MajalahKebaya.com, Jakarta – Kualitas waktu yang baik, tekun, berani, tidak mudah menyerah, mau belajar akan segala hal, bersyukur dan berbuat baik menjadi prinsip kesuksesan dr. Lidwina Stefani Syarif dalam meniti karier dan meraih cita-cita.
Tumbuh dan dibesarkan oleh kedua orang tua yang berprofesi sebagai dokter mendorong dr. Lidwina, begitu ia akrab disapa, memiliki cita-cita sebagai dokter. Setelah menamatkan pendidikan Sekolah Menengah Atas, dr. Lidwina memantapkan hati memilih Fakultas Kedokteran. Dengan dukungan dan doa dari orang tua, ia berhasil diterima di Perguruan Tinggi Negeri nomor satu di Indonesia, yaitu Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.
Perjalanan panjang dimulai ketika ia menyelesaikan pendidikan dan mendapatkan gelar dokter. Banyak keputusan yang harus dibuat dengan pertanyaan yang ditujukan kepada diri sendiri “Ingin menjadi dokter yang seperti apa?” Tentunya tidak mudah menjawab pertanyaan tersebut. Akhirnya perempuan kelahiran Jakarta, 20 Agustus ini, memutuskan untuk mencoba semuanya.
“Karena saya ingin mencari tahu apa bidang yang memang benar-benar dinikmati, membuat saya bahagia dan selalu membangkitkan rasa ingin tahu di dalam diri. Memilih pekerjaan dan karier itu adalah sebuah komitmen jangka panjang. Sebuah pekerjaan yang dipilih harus menjadi pembangkit semangat dan motivasi sehari-hari. Akhirnya saya mencoba menjadi dokter umum yang bertugas di Rumah Sakit, Puskesmas, bergabung di penelitian skala nasional, pengajar dan mencoba menggeluti dunia estetika dan antiaging di awal tahun 2020.”
Ketika menggeluti dunia kesehatan, dr. Lidwina baru menyadari bahwa ia memang senang mengulik tentang kesehatan kulit khususnya tren dunia skincare dan estetika. Bahkan sejak usia remaja, ia senang melakukan perawatan di klinik kecantikan. Apalagi saat masih SMP dan SMA, dr. Lidwina memiliki permasalahan kulit yang membuatnya kurang percaya diri.
“Sejak saat itu, saya selalu bersemangat untuk mencari tahu cara merawat kulit wajah dan tubuh. Ketika mulai bekerja sebagai dokter estetika, saya langsung jatuh hati dan merasa inilah bidang yang ingin ditekuni untuk karier saya. Saya belajar mandiri, mengikuti seminar, training, workshop, banyak berdiskusi dengan teman-teman sejawat yang sudah lebih senior di dalam dunia estetika dan akhirnya bisa mengatakan dari dalam hati saya bahwa I feel content.”
Tak hanya itu saja, ada pengalaman lain yang membuat dr. Lidwina semakin yakin untuk berkarier menjadi dokter di bidang estetika dan antiaging. Awalnya ada pasien yang datang karena merasa tidak percaya diri. Hal ini memengaruhi banyak hal dalam hidupnya, yaitu pekerjaan, sosial dan kehidupan percintaan. Pasien tersebut merasa sulit untuk mencintai dirinya sendiri. Namun ia ingin mengubah diri ke versi yang lebih baik. Ia ingin mencintai dirinya sendiri karena yakin perlu mencintai diri sendiri terlebih dulu baru bisa membagi cinta kepada orang-orang di sekitarnya. Setelah melalui beberapa sesi treatment, akhirnya pasien itu mendapatkan kepercayaan diri kembali.
“Awalnya ia datang dengan menggunakan baju dan celana seadanya, rambut yang acak-acakan. Namun semakin lama ia datang ke saya dengan penampilan yang lebih modis, sudah berani untuk menggunakan make up dan sanggup berjalan melihat ke depan, tidak menundukkan kepala lagi. Hal ini yang selalu berhasil memotivasi saya untuk memberikan upaya terbaik bagi pasien-pasien saya. Karena saya yakin pasien saya datang menemui saya bukan hanya untuk memperbaiki hidupnya, bukan hanya sekedar memperbaiki aspek estetika penampilan.”
Selama menjalani karier dan pekerjaan untuk membangun kepercayaan pasien dan menjadi bermanfaat bagi banyak orang, lulusan Profesi Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ini terinspirasi dari kedua orang tuanya. Sejak sekolah dan universitas, dr. Lidwina mendapatkan ilmu pengetahuan. Namun dari kedua orang tua, ia mendapatkan pelajaran untuk hidup. Kedua orang tuanya mengajarkan untuk bekerja keras, berbuat baik kepada semua orang walaupun diperlakukan tidak baik. Ia mendapat pemahaman untuk menjadi dokter sudah selayaknya melayani semua orang bukan mengejar materi dan selalu mengandalkan Tuhan dalam setiap langkah kehidupan. Bagi dr. Lidwina, kedua orang tuanya bukan orang tua yang sempurna, tetapi mereka selalu berusaha melakukan yang terbaik bagi anak-anaknya.
Rencana ke depan, penggemar traveling, musik, sport dan movies ini berencana melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Selain itu, ia juga ingin mengembangkan bisnis kuliner dengan label Baga Burger (bagaburger.id) agar dapat merambah ke skala nasional maupun internasional.
Me Time. Kebiasaan sederhana yang dilakukan untuk recharger tenaga adalah melakukan olahraga, membuat segelas kopi dan menonton film. Jika memiliki kesempatan mengambil beberapa hari untuk libur, dr. Lidwina senang traveling ke Bali karena mencintai adat, budaya dan keindahan alamnya. Selain itu, ia juga mempunyai kegiatan di luar pekerjaan utama yaitu membaca buku, menonton video untuk personal development, mengulik tren baru di dunia kedokteran estetika dan antiaging, mengikuti seminar dan training untuk mengembangkan skill sebagai seorang dokter estetika dan mengurus usaha di bidang kuliner.
Memaknai Kemerdekaan Sepenuh Hati. Sebagaimana yang tertulis pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, makna ‘kemerdekaan’ adalah keadaan (hal) berdiri sendiri (bebas; lepas; tidak terjajah lagi). Merdeka berarti bebas. Menurut dr. Lidwina, makna kemerdekaan dalam karier dan usaha terutama saat ini semua masyarakat sedang berjuang untuk pulih seperti sediakala karena pandemi. Sepenuhnya bebas mengambil keputusan sesuai hati nurani pribadi masing-masing, bebas berekspresi, bebas berkarya tanpa harus takut memikirkan bagaimana pandangan atau penilaian dari orang lain.
“Pekerjaan dan karier utama yang saya pilih adalah memang sebagai dokter di dunia estetika dan antiaging. Namun, di samping itu, saya memiliki side hustle membuat bisnis di bidang kuliner. Awalnya banyak yang menilai “untuk apa?”, “kok dokter malah jual makanan?” Selama itu tidak merugikan orang lain, mengapa tidak? Semua orang memiliki hak untuk berkarya, bukan?”
The bigger picture memaknai kemerdekaan bagi dr. Lidwina dengan menjaga nilai baik dari kata kemerdekaan itu sendiri. Seringkali kata ‘kemerdekaan’ disalahgunakan oleh individu sebagai sebuah alasan untuk bertindak sesuai kehendaknya sendiri tanpa memikirkan orang sekitar. Setiap orang memang memiliki kemerdekaan, namun tetap harus menghormati hak orang lain.
Makna Kemerdekaan dalam Membangun dan Menjaga Keharmonisan Keluarga. Dalam menjaga keharmonisan keluarga hendaknya masing-masing anggota keluarga dapat menggunakan kemerdekaan yang dimiliki dengan bijaksana.
“Kita memang memiliki hak untuk bebas berekspresi, bebas melakukan hal yang kita inginkan, bebas mengemukakan pendapat. Namun agar hubungan dalam keluarga tetap harmonis, kita harus tetap menjunjung tinggi bahwa masih ada hak-hak dan etika yang harus kita perhatikan ketika kita menggunakan kemerdekaan kita.”
Sebagai orang tua memiliki kebebasan untuk memilih pola asuh yang tepat untuk anak-anaknya. Namun orang tua juga harus bisa memerhatikan perkembangan zaman dan juga peka melihat apa yang dibutuhkan oleh sang anak, sehingga hubungan antara orang tua dan anak tetap terjalin harmonis. Sedangkan sebagai seorang anak memiliki kebebasan untuk memilih jalan hidupnya, memilih siapa yang akan dijadikan teman, memilih ingin berkarier dalam bidang apa. Namun tentu saja komunikasi terhadap orang tua tetap penting agar saling mengerti dan mendukung satu sama lain. Merdeka memang berarti bebas, namun bukan berarti bersikap egois dan semena-mena.
Kemerdekaan untuk Perempuan Indonesia. Kaum perempuan memiliki kebebasan untuk menentukan karier dan mengembangkan diri. Sebagai perempuan, tidak boleh takut terhadap pandangan masyarakat yang membuat perempuan membatasi diri.
“Perempuan bebas mengambil keputusan, keputusan menikah atau tidak, akan menikah di usia berapa, akan punya anak atau tidak, akan menjadi ibu rumah tangga, berkarir atau keduanya. Kita yang mengenal dan mengerti diri kita sendiri, sehingga kita yang bisa mengambil keputusan terbaik untuk diri kita sendiri.”
