kebutuhan hidup selama ada larangan ekspor nikel,” lirihnya.

Ternyata di 2017 Pemerintah membuka kembali keran ekspor nikel. Saat itu dibentuklah semacam organisasi yang menaungi usaha pertambangan nikel, yakni Asosiasi Pertambangan Nikel Indonesia (APNI) oleh Kementerian ESDM di bawah Direktorat Mineral dan Batubara (MINERBA).  Meidy diminta menjadi Sekretaris Jenderalnya. Mungkin karena ia adalah satu-satunya perempuan ketika APNI dibentuk, dan dianggap mampu menjadi penengah dan bersuara untuk dunia pertambangan nikel Indoneia.

“Dengan menimbang maksud dan tujuan dan manfaat didirikannya APNI, untuk membantu negara, berpotensi peningkatan pendapatan negara, saya mau ikut turun menjadi Sekjen APNI yang diresmikan pada tanggal 6 Maret 2017.”

Tanggal 14 Januari 2021, Meidy mendapat kepercayaan lagi oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang saat ini telah menjadi Kementerian Investasi melalui SK Kepala BKPM No. 32 Tahun 2021 sebagai Anggota Komite Penanaman Modal BKPM bidang Pertambangan. Suatu kepercayaan dan tanggung jawab yang sangat besar untuk ikut berperan membangun negara.

“Awalnya pada saat diminta Pak Menteri untuk jabatan tersebut, saya meminta waktu sekitar 1 bulan untuk memutuskan, karena saya harus berdoa dan berpuasa dulu, tanya Tuhan dulu apa rencana Tuhan ditempatkan saya di pemerintahan. Pada saat saya masuk organisasi dan pemerintahan ini secara visi, secara misi, secara mental saya tidak mampu, tapi Tuhan menempatkan saya di sini pasti ada sesuatu yang Tuhan rencanakan, apakah untuk saya, untuk anak saya, keluarga saya, orang sekitar saya, kan saya tidak tahu. Maka jalani saja dulu,” ungkap Meidy berpasrah pada Kehendak dan Rencana Tuhan.

Agustus 2021, Meidy mendapat tanggung jawab lagi yang lebih besar, lebih international, lebih mendunia.  Salah satu perusahaan terbesar di QATAR, yaitu JTA Holding mengangkatnya sebagai Country Manager Indonesia. Kepercayaan yang diberikan ini sempat membuat Meidy makin bingung, mengapa harus dirinya yang dipercayakan perusahaan international sebagai Country Manager Indonesia. Tapi ia melihat ada rencana Tuhan yang lebih besar untuk dirinya, keluarga terutama untuk bangsa dan negara tercinta Indonesia.

“Prinsip saya, semua yang ada di dunia ini milik Tuhan. Kalau kita salah, Tuhan akan marah.  Kalau hati kita bengkok, Tuhan akan bengkokkan juga. Jalani dengan lurus, jangan ada keserakahan, jangan sombong, jangan angkuh, harus down to earth karena kita mengolah buminya Tuhan, dengan demikian Tuhan akan membantu jalannya lebih besar lagi,” tutur Meidy penuh keyakinan.

Tantangan Era Digital

Di era globalisasi saat ini perkembangan teknologi semakin canggih. Kita bisa melihat dunia hanya melalui gadget dengan dukungan internet. Di Indonesia saat ini, menurut Meidy, pada era Revolusi Industri 4.0, menekankan pada pola digital economy, artificial intelegence, big data, robotic, dan lain sebagainya, atau dikenal dengan fenomena disruptive innovation. Karena itu, suka tidak suka, kita harus beradaptasi dan meng-upgrade diri agar bisa mengikuti perkembangan yang ada.

“Meskipun saya bukan orang IT, namun saya terus mencoba perkembangan teknologi digital (digitalisasi), untuk membantu aktivitas saya sehari-hari, baik berkomunikasi dengan rekan kerja, rekan di organisasi, sanak saudara, keluarga, dan interaksi via digital lainnya. Saya rasakan manfaat dari kemajuan industri teknologi saat ini. Namun, ada kalanya saya juga melakukan pertemuan dengan kolega secara offline atau pertemuan secara langsung, karena banyak hal pembahasan yang harus dibicarakan bersama,” tekan Meidy.

Sebagai individu yang saat ini mengelola perusahaan pertambangan, dan sebagai pengurus, yaitu Sekjen DPP APNI, Meidy mencoba terus belajar. Baginya, menuntut ilmu itu bisa dipelajari dari mana saja. Jangan bosan untuk menuntut ilmu, semasih Tuhan memberikan kita nafas.

Kiat Sukses

‘Bersiaplah untuk memperjuangkan impian Anda, tidak ada lift untuk sukses Anda harus menaiki tangga. Untuk menjadi panutan Anda harus mengambil risiko, tidak pernah putus asa, dan selalu terus bertahan. Karena itu, jangan pernah berpikir ada untung, jangan pernah berpikir dapat apa, lakukan dengan tulus alam akan membantu kita, alam akan memberikan  ketulusan kepada kita..’ adalah refleksi perjalanan sekaligus kunci sukses Meidy meraih prestasi dalam hidup.

“Jadilah manusia yang bermanfaat untuk semua, ciptakan kreasi dalam diri sendiri, selalu utamakan keluarga, hormati dan sayangi ibumu lebih dari kita menyayangi diri sendiri. Jangan buang waktu percuma, selalu berpikir waktu kita di dunia ini tidak lama, berbuat lebih dan lebih baik lagi semampu kita, sisanya Tuhan yang akan menyelesaikan. Selalu tetap berfikiran optimis dan mempunyai cita-cita untuk maju, harus berani mengambil keputusan untuk maju. Dan selalu libatkan Tuhan dalam setiap langkah kita dalam kehidupan,” nasehatnya.

Prestasi dan Reputasi

Kiprah dan pencapaian Meidy yang luar biasa, terutama dalam bidang tambang, menarik perhatian  Pusat Rekor Indonesia, yang kemudian menganugerahkan dirinya penghargaan Best Inspiring Women, pada 21 April 2021, bertepatan dengan Hari Kartini. Selain itu, banyak prestasi dan reputasi yang sudah ditorehkannya bersama APNI.

“Di organisasi APNI, misalnya, kami telah memperjuangkan ditetapkannya Harga Patokan Mineral (HPM) Nikel dalam Permen ESDM Nomor 11 Tahun 2020. HPM tersebut untuk ketentuan transaksi jual beli nikel kadar tinggi atau saprolit. Saat ini, kami juga meminta Pemerintah memasukkan HPM Limonit (nikel kadar rendah), yang saat ini sedang dalam pembahasan antarkementerian.  Menyusul APNI juga meminta Pemerintah menetapkan harga kobalt, kandungan unsur logam lain yang ada di nikel laterit. Karena, baik limonit maupun kandungan logam nikel lainnya dibutuhkan untuk bahan baku baterai kendaraan listrik. Karena APNI mendukung program Pemerintah yang ingin menjadi negara produsen baterai untuk kendaraan listrik dunia. Indonesia ingin menjadi supply chain baterai electric vehicle (EV),” tegas Meidy.

APNI juga telah menyelenggarakan ratusan program untuk ikut membantu dan mendorong pembangunan pertambangan dan industri pengolahan nikel di Indonesia. Fungsi dan tujuan APNI adalah mengawasi, membina, dan memberikan masukan kepada Pemerintah maupun para pengusaha tambang.

Selain pendampingan, APNI melakukan berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan. Seperti telah menyelenggarakan Training of Trainers CPI Nikel, Diklat tentang penyusunan RKAB, Pajak Badan Perusahaan Pertambangan, PNBP, dan Perizinan Pertambangan yang terkolaborasi dengan OSS.

Dalam waktu dekat APNI akan melaksanakan event terbesar dan pertama tingkat internasional, yaitu  Nikel Global Summit yang akan diikuti puluhan negara. Tujuan dari acara ini untuk mendukung green energy dan berharap ke depan Pemerintah Indonesia bisa menentukan indeks harga komoditas sendiri. APNI berpandangan, sudah waktunya Indonesia berperan dalam penentuan indeks harga komoditas sendiri, khususnya untuk komoditas nikel. Karena Indonesia memiliki kandungan dan cadangan nikel terbesar di dunia.

Lebih dari itu semua, semangat dan dedikasi Meidy adalah untuk sebesar-besarnya bisa bermanfaat bagi keluarga, masyarakat, dan bangsa Indonesia. Sebagai perempuan, ia ingin membuktikan bahwa perempuan bukan saja ulet dan tangguh dalam karier dan bisnis, tetapi juga selalu bekerja dengan hati, empati, dan iman. “Kita serius menjalani semua ini, niat kita membantu alam, masyarakat sekitar otomatis kita terbantu. JANGAN PERNAH BERHARAP KEMBALI DARI APA YANG KITA KASIH, TAPI TUHAN YANG AKAN MEMBERI LEBIH DARI APA YANG KITA HARAPKAN dan selalu bertindak PAY IT FORWARD jika kita dibantu orang, lanjutkan kita bantu ke orang lain juga,” bijak Meidy.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top