MajalahKebaya.com, Jakarta – Bisnis kuliner, termasuk salah satu bisnis yang terdampak buruk pandemi. Namun, hal tersebut tak menggoyahkan hati Aloh Marchamah untuk terus survive. Bahkan, di tengah persaingan usaha yang kian sengit, ia tak segan merangkul dan berbagi ilmu kepada pengusaha UMKM lewat komunitas yang dibentuk. Satu hal yang ia yakini bahwasanya setiap makhluk mempunyai rezekinya masing-masing. Selain itu, silaturahmi dengan sesama pelaku usaha juga mampu memperluas link bisnisnya.
Pandemi COVID-19 yang lebih dari dua tahun menghempas perekonomian Indonesia, nyatanya menjadi ujian yang cukup berat bagi para pengusaha kuliner, salah satunya Daun Ketumbar (DK) Catering yang digawangi Aloh Marchamah.
Kebijakan Pemerintah yang melarang kegiatan atau event yang menimbulkan kerumunan, menjadi salah satu alasan DK kehilangan pelanggan setia yang kebanyakan adalah instansi perkantoran dan pemerintahan. “Selama pandemi, perkantoran yang biasanya menggelar meeting, gathering atau kegiatan lainnya harus mentaati aturan Pemerintah. Demikian juga dengan event seperti resepsi pernikahan atau ulang tahun yang biasa digelar masyarakat, sangat dibatasi. Walhasil sebagai pengusaha kuliner kami sangat merasakan dampak buruk pandemi,” ungkap pengusaha cantik yang akrab disapa Aloh ini.
Tetap Optimis. Meski cukup terjerembab karena pendapatan DK sepanjang pandemi menurun drastis hingga mencapai 50% namun Aloh tetap optimis. Ia menyakini bahwasanya setiap kehidupan tidak akan pernah luput dari ujian yang justru menjadi cambuk untuk terus menguatkan mental dan langkahnya.
“Allah SWT tidak akan menimpakan ujian kepada makhluk-Nya di luar kemampuan mereka. Saya yakin, saat Allah SWT memberikan ujian berupa pandemi pasti ada hikmah di baliknya. Dan Dia Maha Mengetahui bahwasanya inilah yang terbaik untuk kita,” imbuh Aloh, penuh nasehat.
Akan tetapi, demi meminimalisir pengeluaran di awal pandemi Aloh sempat merumahkan sejumlah karyawan. “Karena orderan yang masuk juga tidak banyak dan bisa kami handle dengan beberapa orang karyawan, jadi sebagian karyawan terpaksa kami istirahatkan. Namun, Alhamdulillah, sejak November 2020, pesanan yang masuk berangsur normal dan terus bertambah. Karena kita tetap eksis dan tetap berusaha untuk menjaga usaha ini supaya terus maju dan hidup, saya tidak mau meredup dan saya menerima skenario dari Allah SWT ini, yaitu kriris pandemi, dengan lapang dada, dengan jiwa yang besar, tapi tetap optimis bahwa ke depan Allah SWT pasti akan menggantikan semuanya,” tutur Aloh, yang sempat mengandalkan tabungan untuk menghidupi diri dan keluarga selama pandemi.
Melek Digital. Pandemi COVID-19 yang memaksa sebagian besar masyarakat di rumah saja, mendorong para pengusaha mengalihkan pemasaran dari offline ke online. Mereka pun berlomba-lomba menjaring pasar lewat digital marketing. Langkah tersebut bagi Aloh bukanlah hal baru. Karena sejak awal dirintis, DK sudah melek digital.
“Sejak pertama dirintis di tahun 2010, DK memang sangat mengandalkan konsep digital marketing. Selain lebih murah dari segi pembiayaan, jangkauannya juga bisa lebih luas. Bahkan, pelanggan setia kami dari beberapa instansi pemerintahan mulai dari Kantor Kementerian, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), hingga Istana Negara, mengetahui tentang DK lewat website maupun Instagram kami,” ucapnya, bangga.
Selain itu, DK juga kerap dipercaya pejabat dan selebriti lokal untuk menyiapkan beragam menu yang disajikan di kediaman mereka ketika menggelar suatu hajat seperti ulang tahun, arisan atau walimah pernikahan.
Pertahankan Kualitas. Mengandalkan menu-menu khas daerah dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur, Aloh berupaya untuk terus mempertahankan kualitas rasa yang ditawarkan. Perempuan kelahiran Yogyakarta, 5 Maret ini bahkan tak segan turun langsung ke pasar tradisional demi memilih bahan dan bumbu segar kualitas terbaik. Aloh juga mengajarkan para karyawan DK untuk selalu memastikan kesegaran dan kualitas dari bahan baku yang akan digunakan.
“Saya tidak mau karyawan saya asal belanja, asal murah tapi berapa pun itu harga di pasar asal kualitasnya bagus pasti kita pilih. Makanya banyak orang yang bilang catering kita mungkin sedikit mahal, akan tetapi saya menjual kualitas dan rasa. Karena kalau tidak saya pasti akan di-bully karena mahal dan enggak enak. Tapi Alhamdulillah dari sisi kemasan, rasa, kualitas, ketepatan waktu pengiriman dan semuanya, mendapat pujian dari pelanggan,” ujarnya.
Bukan itu saja, Aloh pun jarang absen meninjau dapur produksi, demi mengontrol rasa dari tiap masakan yang siap disajikan. “Meski sudah memiliki beberapa chef kepercayaan, tapi saya ingin all out terutama dalam menjaga standardisasi rasa menu-menu DK. Saat uji coba resep-resep baru hingga penyajian dan manajemen usaha juga sangat saya perhatikan. Bagi saya, menjalani bisnis di dunia kuliner bukan sekedar passion tapi juga me time yang menyenangkan,” kata Aloh, yang ikut lembur manakala pesanan DK tengah membeludak.
Sebagai pengusaha kuliner, Aloh juga dikenal tidak pernah menolak pesanan yang masuk, sekalipun menu tersebut tak pernah dibuat DK sebelumnya. Selain tidak ingin mengecewakan pelanggan, Aloh menangkapnya sebagai tantangan yang harus dipecahkan.
Sejauh ini, Aloh menjamin menu-menu yang ia sajikan DK aman dari sisi kesehatan. Karena DK hanya memakai racikan bumbu dari bahan-bahan alami tanpa bumbu masak instan, tanpa pengawet, pewarna, perasa dan pemanis buatan. Misal untuk Nasi Kuning, benar-benar hanya memakai kunyit sebagai pewarna kuningnya. Demikian juga untuk bahan penguat rasa, Aloh pantang menambahkan MSG, ia hanya mengandalkan kaldu ayam atau sapi untuk menciptakan rasa gurih alami. Tak heran bila para pelanggan yang menyantap menu-menu DK aman dari paparan bahan kimia berbahaya.
Sesuai dengan tagline yang diusung, yakni ‘Peduli Rasa, Peduli Kesehatan’, Aloh yakin usaha kuliner miliknya, akan memikat pecinta masakan tradisional. Untuk itu, ia terus menggali khasanah masakan tradisional. “Jadi kalau pelanggan ingin menikmati masakan khas Jawa Tengah, Jawa Barat atau Jawa Timur, tidak perlu repot mencari sampai ke daerah, cukup di DK semua ada,” promosinya.
Ke depan, Aloh ingin mengembangkan lagi usaha kulinernya dengan mendirikan restoran. Karena masih terkendala pandemi, rencana buka restoran terpaksa ditunda dulu. “Untuk restoran itu sebenarnya cita-cita saya. Karena saat ini saya mau mencari lokasi yang tepat dan saya mau buka resto masih mikir-mikir di saat pandemi seperti ini. Saya tetep yakin dan berharap mimpi saya ini terkabul karena saya ingin orang lain mencicipi juga keunggulan masakan kami,” antusias Aloh.
Perluas Link Bisnis dengan Mendukung Bisnis UMKM
Salah satu hikmah yang dirasakan Aloh selama pandemi adalah berlebihnya waktu luang. Selain dimanfaatkan untuk ngumpul bareng anak dan cucu, Aloh berkesempatan mendukung UMKM rumahan. Terutama usaha ibu-ibu rumah tangga yang ingin mandiri dan membantu keuangan keluarga. Ia ikut andil merintis komunitas UMKM beranggotakan ibu-ibu rumah tangga yang memiliki usaha di rumah.
“Saat ini anggotanya ada sekitar 50 orang, itu semua ibu-ibu dan saya sebut di grup sebagai pengusaha tangguh, karena saat pandemi sekalipun tidak kenal putus asa dan gigih. Menurut saya ibu rumah tangga tidak boleh berdiam diri di rumah karena ada saatnya nanti kita akan sendirian. Misalkan nanti suami kita meninggal kita sudah siap berdiri di kaki kita sendiri tanpa harus merepotkan orang lain,” tambahnya.
Selain memperluas pertemanan dan link bisnis, pertemuan dengan para anggota komunitas juga menjadi ajang silaturahmi dan bertukar resep masakan. Ia tidak khawatir keberadaan pengusaha-pengusaha kuliner tersebut dapat meningkatkan persaingan bisnis. “Jangankan kepada anggota komunitas, kepada koki-koki DK saja saya tidak segan membuka resep masakan yang enak. Kalau suatu saat mereka ingin membuka usaha sejenis juga saya dukung. Karena saya menyakini jika setiap orang punya rezeki masing-masing yang sudah tertakar dan tidak pernah tertukar. Apalagi dalam dunia kuliner ada istilah beda tangan, beda rasa. Jadi buat apa pelit berbagi ilmu?,” tegasnya.
Info Lebih Lanjut:
Daun Ketumbar Catering
Jl. Rawasari Timur 1 Patra 1 No 3 Komplek Pertamina Jakarta Pusat 10510
Telp. (Kantor): 021 425 6061
CS : 0813 2000 3797
Owner : 0811 3941 6969
