MajalahKebaya.com, Jakarta – Kondisi sulit dan tidak sesuai harapan seringkali membuat seseorang berhasil mengubah mindset untuk bertahan. Inovasi dan kreativitas menjadi dua hal yang tak terpisahkan dalam menghadapi situasi tersebut, khusunya ketika menghadapi perubahan. Never ending learning, seperti ungkapan yang menjadi prinsip Oktaria Mimanda, SH., M.Kn., perempuan cantik yang berprofesi sebagai Notaris PPAT dan pemilik Omi Cafe & Cake.
Menurut Okta, sapaan akrabnya, untuk menghadapi perubahan dan situasi yang sulit, maka harus membekali diri untuk terus belajar beradaptasi dengan sesuatu yang baru. Meningkatkan ilmu pengetahuan bukan hanya melalui senior, tetapi berani membuka diri, tidak sungkan dan gengsi untuk belajar dengan yang lebih muda.
“Di era digitalisasi ini belajar tidak terbatas ruang dan waktu bisa di mana saja, sehingga dari belajar ini kita dapat update ilmu dan inspirasi yang baru di dunia profesi serta usaha untuk tetap dapat berkreasi dan berinovasi.”
Keyakinan tersebut yang menjadi pedoman perempuan kelahiran Sidoarjo, 16 Oktober, yang merupakan lulusan dari Fakultas Hukum Universitasn Brawijaya dan Pascasarjana Kenotariatan Universitas Airlangga dalam berkarier dan berkaya sesuai dengan passion. Setelah menamatkan pendidikan Sarjana, Okta sempat bekerja di perusahaan Building Management sebagai Legal Officer. Namun ia memutuskan untuk menikah di usia 23 tahun.
“Sambil bekerja dan kondisi hamil, saya melanjutkan sekolah Kenotariatan di tahun 2010. Setelah lulus dan menyelesaikan syarat pengangkatan Notaris, saya tidak langsung membuka kantor karena suami mensyaratkan anak kedua untuk mendapatkan ASI eksklusif.”
Di tahun 2014, Okta mendirikan kantor Notaris dan menjalankan profesi sebagai Notaris. Ketika awal masa pandemi dan Pemerintah mengumumkan PPKM, ia harus membatasi aktivitas dan banyak menghabiskan waktu di rumah. Okta yang terbiasa aktif bekerja mulai merasa bosan selama berada di rumah. Untuk mengatasi kebosanannya, ia mulai mengikuti berbagai kelas baking yang diselenggarakan chef ternama secara online. Berbekal kelas-kelas online, akhirnya ia mencoba berbagai resep dan kala itu hanya untuk dinikmati di kalangan keluarga.
“Sebagai istri dan ibu dari dua orang anak yang sehari-hari mobilitas tinggi sampai dengan sebelum pandemi, saya sama sekali jarang masuk dapur dan bisa dikatakan tidak bisa masak. Lambat laun karena pandemi yang tak kunjung usai, akhirnya semakin banyak ilmu yang didapat dari kelas online.”
Okta mulai mengaplikasikan ilmunya dengan membuat hasil karya di dapur sebagai hantaran sebagai bentuk simpati, dukungan dan penyambung silaturahmi yang belum bisa saling bertatap muka.
“Saat itu resep yang bisa dibuat hanya Pudding. Jadi setiap ada teman yang sakit atau ada acara, saya kirim dengan hasil tangan saya sendiri. Tidak disangka dukungan dari teman-teman yang kami kirim disambut baik karena maraknya media sosial saat itu. Akhirnya banyak teman dan keluarga yang mendorong untuk menjadikan sebuah bisnis yang manfaatnya bukan hanya untuk kita, tapi dapat membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain di masa pandemi.”
Okta membangun usaha kulinernya sebatas online dengan nama Omipuding. Namun berjalan waktu dan semakin banyak konsumen yang membeli, akhirnya ia mulai menambah pegawai untuk tim produksi. Bisnisnya terus berkembang dan ia mendapatkan dorongan dari konsumen yang ingin menikmati produknya secara offline.
“Di bulan Februari 2022, usaha yang awalnya dibuat secara online untuk mengisi waktu luang, akhirnya saya resmi membuka offline store dengan nama OMI Café & Cake yang berlokasi di Ruko Kahuripan Avenue No.3 Sidoarjo.”
Istri dari dr. M. Yusuf Gunawan, Sp.An yang merupakan Dokter Spesialis Anesthesi ini, berkarya dengan tetap menjalankan anjuran Pemerintah, tetapi tidak membatasi ruang lingkup diri untuk tetap menimba ilmu dan bermanfaat untuk sekitar lewat platform digital yang lebih dimudahkan di era digitalisasi. Pandemi tidak menjadi alasan bagi Okta untuk berhenti belajar, berkarya dan berjuang. Tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk lingkungan sekitar.
“Pada akhirnya saya dapat memaknai krisis pandemi ini bukan hanya sebagai ujian, tetapi dapat memaknai sebagai berkah atas kegigihan dan kerja keras. Tidak berhenti untuk belajar atas hal-hal yang baru dengan sepenuh hati. Do what you love what you do. Alhamudillah di tahun 2022, saya bisa memiliki usaha kuliner dan tetap menjalankan profesi sebagai Notaris.”
Selama membangun karier dan bisnis, Okta berusaha untuk cerdas dalam membagi waktu. Sebagai ibu dari Syahquitta Faihamanda Yusuf (12 tahun) dan Rafif Rafasyah Yusuf (10 tahun), peran sebagai ibu dan istri tetap menjadi prioritas. Setiap weekend, ia dan suami meluangkan waktu bersama anak-anak, walaupun hanya sekadar nonton atau mengunjungi restoran baru.
Dukungan dan Kunci Kesuksesan. Dukungan yang saat ini dibutuhkan dari Pemerintah dan masyarakat luas agar iklim berusaha dan berkarya bisa tumbuh dengan baik. Sementara dari Pemerintah diharapkan dengan mempermudah perijinan dan birokrasi bagi pelaku profesi dan usaha supaya setiap orang yang ingin membuka usaha tidak terhenti hanya karena proses birokrasi. Tumbuhnya usaha baru secara otomatis dapat mendorong terbukanya lapangan pekerjaan. Selain dukungan, kunci kesuksesan yang ditanamkan Okta dalam berkarier tak lepas dari doa-doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT, bekerja dengan sepenuh hati dan terus meng-upgrade diri dengan tidak berhenti belajar.
“Sebagai perempuan selalu bekali diri dengan ilmu yang bisa didapat dari mana saja untuk tetap berkarya dan bermanfaat bagi sesama, tetapi tidak melangkahi kodrat kita.”
