Profil

Sri Lidia, S.H., M.H: Cerdas Menangkap Peluang dan Tidak Pernah Berhenti Bersyukur

MajalahKebaya.com, Jakarta – We will never know the real answer before we try. Pernyataan yang singkat namun meninggalkan makna yang menggugah bagi perjalanan kehidupan Sri Lidia, S.H.,M.H. Perempuan yang berprofesi sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) menjadikan kalimat motivasi tersebut sebagai pedoman dalam setiap langkah untuk mencapai visi dan target dalam meraih kesuksesan. Prinsip selanjutnya adalah kekuatan untuk mempercayai kemampuan diri agar tidak ada rasa takut pada kegagalan, tetapi memahami bahwa kegagalan merupakan hal yang penting untuk dipelajari dan proses untuk meraih kesuksesan. Kedua hal ini yang membuat Lidia, sapaan akrab perempuan kelahiran Bandar Lampung, 9 Juni ini, berhasil mencapai goal yang direncanakan secara jelas.

Perjalanan karier Lidia berawal sejak ia menamatkan pendidikan dari Fakultas Ilmu Hukum Universitas Lampung. Ia langsung mendaftar menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) pada formasi Ilmu Hukum dan diterima pada tahun 2010. Sambil bekerja dan memenuhi kewajiban, Lidia memutuskan melanjutkan pendidikan program studi Magister Ilmu Hukum dan lulus pada tahun 2011. Selain bekerja, Lidia memiliki beberapa lini bisnis yang bergerak di bidang kuliner, konstruksi dan property.

Perjalanan bisnis Lidia berawal dari sebuah buku berjudul ‘The Power of Kepepet’ yang sangat menginspirasinya. Banyak sekali ilmu dan manfaat yang bisa diambil dari isi buku tersebut. “Inspirasi yang pertama datang setelah membaca buku tersebut adalah pada saat saya membaca peluang bisnis dari tempat tugas suami, tepatnya di Kota Makassar. Dengan tanpa modal saya memasarkan kain tenun yang merupakan kain khas Kota Makassar hanya via online, ternyata animonya justru besar dari tempat kota asal saya yaitu Kota Bandar Lampung. Karena semakin banyak peminatnya saya mengajak teman-teman saya di sana untuk menjadi reseller dalam memasarkan kain tenun tersebut. Tanpa disangka-sangka bisnis tersebut membuahkan hasil di luar dugaan. Dari situlah saya semakin berani bermimpi dan terus mencoba peruntungan di bidang yang lain, salah satunya pada saat awal pandemi bersama rekan bisnis saya tetap memberanikan diri membuka café, yaitu Hard2stop Café, di mana pada saat itu banyak resto dan cafe yang gulung tikar tapi dengan semangat dan optimisme yang tinggi, serta teamwork yang baik Alhamdulillah dalam kurun waktu hampir dua tahun kami sudah memiliki 3 cabang cafe tersebut di wilayah Tangerang, serta beberapa lini bisnis lain yaitu Titiktemu Foodcourt dan BATUPU Village yang saat ini sedang berjalan.”

“Untuk perjalanan bisnis, berawal dari latar belakang keluarga yang sebagian besar pebisnis membuat saya tertarik untuk ikut mencoba peruntungan dengan membaca peluang sekitar yang kira-kira bisa memiliki prospek baik ke depannya. Saya berkeyakinan, bahwa tanpa modal pun kita bisa sukses yang penting ada kemauan dan bisa membaca peluang. Awal bisnis bermula dari satu café dengan nama Hard2stop Cafe dan saya juga sebagai owner Titiktemu Foodcourt di mana kami memiliki 35 unit tempat yang bisa disewakan dan berlokasi di Bandar Lampung. Saya juga merupakan Komisaris Utama dari PT Harapan Hidup Sentosa (H2S) yang bergerak di bidang konstruksi dan sebentar lagi akan launching Batupu Village, perumahan yang berkonsep villa dan berlokasi di Bandar Lampung.”

Istri dari Kompol Roby Heri Saputra, S.H.,S.Ik.,M.H yang saat ini menjabat sebagai Wakapolres Lebak Banten, serta ibunda dari Muhammad Hibat Al Hafidz (Kelas 3 SD Citra Islami) dan Hayfa Nabila Az Zahra (Kelas 1 SD Citra Islami) menyadari bahwa ia berhasil sampai di titik ini setelah melalui proses panjang. Ia membangun jiwa entrepreneur dan semangat menjadi seorang pebisnis setelah mencoba peruntungan berjualan kain, pakaian, makanan dan beberapa produk lain. Di dalam setiap perjalanan dan pembelajaran, ia tidak menyia-nyiakan peluang dan kesempatan yang ada. Menurut Lidia, manusia diciptakan bukan untuk sesuatu yang sempurna melainkan untuk berguna, maka ketika melakukan sesuatu apapun ia berusaha untuk maksimal, setelah itu biarkan Allah yang menyempurnakan.

Sumber Inspirasi. Tak ada motivasi yang datang tanpa inspirasi dan motivasi dari orang-orang terdekat. Begitulah Lidia dengan kedua orang tuanya yang telah mendidik anak-anak dengan mental kerja keras. Mereka yang menjadi sumber inspirasi dan mendorong untuk menjadikan diri bermanfaat tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi untuk orang lain. Tidak hanya itu, suami dan anak-anak tidak pernah lepas untuk mendukung dan memberikan semangat setiap hari. Di luar keluarga, Lidia juga memiliki tokoh inspirasi yaitu Bob Sadino, pengusaha kelahiran Lampung yang membuat ia belajar bahwa kesuksesan bukan hanya kebetulan, tetapi harus diciptakan.

“Menurut saya peran orang sekitar sangat penting. Saya tidak akan bisa sampai di titik ini tanpa dukungan dan kerja sama dari orang terdekat. Orang yang sangat berjasa adalah orang tua yang sejak kecil sudah mendidik anak-anak dengan kerja keras. Jika menginginkan sesuatu, kita harus melalui proses usaha yang keras karena usaha tidak akan mengkhianati hasil. Selanjutnya suami dan anak-anak selalu mendukung dan tidak pernah membatasi aktivitas saya di luar rumah. Tentu ini merupakan support system yang sangat saya butuhkan untuk memperlancar jalan dalam meraih mimpi dan menjadi penyemangat untuk mewujudkan goals dalam hidup.”

Prospek Cerah Titiktemu Foodcourt dan Batupu Village. Rencana ke depan, Lidia akan segera mewujudkan pembangunan perumahan yang berkonsep villa di daerah perbukitan kota Bandar Lampung, yaitu Batupu Village. Lidia percaya dengan animo pariwisata yang sedang naik daun khususnya di Lampung, peluang emas dapat terwujud sesuai harapan. Demikian juga Titiktemu Foodcourt yang diyakininya akan semakin ramai dan maju, karena pertumbuhan bisnis di sektor kuliner akan terus berkembang pesat seiring tren, gaya hidup dan selera masyarakat yang juga kian berkembang.
Impian terbesar Lidia ke depan, bisa meraih kesuksesan, baik dalam kehidupan keluarga, karier, dan bisnis. Karena baginya yang paling utama dan menjadi prioritas di atas segala-galanya adalah keluarga.

Me Time. Rasa penat akibat padatnya aktivitas bisnis dan pekerjaan seringkali menjadi tantangan yang harus dihadapi untuk menjaga mood tetap baik. Untuk menghadapi tekanan atau stress, Lidia memilih untuk melakukan hobi diving atau traveling, mencari waktu berlibur dengan keluarga atau sekadar ngobrol santai dengan teman dan rekan bisnis di café. Tentunya dalam konteks tidak membahas pekerjaan, tetapi obrolan santai yang membuat pikiran menjadi relaks. Di samping bekerja, berbisnis dan me time, Lidia memiliki kegiatan luang seperti olahraga dan mengantar anak ke sekolah.

Rasa Syukur. Dalam hidup, Lidia berpedoman untuk tidak selalu menengok ke atas, sehingga ia lupa akan caranya bersyukur. Ia selalu mensyukuri apa yang telah diraih, diperoleh dan dicapai dengan penuh tanggung jawab.
“Dalam hidup saya berpedoman bahwa jangan kita selalu menengok ke atas, sehingga kita nanti akan lupa caranya bersyukur. Hindari membandingkan diri dengan kehidupan orang lain yang di atas kita, itu akan membuat kita tidak akan pernah merasa puas dan bersyukur atas nikmat yang telah Tuhan berikan. Oleh karenanya kita perlu melihat ke bawah sehingga saya bersyukur atas apa yang telah Tuhan berikan kepada saya dan dengan itu saya berusaha untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi orang sekitar.”

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top