Profil

Megaria Lisa Parasan: Pendidikan Merupakan Nilai Penting untuk Meningkatkan Kemandirian

MajalahKebaya.com, Jakarta – Megaria Lisa Parasan, perempuan cerdas dan mandiri yang beprofesi sebagai Marketing Manager PT. Bolia Mitra Utama sekaligus CEO Eghalisa mengungkapkan bahwa perempuan dikatakan merdeka jika ia mampu berdiri di atas kaki sendiri baik dari segi finansial dan tidak bergantung dengan orang lain. Perempuan yang memiliki penghasilan sendiri tidak hanya berhasil membantu diri sendiri dan keluarga, tetapi berbagi dan membantu orang lain. Berupaya memaksimalkan pengetahuan dan pendidikan dapat membentuk karakter menjadi sosok yang lebih baik. Karena itu, perempuan merdeka hendaknya menyadari bahwa pendidikan merupakan nilai penting yang dapat diperjuangkan untuk meningkatkan kemandirian.

Kemerdekaan yang dipahami Egha, sapaan akrabnya, berarti mendapatkan dukungan penuh dari keluarga dalam membangun karier. Ia bersyukur ketiga buah hati, Ibu dan Ibu Mertua selalu memberikan perhatian dan motivasi penuh terhadap apa yang dikerjakan.

“Mereka sangat berjasa dan support dengan apa yang kami kerjakan. Sampai saat ini, bukan hanya saya dan suami yang masih dirawat dan dididik, cucu-cucu mereka juga ada Oma yang bantu merawat. Jadi kenapa kami bisa kerja sambil bisnis, itu karena ada mereka yang bantu. Sepanjang hidup mereka seperti tidak henti-hentinya mencurahkan perhatian dan kasih sayang. Mereka ingin melihat anak-anakberhasil. Suatu hal yang tidak bisa kami balas.”

Perempuan kelahiran Manado, 9 Mei, yang merupakan Sarjana Psikologi ini, menyadari bahwa anak-anak tercinta, yaitu Valetta Lontoh (16 tahun), Victoria Lontoh (5 tahun) dan Vittorio Lontoh (3 tahun), sangat memahami kesibukan orang tua. Namun Egha tak pernah kehilangan kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama keluarga. Inilah makna kemerdekaan yang sesungguhnya di dalam keluarga.

“Kami sepakat Sabtu-Minggu itu harinya keluarga, janjian sama anak-anak. Jadi mereka tahu hari kerja orang tua kerja, kalau Sabtu-Minggu waktunya bersama mereka. Kami juga buat jadwal dalam 1 tahun 2 kali jalan-jalan. Satu kali sama keluarga, satu kali sama pasangan, supaya hubungan keluarga selalu harmonis.”

Tak hanya itu saja, Egha juga masih sempat mengisi me time dengan mengikuti arisan online dan jalan-jalan bersama Victor Baskoro A Lontoh, sang suami tercinta. Biasanya mereka menghabiskan waktu traveling ke Bali.

Bisnis dan Pekerjaan. Sebelum berhasil mengembangkan sayap bisnisnya, Egha bekerja sebagai Marketing Manager PT. Bolia Mitra Utama. Ia menggeluti dua pekerjaan yang sama-sama sibuk, tetapi dapat berjalan dengan serius sampai saat ini. Jauh sebelum memiliki konveksi, berupaya menjadi reseller dari baju-baju yang diproduksi salah seorang tantenya. Melihat prospek bisnis yang begitu bagus, ia jadi tertarik membuka konveksi sendiri. Egha termasuk perempuan yang haus akan tantangan. Sejak kuliah, ia sudah menempa diri agar dapat menjadi seorang entrepreneur dan tangguh dalam berkarier.

“Waktu kuliah saya sambil jualan seperti Oriflame, Softlens dan macam-macam untuk menambah uang jajan. Awal lulus kuliah, saya pernah jadi Guru SD, Guru Konseling sampai Agen Asuransi. Hanya stuck karena terus mencari passion. Akhirnya ketemu di perusahaan merchandise dan diajarkan marketing. Saya jalani dari tahun 2011. Tahun 2013, saya baru mulai jualan baju dan 2014 saya buka konveksi sendiri.”

Ketika memutuskan untuk membangun brand sendiri, Egha yang terinspirasi dari keluarga ibunya ini ingin menciptakan sesuatu yang berbeda. Tidak seperti konveksi pada umumnya yang menyediakan ready stock, Eghalisa lebih menyasar custom dress, yang menawarkan ragam design busana untuk pesta, kondangan ataupun acara formal lainnya.

“Jadi made by order. Mereka pesan, kita jahit. Jadi semua model warna dan size by request. Kebanyakan custom dress ditawarkan dengan harga yang relatif mahal, tapi di Eghalisa sangat terjangkau. Kalau di pasaran harga Rp 250 ribu sudah paling murah, tapi di Eghalisa mulai dari Rp 160 ribu sudah dapat busana pesta yang cantik. Inilah yang mendorong saya untuk terus mengembangkan bisnis ini, karena kami ingin menyediakan kebutuhan pasar. Yakni membuat baju-baju yang biasanya dijual mahal, tapi di Eghalisa bisa lebih terjangkau dan bisa request juga sesuai keinginan.”

Diungkapkan Egha, meski harga yang ditawarkan Eghalisa relatif terjangkau, namun bisa dipastikan kualitas produknya cukup bersaing. Soal material bahan misalnya, untuk desain best seller Eghalisa menggunakan Premium Scuba.

“Jadi membuat dress di Eghalisa serasa punya penjahit pribadi dengan harga yang terjangkau. Secara kualitas, walaupun harganya murah tapi mutunya tidak murahan. Bahkan sampai saat ini masih dipakai beberapa stasiun televisi dan menjadi busana untuk dikenakan para Presenter atau pun News Anchor. Jika ingin menggunakan bahan sendiri juga bisa, kami akan menyediakan jasa jahitnya.”

Egha menyadari bahwa persaingan bisnis tidak dapat dihindari. Namun ia percaya dengan kekuatan media sosial dan kerja sama yang baik dengan perusahaan televisi membuat Egha berhasil bertahan dan berkembang di tengah persaingan industri fashion yang berkembang pesat. Rencana ke depan, Egha berharap dapat berinovasi menghadirkan custom busana pria untuk menyasar target pasar yang lebih luas.

Trik Sukses. Kesuksesan datang bukan karena kebetulan. Selalu ada proses dan kerja keras yang mengiringi tanpa henti. Menurut Egha, untuk mencapai kesuksesan berarti tidak ada kata berhenti dan berusaha dalam berkarya. Tanggap menangkap inovasi dan terbuka pada perubahan.

“Di masa pandemi ini menjadi masa yang berat. Tapi ketika kita ingin berusaha, pasti diberikan ide. Seperti waktu kemarin pandemi, saya berpikir siapa yang akan membeli baju. Lalu terpikir untuk membuat APD, masker dan home wear. Jadi dari sana kita harus tanggap dalam melihat tren pasar yang sedang berkembang.”

Cerdas Membagi Waktu. Egha bersyukur dapat membagi waktunya dengan baik antara pekerjaan utama dan bisnis. Ia berhasil mencapai target penjualan di kantor dan juga meningkatkan pendapatan dari bisnis konveksinya. Semuanya berjalan seimbang, sehingga bisnis dan pekerjaan berada dalam pencapaian yang stabil.

“Saya bersyukur didukung penuh oleh bos di kantor, beliau merupakan salah satu sosok yang mendukung saya menjadi orang yang lebih maju. Jadi kalau ditanya siapa sosok yang menginspirasi saya, salah satunya adalah Pak Boby Surjadi. Beliau merintis usaha mulai dari nol sampai besar, dari dialah saya belajar. Dan saya meyakini bahwa Tuhan sudah memberikan kesempatan dalam pekerjaan ini, jadi saya harus maksimal dalam menjalankan keduanya dengan baik.”

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top