Profil

dr. Anggina Diksita Pamasya, Sp.THT-KL: Menemukan Passion dan Kebahagiaan dalam Karier dan Profesi

MajalahKebaya.com, Jakarta – Berprofesi di bidang kedokteran merupakan impian Anggina Diksita Pamasya sejak masa kecil. Semuanya ini terinspirasi dari sosok Sang Ibu, yang biasa dipanggil dengan sebutan ‘Mami’, yang merupakan seorang Dokter Gigi. Ibu yang terus menerus memperkenalkan dunia kedokteran hingga membuat minat dan passion dalam diri wanita yang akrab dipanggil dr. Anggi ini perlahan tumbuh.

“Mami selalu memberikan smooth doctrine terkait dunia kedokteran sejak kecil. Sampai-sampai, ketika dulu sering ditanyakan cita-cita, saya selalu menjawab untuk menjadi dokter. Alhamdulillah, kini saya berhasil mewujudkan cita-cita dan passion tersebut dengan menjadi Dokter Spesialis THT-KL. Begitu pun dengan ketiga saudara saya. Mereka semua juga sama-sama dokter,” tutur wanita kelahiran Jakarta, 8 Juni, ini.

Sosok Ibu bagi dr. Anggi juga sangat berperan besar, terutama terhadap perjalanan kisah pendidikannya. Baginya, Sang Ibu selalu memproritaskan dan menomorsatukan pendidikan. “Ibu sangat memprioritaskan pendidikan. Bahkan, sebelum beliau meninggal pada tahun 2020 karena terkena kanker payudara, ia berkata, ‘Mami pengen semua anak Mami menjadi Dokter Spesialis, Mami yakin semua pasti bisa..’ Saya sangat salut kepadanya. Ia adalah role model bagi saya, terutama ketika menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga sekaligus wanita karier saat ini,” tambah wanita yang menamatkan pendidikan Sarjana Kedokteran di Universitas Trisakti ini.

Dr. Anggi pun telah malang melintang dalam dunia kedokteran. Seusai menamatkan Sarjana Kedokteran dan Pendidikan Spesialis THT di Universitas Indonesia, ia sempat bekerja di RSCM. Selepas dari sana, ia melanjutkan praktek di Rumah Sakit MMC, Rumah Sakit THT Proklamasi, dan RSUD Tugu Koja, hingga saat ini. Di samping itu, ia juga mengajar sebagai dosen di Fakultas Kedokteran UPN Jakarta.

“Saya sudah bergelut banyak dalam dunia kedokteran. Inilah passion yang selama ini terus saya kembangkan. Saya berharap dapat terus berkembang. Harapannya, selain fokus kepada pendidikan anak-anak, saya ingin melanjutkan pendidikan saya ke jenjang S3,” tambah wanita yang tergabung dalam Komite Pusat Pendengaran Nasional (PGPKT) ini.

Ada banyak hal yang membuat dr. Anggi merasa bahagia ketika menjalankan karier sebagai seorang Dokter Spesialis THT. Salah satunya, ketika berhasil membuat pasiennya sembuh dan menerima ucapan rasa terima kasih dari pihak pasien.
“Saya pernah melakukan operasi kepada seorang anak yang awalnya tidak bisa mendengar, namun pada akhirnya bisa mendengar. Ucapan terima kasih yang tampak tulus pun mengalir dari si anak dan keluarganya. Saya terkesima dan amat berbahagia melihatnya. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa saya begitu passionate menjadi dokter,” pungkasnya.

Time Management sebagai Kunci Kesuksesan

Dr. Anggi tidak pernah merasa terkekang di masa mudanya. Ia telah diberikan kepercayaan untuk bebas menentukan diri serta melakukan apapun oleh mendiang Sang Ibu. Namun, hal itu tak membuatnya lengah dan jumawa. Justru, ia mampu menanggapinya secara positif dan sukses mengatur diri dan waktunya secara baik.

“Pada intinya, sekalipun sudah diberikan kebebasan, saya tetap mampu mengatur diri saya. Jika ditanya apa kiatnya, time management-lah kuncinya. Saya telah terbiasa me-manage waktu untuk bermain, belajar, dan melakukan hal lain secara teratur. Inilah yang terus saya terapkan hingga sekarang. Saya tidak bisa membayangkan jika saya gagal mengatur waktu, tentu akan sulit bagi kehidupan saya. Ditambah lagi, selain sebagai dokter, saya juga memiliki tanggung jawab sebagai seorang dosen di Fakultas Kedokteran UPN, menjadi moderator atau pembicara dalam banyak seminar, menjadi Sekretaris dalam Himpunan Dokter THT se-Indonesia, serta tentunya, berperan sebagai ibu dari anak-anak saya,” tegasnya.

Relasi yang Hangat Antara Ibu dan Anak

Sempat merasa down karena kehilangan anak keduanya, Kaindra Rizsachio Renaldi, dr. Anggi pun bangkit dan menemukan kembali semangat baru dalam hidupnya. Semua ini tak terlepas dari peranan anak pertamanya, Keisha Nasyara Renaldi, yang turut memotivasi dirinya.

“Saya pernah merasa berada di titik terendah dalam hidup. Anak saya yang nomor dua, ketika itu, memiliki masalah di pencernaan. Ia harus berada di ruang ICU selama sebulan dan harus dioperasi sebanyak 3 kali. Tetapi, Tuhan berhehendak lain. Anak saya tak bisa diselamatkan dan harus pergi. Saya pun drop, depresi, dan bahkan tidak kerja selama dua bulan. Kemudian, tiba-tiba anak saya yang pertama, Keisha, datang dan bertanya, ‘mengapa terus menerus menangis? Bukankah masih ada saya?’ Saya pun terdiam dan merenung. Seketika saya seperti mendapatkan semangat baru. Keisha telah memberikan saya pelajaran penting. Selama ini saya hanya fokus pada anak yang kedua, tanpa menyadari bahwa masih ada Keisha yang selalu berada di samping saya. Saya pun sadar dan Alhamdulillah, karena Keisha, saya mampu bangkit lagi.” ujar dr. Anggi.

Tak lama berselang, dr. Anggi pun kembali mendapatkan momongan. Kali ini, ia mendapatkan sepasang anak kembar yang diberinya nama Keila Makaila Renaldi dan Kaina Maritza Renaldi. Ia pun semakin memprioritaskan ketiga anaknya ini.

“Karena Keisha, saya menjadi bangkit. Ia adalah anak yang paling pintar di TK dan saya pernah dipanggil karena prestasinya yang mampu menghafal 30 hafalan Juz. Sungguh luar biasa! Tak lama berselang, saya pun akhirnya dianugerahi kembali sepasang anak kembar. Hal ini tentu membuat saya bahagia. Saya pun akan terus memprioritaskan ketiga anak saya ini agar mereka dapat menjadi anak yang baik dan berguna,” tambah dr. Anggi

Support Suami dan Keluarga yang Luar Biasa

Dr. Anggi merasa sangat bersyukur memiliki keluarga yang sangat mendukung dirinya dalam menjalankan profesi dan mengembangkan potensi diri. Ia mengakui, ia tidak akan bisa menjadi seperti saat ini tanpa support keluarga yang luar biasa terutama dari suami tercinta, dr. Kaka Renaldi, Sp.PD-KGEH.

“Suami selalu mendukung karier saya, dari sekolah spesialis hingga saat ini, beliau selalu support saya, bahkan memotivasi saya dan juga selalu bekerja sama dalam mendidik anak-anak, dan yang pasti perhatian yang sangat luar biasa untuk saya dan anak-anak. Bagi beliau, yang penting urusan rumah tangga dan anak-anak beres, selebihnya saya bebas mengembangkan diri sebagai Dokter Spesialis THT-KL yang bisa bermanfaat untuk orang banyak,” lirih dr. Anggi bahagia.
Selain itu, dr. Anggi juga merasa sangat bersyukur memiliki mertua yang sangat baik dan selalu menginspirasi, terutama ibu mertua, Mama Idawati, yang juga selalu men-support dirinya menjadi ibu yang bekerja. Juga tidak lupa dukungan dan doa dari adik-adiknya tercinta: Anggara Mahardika, Anggun Alfreda Devina, dan Angger Satria Pamungkas.

Tetap Berserah kepada Tuhan

Dr. Anggi masih menyadari keterbatasannya perihal agama. Baginya, masih banyak hal yang perlu dipelajari. Namun, peristiwa kehilangan anaknya silam merupakan sebuah “titik balik” bagi dr. Anggi.
“Sejujurnya, saya masih belum “luar biasa” perihal agama. Tetapi, seorang ustadz pernah berkata, ‘kalau belum bisa berlomba dalam agama, paling tidak kita harus berlomba dalam mengurang-ngurangi dosa.’ Oleh karenanya, saya pun mulai berusaha tahajud setiap malam dan mencoba untuk terus berbuat baik kepada siapapun. Saya yakin, ketika kita menyerahkan diri kepada Allah, maka semua kebutuhan kita pasti akan dicukupkan. Dan yakinlah, Allah SWT pasti kasih yang terbaik, di waktu yang terbaik,” ujar dr. Anggi.

Me Time

Di sela-sela kesibukannya, dr. Anggi tetap menyempatkan diri untuk mencari waktu pribadi. Baginya, dalam menjalankan banyak hal, seperti bekerja dan rekreasi, haruslah seimbang.

“Saya suka belanja dan traveling. Saya juga senang sekali bisa berkumpul bersama teman-teman. Pada intinya, selain kita harus fokus pada pekerjaan, kita juga harus menyeimbangkannya dengan mencari hiburan. Saya juga berpesan kepada seluruh wanita di Indonesia, entah yang berkarier maupun tidak, pada intinya semuanya peran yang kita ambil di dunia itu sama baiknya. Yang terpenting adalah, kita harus selalu mampu membagi waktu, kapan harus bekerja, kapan harus me time, dan kapan juga harus mendekatkan diri kepada Tuhan. Menurut saya, semuanya itu penting,” ujar dr. Anggi yang juga mempunyai bisnis menjual Gown APD dan Scrub dengan brand Doc.Teur (ig: @doc.teur_signature) ini.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top