MajalahKebaya, Jakarta – Jiwa entrepreneurship yang sudah terasah sejak usia remaja, mengantarkan Ayu F. Tauvic, S.M., menjadi seorang pengusaha muda yang sukses, tangguh, mandiri, dan selalu bergerak ke depan dengan kreativitas dan inovasi. Kini Ayu Tauvic, sapaan akrab wanita cantik kelahiran Surabaya,13 Februari ini, fokus dan bersemangat mengembangkan bisnis snack dan kue oleh-oleh khas Surabaya dengan brand Surabaya Spiku Ayu, Ayu Bika Bolen, dan Teng-Teng Super Nugat. Dengan sentuhan kekinian dan strategi bisnis yang jitu, ketiga brand ini semakin dikenal luas dan berkembang pesat.
Sebelum fokus di bisnis oleh-oleh khas Surabaya, Ayu sudah getol berbisnis sejak ia duduk di bangku SMA. Meskipun berasal dari keluarga yang berkecukupan, keinginannya untuk menghasilkan dan mencari uang sendiri sangat besar. Ayu pun berjualan baju-baju dari Bangkok, sejak usia 16 tahun. Keuntungan yang didapatnya lumayan bisa menambah uang jajan kala itu.
Selain berjualan baju, Ayu juga suka memodifikasi mobil, terutama mobil perempuan, menjadi lebih cantik dan keren. Ia mengikuti beberapa ajang perlombaan modif ikasi mobil dan menang. Dari sini, Ayu mendapat banyak relasi dan kenalan orang-orang bengkel dan pengusaha aksesoris mobil. Ia pun tertarik ikutan berbisnis aksesoris mobil. Keuntungan dari bisnis ini cukup besar, sehingga pundi-pundi rupiahnya semakin banyak.
Sebetulnya, diakui Ayu, saat itu bukan uang yang menjadi alasan utama, tetapi karena jiwa dan karakternya memang yang tidak bisa tinggal diam, senang menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan yang kreatif, selalu berkarya dan mencoba membuat sesuatu yang baru dan menghasilkan.
Menjawab gejolak jiwa dan passion berbisnis dalam diri yang begitu kuat, Ayu kemudian masuk kuliah di Universitas Ciputra Surabaya, jurusan Entrepreneur. Ia merasa sangat pas dengan pilihannya. Di sana Ayu mendapat begitu banyak ilmu tentang dunia bisnis.
Oleh-oleh Khas Surabaya yang Krearif
Ibunda Ayu sangat ahli membuat kue, termasuk Lapis Surabaya, kue khas Surabaya yang sudah ada sejak zaman dulu dan menjadi oleh-oleh wajib dan khas Surabaya. Suatu ketika Ayu ditantang oleh ibunya untuk berbisnis kue Lapis Surabaya. “Mama bilang ini bisnis buat kamu, kamu yang jalanin, sukses atau tidaknya tergantung kamu. Dasarnya saya memang suka usaha, suka yang ‘ribet’ jadi saya sanggupin permintaan Mama. Saya mencoba berkreasi mulai dari kemasan, rasa, dan semuanya saya ubah.. dari kue Lapis yang terkenal kue jadul dengan rasa klasik, saya modifikasi menjadi kue Lapis kekinian. Karena kan kue Lapis itu kue yang jaman dulu, jadul dan sudah ada dari zamannya orang tua kita. Saya ingin kue Lapis bisa tampil kekinian dan menggugah selera anak muda, juga tentunya orang-orang tua,” ungkap Ayu bersemangat.
Kreasi dan gebrakan Ayu mendapat sambutan pasar yang sangat luar biasa, bahkan bisa menyaingi kue-kue terkenal lain yang sudah ada sebelumnya. Ibu Ayu benar-benar terpukau dan sama sekali tidak menyangka akan bisa sesukses itu. Dengan varian kue Lapis Surabaya yang kreatif, seperti rasa Green Tea, Mocca, Cokelat, dan Rainbow, serta dari segi tampilan atau look yang juga sangat modern, hanya dalam hitungan beberapa hari saja, orderan sudah sangat banyak. Ayu sampai lembur dan kewalahan melayani penuhnya permintaan.
Ayu sangat bersemangat, fokus, dan all out terjun menangani bisnisnya. Promosi yang dilakukannya sangat gencar dan memanfaatkan semua channel dan peluang promosi yang ada. Saat itu, Instagram belum seramai sekarang, sehingga ia mengoptimalkan berbagai promosi lewat bermacam event, seperti bazaar, pameran, dan lainnya. Ayu turun sendiri ke lapangan tanpa ada rasa gengsi sedikit pun. Kini ia juga memanfaatkan beberapa artis dan selebgram untuk meng-endorse kue-kuenya, di samping promosi lewat akun Instagramnya tetap gencar.
“Saya bener-bener all out turun ke lapangan. Tidak ada gengsi-gengsian. Selagi muda saya sangat bersemangat merintis usaha. Bagi saya, daripada nanti ketika sudah usia 40 tahunan sudah telat. Saya pengennya saat muda merintis usaha nanti saat berkeluarga lebih fokus mengurus anak dan keluarga, karena usaha sudah berjalan kan jadi tinggal menjaga dan mempertahankan. Beda kan kalau masih merintis pasti penuh perjuangan ekstra benget..,” ujar Sarjana S1 International Business Management dari Universitas Ciputra Surabaya yang hobi baca buku, sosialisasi, travelling, dan charity event ini.
Keunggulan Produk
Keistimewaan sekaligus keunggulan yang ditawarkan Ayu bukan hanya dari segi produk dan kemasan yang dimodifikasi secara kreatif kekinian, tapi juga dari sisi promosi, pemasaran, dan pelayanan yang sangat berorientasi pada kualitas dan kepuasan konsumen. Juga yang tak kalah penting adalah harga yang terjangkau dan sebanding dengan rasa yang enak.
“Dari segi harga itu aman, saya menyasar segmen pasar menengah. Jadi harga tidak mahal tapi rasa oke. Orang yang membeli dijamin akan puas. ‘Harga murah rasa oke’. Produk saya ini kan untuk oleh-oleh bagi mereka yang datang ke Surabaya, jadi pengennya kalau harga murah itu orang bisa membeli banyak,” terang Ayu yang saat ini, di luar rutinitas mengurus bisnis, sedang sibuk dan excited membangun dan design rumah, menata rumah sendiri dari hasil kerja keras.
Selain menampilkan bermacam varian rasa, kue-kue bikinan Ayu memiliki rasa yang fluffy (lembut), tidak bikin enek, dan tidak seret, tanpa bahan pengawet (bertahan 5 sampai 6 hari di suhu ruang dan 1 minggu bila disimpan dalam kulkas). Sementara dalam hal pelayanan, Ayu membuka akses selebar-lebarnya, meskipun ada permintaan dadakan ia akan tetap menyanggupi.
Bagian Admin selalu standby melayani pesanan dengan sigap, gesit, cepat, dan langsung antar pesanan, seperti ke hotel atau instansi dan sebagainya. Bahkan melayani pemesanan ke luar kota dengan menggunakan jasa Paxel. Menurut Ayu, yang paling ramai pesanan itu dari Jakarta dan Bali, menyusul Jawa Tengah yang juga semakin banyak orderan. Saat ini, Ayu mengakui belum bisa melayani daerah Papua karena belum menemukan jasa pengiriman yang tepat.
Tetap Enjoy Hadapi Kendala
Jatuh bangun dalam bisnis sudah biasa dan merupakan dinamika yang harus dilalui agar bisa menjadi besar. Begitu pun dengan Ayu. Usaha oleh-oleh khas Surabaya yang sudah dirintisnya sejak tahun 2016 itu tidak luput dari kendala dan rintangan yang tentunya tidak ringan. Yang paling penting dan sangat disadari Ayu, semua itu ada hikmahnya dan semakin mematangkan dirinya dalam berbisnis. Karena itu ia tidak mudah putus asa ketika jatuh, tetapi segera bangkit untuk terus maju, apalagi ia sangat menikmati dan enjoy dengan usahanya ini.
“Saya pernah mengikuti bazaar di mall besar, dan selama tiga hari itu sepi. Pengunjung memang sangat banyak dan ramai, tapi tidak ada yang membeli kue-kue saya. Dan hantaman yang paling besar saya rasakan, ketika tahun 2018 saya kan menitip kue-kue saya di supermarket-supermarket ya.. nah saya sudah lama menitip di sebuah supermarket besar di Surabaya, dan supermarket tersebut yang paling banyak laku, pembayaran juga lancar, tapi saya dihentikan dengan sangat tiba-tiba. Ketika saya tanya kenapa, mereka hanya bilang, ‘..maaf Mbak tidak usah kirim lagi, itu kebijakan Manajemen..’ Saya langsung shock, lemes, dan sangat sakit hati. Namun, lagi-lagi Mama selalu menyemangati untuk segera move on dan tetap tegar. Akhirnya saya bersemangat lagi, malah setelah itu lebih ramai lewat jasa pemesanan online. Bahkan, saya juga bisa membuka toko offline…mungkin itu hikmah karena kita dizholimi ya..,” ucap Ayu penuh syukur.
Kiat Sukses
Perjalanan bisnis hingga sampai pada level seperti saat ini, menurut Ayu bukan sesuatu yan mudah. Selain harus memiliki jiwa wirausaha yang kuat, ia juga bermental baja, tidak malu untuk memulai rintis usaha dari bawah sekali, bisa dibilang dari nol. Kunci sukses yang tak kalah penting yang dimiliki Ayu adalah konsisten dan terus berusaha. Ia setia menjalankan satu bisnis sampai bisnis tersebut berkibar dan maju. Mindset itu diwariskan oleh ibunya yang juga memiliki usaha kue khas Surabaya.
“Idealisme boleh tapi harus realistis. Jadi harus jeli melihat market apa yang dibutuhkan. Harus mencari titik tengah antara idealis dan realistis. Brand tidak harus yang menengah ke atas biar dilihat gengsi,” lanjut Ayu berbagi tips sukses.
Kesuksesan yang diraih Ayu, diakuinya juga tidak bisa lepas dari dukungan doa, motivasi dan inspirasi orang-orang hebat di sekelilingnya. “Selain Mama, saya juga sangat terinspirasi oleh motivator Yovita Lesmana. Beliau cukup banyak memberi saya support, ia juga menjadi saksi perjalanan saya mulai dari belum apa-apa. Beliau adalah kakak mentor saya.”
Me Time
Meskipun sangat sibuk mengurus dan membesarkan usaha, Ayu tetap meluangkan waktu untuk menyenangkan dan memanjakan diri dengan menjalankan hobi dan melakukan hal-hal kesukaan. Ia suka liburan, dan paling senang berlibur ke Bali. Tapi saat liburan pun ia tetap mencari ide dan inspirasi bisnis.
“Liburan saya itu bermanfaat, liburan mencari inspirasi. Karena saya banyak dapat inspirasi dari jalan-jalan. Saya jalan-jalan bukan liburan cantik gitu, seperti ke club atau cafe, tapi suka yang unik-unik. Saya suka ikut kelas bikin keramik dari tanah, dateng sampai ke pelosok-pelosok, blusukan .., itu me time yang sangat menyenangkan buat saya,” ungkap Ayu.
Rencana ke Depan
Prospek usaha oleh-oleh khas menurut Ayu sangat bagus ke depan, terutama di tempat-tempat atau kota-kota tujuan wisata. Karena itu, ke depan, ia berencana akan membuka outlet di Bali. Khusus di Bali, ia ingin menggunakan nama dan brand lain agar berbeda dengan yang sudah ada di Surabaya. Dan, ia ingin berperan cukup di belakang layar saja.
Selain itu, Ayu juga masih menyimpan keinginan untuk merambah bisnis lain. Ia ingin menjalankan usaha desain, tentu kalau ada peluangnya, terutama desain rumah, mempercantik rumah, penginapan dll.
Sebagai perempuan Ayu akan terus menggali dan mengoptimalkan potensi dalam diri agar semakin mandiri. Baginya, wanita mandiri adalah wanita yang berani mengambil keputusan dan mempertanggung-jawabkan pilihan atau keputusannya tersebut. Tentu dibarengi dengan konsistensi dan disiplin.
