MajalahKebaya.com, Jakarta – Sebagai pengidap ADHD, pendidikan selalu menjadi tantangan bagi Anisa Ifana, S.Psi., M.Sc, atau akrab disapa Uni. ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder atau Gangguan Pemusatan Perhatian/Hiperaktivitas, dengan gejala seperti perilaku impulsif dan hiperaktif, yang dapat berdampak pada prestasi anak di sekolah. Namun dari kecil Anisa menyukai cerita Kelinci dan Kura-kura yang mengajarkan bahwa selambat apapun kita berjalan, yang terpenting adalah terus maju dan tidak berhenti di tengah jalan. Kemudahan dan privilege terkadang membuat kita terbuai, namun kunci dari keberhasilan adalah resiliency (kegigihan).
“Dulu saya sering gagal dalam pendidikan, dan rasanya sangat banyak orang yang meragukan keputusan saya untuk kuliah di Inggris untuk mengambil jurusan yang sangat baru. Semua orang mempertanyakan ‘Apa itu Cyberpsychology?’. Saya memang terbilang nekat ketika menjual aset saya (apartment dan mobil) demi membiayai kuliah S2. Tapi saya yakin dengan the power of dream, serta insting saya sendiri. Bagaimana pun, saya adalah orang yang paling tahu kemampuan saya. Tentunya, tidak lupa berdoa untuk terus meminta petunjuk dari Yang Maha Kuasa,” ujar wanita kelahiran Padang, 13 Agustus ini.
Alhamdulillah, dari anak yang kerap kali gagal di pendidikan, kini Anisa menjadi pioneer Cyberpsychology di Tanah Air, salah satu orang pertama yang memiliki gelar MSc Cyberpsychology di Indonesia. Ketika ia lulus Master di Inggris, rasanya belum sampai 100 orang di dunia yang lulus dari jurusan tersebut.
Tidak berhenti sampai di situ. Kini Anisa pun sedang mengambil pendidikan Master yang kedua, jurusan Psikologi Klinis. Mimpi terbesarnya adalah menjadi “The first Cyber-Clinical Psychologist” dan membuka Pusat Rehabilitasi Kecanduan Internet.
Apa itu Cyberpsychology?
Cyberpsychology adalah cabang ilmu yang mempelajari dampak psikologis dari penggunaan teknologi, interaksi manusia di dunia online, serta bagaimana interaksi tersebut memengaruhi kehidupan sehari-hari. Namun Cyberpsychology tidak hanya terbatas pada internet, tetapi semua teknologi termasuk VR (virtual reality/realitas maya seperti yang banyak digunakan dalam dunia game) dan lainnya.
Makna Kemerdekaan
Bagi istri dari Fikri Hakim bin Jermadi (Malaysian), Pembuat Film dan Dosen, serta ibunda dari Jayken ini, kemerdekaan adalah ketika kita terbebas dari belenggu yang merugikan dan membodohi kita. Dalam bidang Anisa misalnya, teknologi. Teknologi memberi kemudahan bagi kita, namun kita belum merdeka jika kita tidak bisa menggunakannya secara bijak. Dampak negatif dari Internet adalah nyata, mulai dari cyber crime, rekam jejak digital yang bisa membahayakan kita, adiksi, pengintaian, dan hilangnya waktu kebersamaan kita secara fisik.
“Kita belum merdeka jika kita sebetulnya hanya menjadi passive consumer dari perusahaan Big Tech. Memiliki kesadaran penuh atas perilaku kita di dunia offline dan online adalah arti kemerdekaan buat saya di era modern. Sedangkan sebagai wanita, kemerdekaan bagi saya adalah ketika wanita bisa win-win di kelurga dan masyarakat. Di mana wanita bisa mengabdi kepada keluarga, juga berkontribusi pada masyarakat,” ungkap pehobi nyanyi dan dance ini dengan tegas.
Inspirasi dan Idol
Inspirasi terbesar Anisa adalah keluarga. Wujud keberhasilan yang nyata bagi dirinya adalah jika ia dapat membuat keluarga bangga. Keluarga adalah support system dan motivasi baginya. Semua keberhasilan yang diraih Anisa tidak lepas dari dukungan orang tua, suami, anak, adik dan kakaknya.
“Sedangkan Idol terbesar saya adalah Walter Elias Disney (Walt Disney). Beliau adalah orang yang eksentrik bagi sebagian orang, namun ia sangat visioner, kreatif dan perfeksionis. Ada satu cerita ketika Walt dimarahi oleh gurunya karena menggambar muka di bunga dan menjadikan bunga mirip manusia. Gurunya mengatakan bahwa gambar itu tidak realistis, tapi kini terbukti bahwa kekuatan imajinasinya telah mengubah masa kecil hampir seluruh orang di dunia melalui karya-karyanya. Jika saja Walt membiarkan kritik gurunya (kala itu) untuk membunuh imijinasinya, tentu tidak akan ada Mickey Mouse dan seluruh film Disney saat ini. Ada pula satu cerita ketika ia mengulang sebagian besar produksi animasi Pinocchio karena tidak sesuai dengan visi dia, dan hal itu sangat diragukan oleh timnya. Namun ternyata intuisi Walt tepat, kini Pinocchio menjadi salah satu film terbaik sepanjang masa,” tutur Anisa bersemangat.
