MajalahKebaya.com, Jakarta – Perjalanan hidup tak luput dari kendala atau masalah, tetapi bagaimana seseorang menyikapinya dan berjuang menghadapinya menjadi peran utama untuk tetap bertahan dan bersaing. Seperti yang dihadapi KMAyT Wina Ayu Kencono Larang, CHt seorang motivator, professional trainer, personal coach dan founder Mind Power Management yang akrab disapa Kanjeng Mami, ketika harus beradaptasi secara penuh terhadap perubahan khususnya teknologi dan era digital.
“Kita harus menyikapi perubahan dengan bijaksana. Dari yang tidak kenal teknologi, harus belajar menggunakan teknologi dengan baik. Apalagi saat pandemi, mau tidak mau kita harus belajar karena memang ada kelas zoom yang dilaksanakan. Mau tidak mau kita harus melek teknologi. Kadang saya masih gaptek, tetapi saya tetap belajar untuk menyesuaikan.”
Saat ini Kanjeng Mami tergabung di KADIN dan dipercaya sebagai Ketua Kadin Indonesia Komite Brunei dan Filipina. Ia bersyukur suaminya sangat mendukung kegiatan yang dilakukan karena bisa membantu meningkatkan perekonomian banyak orang dan menggandeng para pelaku UKM untuk bisa go international. Ia juga tercatat sebagai salah satu Dewan Penasehat Gerakan Perempuan Soksi, organisasi sayap SOKSI, sebagai bentuk bagaimana bisa meningkatkan peranan Perempuan Indonesia dalam berbagai sisi. Kanjeng Mami merupakan salah satu pendiri dan Sekretaris Jenderal FKPM BERSINAR (Forum Kemitraan Polisi & Masyarakat Bersih Narkoba) di bawah binaan Korbinmas Baharkam Mabes Polri. Di setiap kegiatan ia mengajak dan memberikan penyadaran bahaya penyalahgunaan narkoba serta bagaimana pencegahan dan penanganan tentang Narkoba.
Baru-baru ini, Kanjeng Mami dilibatkan sebagai Pemateri, yaitu sebagai Coach Personality dan juga sebagai salah satu Dewan Juri pada Pemilihan Putra Putri Tenun Songket Indonesia (PPTSI) 2022. Kegiatan yang berlangsung tanggal 1 Oktober 2022 ini, diprakarsai oleh Prof. Anna Mariana sebagai salah satu Pejuang Tenun Songket menjadi Busana Nasional. Terpilih sebagai Putra PPTSI 2022 yaitu Victor Marcelbrian, 19 th dari Prov. DKI Jakarta.
Terpilih sebagai Putri PPTSI 2022 yaitu Vina Anggi Sitorus, 23 th dari Prov. Sumut, seorang Aktivis Lingkungan, Green Entrepreneur bergerak di bidang Sustainable Real Estate Development, Wakil Ketua Umum Bidang Property Kamar Entrepreneur Indonesia (KEIND), anggota Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Jaya. Terpilih sebagai Runner up Putra PPTSI yaitu Tito Marcelino, 26 th dari Prov. Riau, pendiri organisasi Duta Remaja Riau di bidang Ekonomi Kreatif; dan terpilih sebagai Runner up Putri yaitu Annisa Oktavia Rettob, 25 thn, dari Prov. Maluku, aktivitas sekarang mengembangkan bisnis penyewaan kebaya.
Selama masa pandemi, Kanjeng Mami berupaya berinovasi dan memberikan peran untuk masyarakat agar dapat bertahan menghadapi situasi pandemi yang berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan. Menurutnya, kesehatan mental sangat penting untuk menjalankan kehidupan.
“Dari Desember karena Corona, saya buka kelas Healing Stress. Bagaimana manajemen mengontrol pikiran dan membuat sampai dalam diri. Kebanyakan penyakit datang dari pikiran dan kita harus mengobatinya. Saya buka kelas seikhlasnya, share melalui media sosial, seperti Instagram, Tiktok dan Facebook. Alhamdulillah pesertanya dari Malaysia, Washington, Canada dan lain-lain.”
Peran Perempuan Indonesia. Sosok lembut dan jiwa yang tangguh menjadi bagian yang tak terpisahkan ketika seorang perempuan berusaha menjalankan peran baik sebagai seorang ibu atau perempuan berkarier. Seperti ungkapan di balik anak hebat, ada ibu tangguh maka dapat diilustrasikan bahwa negara yang maju akan selalu ada figur dan peran perempuan.
Kanjeng mami menyadari di Negara tercinta Republik Indonesia banyak perempuan yang mendapatkan kesempatan yang sama dengan kamu pria dalam banyak aspek. Mulai dari sisi pelaku bisnis (UMKM sampai eksportir), dari politik (Kepala Daerah sampai Presiden). Perempuan adalah tiang negara, perannya sangat banyak dari mulai keluarga, pendidikan, perekonomian hingga pembangunan budaya bangsa.
“Sekarang sudah ada kesetaraan gender. Sekarang Gubernur, Presiden tidak harus laki-laki. Kuliah juga bisa setinggi-tingginya. Perempuan bisa menjadi hebat tanpa melupakan kodrat karena perempuan lebih luwes dalam menjalankan peran sehari-hari. Kita boleh bekerja dan berkarya, tetapi tetap mengingat bahwa yang utama adalah keluarga.”
Dari segi peran dalam keluarga, perempuan adalah benteng utama keluarga karena perempuan harus bisa meningkatkan kualitas demi pendidikan anak-anak baik dari pendidikan formal maupun moral, dari sekolah dan sikap serta perilaku anak. Dari segi peranan pendidikan, ibu adalah madrasah pertama dan sumber informasi pertama bagi anak-anaknya. Oleh karena itu, perempuan dituntut untuk terus belajar dan berinovasi mengikuti perkembangan yang terjadi.
Dari segi perekonomian, sekarang disadari bahwa segala sesuatu serba mahal dan membutuhkan biaya. Perempuan dituntut harus bisa mengelola keuangan keluarga. Bahkan tidak jarang perempuan turut andil dalam mencari nafkah tambahan agar kebutuhan keluarga dapat terpenuhi. Namun ketika perempuan sudah bekerja dan berpenghasilan lebih besar dari suami tak jarang ada beberapa yang memandang remeh suaminya. Perlu diingat sebagai istri hanyalah membantu mencari nafkah bukan sebagai pencari nafkah. Jangan pernah menjadikan suami sebagai bapak rumah tangga. Jadilah perempuan hebat tanpa melupakan kodrat.
“Perempuan itu ditempatkan di posisi yang sesuai dengan kemampuan. Perempuan yang menopang perekonomian sudah banyak karena seperti yang di Wonosobo, bagaimana mereka hanya di rumah saja, tetapi menghasilkan uang.”
Jika menyarankan kaum perempuan untuk bisa mandiri, menurut Kanjeng Mami, rasanya belum pantas. Ia merasa masih banyak kesalahan dan perlu belajar dalam banyak hal. Untuk kemandirian, perempuan janganlah cengeng dan mudah menyerah. Hadapi dengan senyuman dan bersyukur. Bukan berarti perempuan tidak boleh menangis atau kecewa. Seringkali perempuan menangis karena mereka sudah tidak kuat lagi menampung sesak dalam dada. Menangis bisa menjadi luapan emosi agar tidak membuat stress dan tertekan. Namun selesai menangis tersenyum dan bersyukur atas apapun yang dialami, bahkan atas ujian dan masalah yang ada.
Seringkali seseorang merasa masalah yang dihadapi paling berat dan sangat dikecewakan. Tetapi di luar sana masih banyak permasalahan yang jauh lebih berat dan mereka bisa tersenyum. Bukan karena mereka kuat atau pura-pura kuat, tetapi mereka mau menjalani setiap tahapan kehidupan dengan keyakinan.
Kanjeng Mami mengingat apa yang diajarkan oleh Ibu dan Eyang Putri-nya. ‘Wong wedok kui kudu siap ngalah lan siap salah, wanito kudu siap ditoto lan biso noto’. Artinya perempuan harus siap mengalah dan siap salah, perempuan harus mau ditata dan bisa menata”. Dalam kehidupan dan keluarga ketika rebutan salah maka akan damai, tapi semua akan terbalik ketika sibuk saling menyalahkan. Suami Istri akan terjadi perpecahan ketika sibuk saling menyalahkan dan merasa benar. Mengalah dan mengakui salah bukan berarti kalah, tetapi memilih damai dalam diri. Orang hebat bukan orang yang tidak pernah salah, tapi mereka mau mengakui salah dan siap memperbaiki diri.
Generasi Muda yang Melestarikan Budaya. Bangsa yang hebat adalah bangsa yang menghargai budayanya. Seiring perkembangan zaman saat ini budaya warisan leluhur bangsa perlahan mulai ditinggalkan, berkiblat dengan mengatasnamakan modernisasi. Zaman modern bukan berarti meninggalkan dan menanggalkan warisan budaya leluhur bangsa. Sejak perkembangan zaman yang semakin maju tanpa disadari, semakin merosot budaya dan moralitas yang pernah dimiliki. Bangsa Indonesia yang dikenal dengan bangsa yang sopan dan menjunjung tinggi tata krama perlahan mulai sirna. Khususnya dari segi etika berperilaku maupun berpakaian. Kata Permisi, Maaf, Tolong dan Terima Kasih seakan mulai enggan diucapkan karena ego yang dimiliki. Kanjeng Mami seringkali menyebut empat kata sederhana tersebut dengan PM2T.
Dari segi berpakaian, demi alasan mengikuti model atau tren, cara berpakaian adat ketimuran mulai terlupakan dengan alasan kuno dan ketinggalan zaman. Kanjeng Mami merasa bangga ketika mengajar atau mengisi motivasi, banyak orang bertanya kain apa yang dikenakan atau ini model kebaya apa. Mengingat bangsa tercinta ini kaya akan berbagai jenis kain dari batik maupun tenun. Seperti sudah diketahui bahwa kebaya sudah menjadi pakaian nasional Perempuan Indonesia dan Batik adalah ciri khas milik Bangsa Indonesia yang ditetapkan oleh UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009. Maka dari itu, banggalah dengan warisan leluhur bangsa sebagai wujud cinta tanah air.
“Saya kemarin jadi Juri Putra Putri Tenun Songket Indonesia dan di sana usianya mulai 17-26 tahun, yang membuat saya tertarik ketika ada runner up dari Papua dan Riau bukan hanya mengenakan batik, tetapi jadi pelaku batik. Jika kita ingin anak mencintai batik atau kebaya, kita lihat dulu apakah orang tuanya sudah mencintai batik karena anak adalah penjiplak orangtuanya.”
Prioritas Keluarga Tercinta. Kanjeng Mami dan suami sesekali sering tinggal terpisah karena pekerjaan dan profesi. Sang Suami yang berprofesi sebagai arsitek sering berkunjung ke beberapa daerah. Sementara ia sebagai motivator dan coach sering diundang ke beberapa tempat. Tentunya seringkali membuat ia dan suami jarang bersama di tempat yang sama. Kuncinya adalah komunikasi, kepercayaan dan keterbukaan. Jika terpisah jarak, setiap malam ia video call menceritakan apa yang sudah dilakukan sepanjang hari. Di pagi hari, siapa yang bangun terlebih dahulu akan mengirimkan pesan singkat dan video call bercerita mengenai rencana serta aktivitas yang akan dilakukan.
Selama berkarier, Kanjeng Mami selalu menjaga kepercayaan yang diberikan suami. Contohnya ketika berada di luar kota, ia akan menceritakan detail kegiatan, menginap di hotel mana, kamar berapa, bahkan sampai makan atau pergi dengan siapa dan dari berapa lama suami pun mengetahui. Bagi Kanjeng Mami itu bukan suatu keterpaksaan namun ia merasa memberikan kenyamanan kepada suami. Kanjeng Mami memiliki klien yang mayoritas laki-laki, tetapi suami tidak pernah melarang atau cemburu buta karena suami yakin ia akan menjaga kepercayaan yang sudah diberikan dan menjaga janji suci atas syahadat yang telah terucap. Jangan pernah berharap suami memberikan restu jika masih ada yang disembunyikan di belakang.
Sosok Inspirasi dan Kiat Kesuksesan. Tidak ada yang namanya kegagalan ketika masih terus melangkah. Berhenti ketika lelah dan berusaha bangkit lagi. Jika berhenti karena putus asa, maka inilah yang dinamakan kegagalan. Begitulah prinsip keyakinan yang ditanamkan Kanjeng Mami dalam membangun karier. Selain itu ada sosok inspirasi yang tak pernah lelah mendampingi dan memberikan motivasi penuh kepada Kanjeng Mami.
“Sosok yang menginspirasi adalah Ibu karena dari Ibu saya belajar. Ibu adalah pembohong ulung, jadi bohong dalam hal kebaikan. Ia tidak pernah menceritakan kesulitan yang dialami dan selalu mengemasnya dengan senyuman. Ia tidak pernah menceritakan kapan ia berbuat baik. Ia selalu menutupinya dengan sempurna. Ibu mengajarkan kepada saya untuk menjadi srikandi bagi suami. Ibu yang mengajarkan untuk menjadi perempuan multi talenta.”
Rencana ke depan, Kanjeng Mami ingin memiliki sebuah tempat sederhana dengan nama Griya Waras untuk menebarkan kebaikan dan memaknai hidup agar bermanfaat bagi orang lain.
“Mami berharap bisa punya tempat kecil yang namanya Griya Waras. Jadi siapapun yang datang ke rumah dengan keluhan apapun, maka dapat dibantu dengan biaya seikhlasnya. Semua ini sebagai bentuk darma karena mungkin ada yang pernah tersakiti sama saya, saya berusaha menyuci dosa-dosa yang tidak disengaja dengan terus menebarkan kebaikan kepada orang lain.”
