MajalahKebaya.com, Jakarta – Apa yang diinginkan oleh kelompok Arisan Mamere memang tidak main-main. Perkumpulan arisan yang sudah ada sejak tahun 2008 ini diharapkan bisa terus eksis hingga para anggotanya menjadi grandma kelak.
Sesuai dengan nama kelompoknya, Mamere yang dalam bahasa Prancis artinya Grandma, kelompok arisan dari eks orang tua murid SD Al Azhar Kemang Pratama 9 Bekasi ini juga berharap arisan yang mereka bentuk sejak 15 tahun lalu ini bisa eksis dan terus ada sampai mereka tua nanti dan menjadi grandma (nenek).
Ditemui Majalah Kebaya Indonesia saat mengadakan arisan di Kampung Sampierun, Bekasi, beberapa pengurus berbagi cerita ikhwal terbentuknya arisan ini.
“Arisan ini terbentuk sejak anak-anak kami menjadi siswa Kelas 2 di SD Al Azhar Kemang Pratama 9 Bekasi. Dari perkumpulan korlas, kami pun merangkul orang tua murid lainnya satu angkatan untuk bergabung dalam arisan ini,” ujar Henny Fiona Ketua Arisan Mamere.
Selanjutnya, meski anak-anak mereka tak lagi satu sekolah, karena visi dan misi awal terbentuknya arisan ini ingin bisa terus bersilaturahmi, arisan pun tetap berjalan dan dilakukan dengan agenda pertemuan satu bulan sekali. Wabah Covid-19, sempat membuat arisan dan pertemuan vakum selama hampir satu tahun dan sempat melakukan arisan by zoom.
Untuk memberikan nuansa yang berbeda, lokasi dan jenis kegiatan yang dilakukan oleh kelompok arisan Mamere ini juga beragam. Mulai dari mendatangkan ustadzah saat arisan berlangsung, jalan-jalan, beauty class, hijab class hingga baksos.
“Kegiatannya beragam kami sesuaikan juga dengan kebutuhan dan waktu yang ada. Seperti baksos biasanya kami adakan saat Ramadhan dan saat ada bencana seperti banjir, gempa, juga ketika ada dari anggota yang kena musibah. Dari semua kegiatan yang pernah kami adakan jika kami mengadakan acara jalan-jalan pasti hampir semua anggota arisan baik yang aktif atau pun tidak aktif pasti ikut, Seperti saat kita jalan-jalan ke Bandung sebelum Covid-19 lalu, hampir 60 anggota ikut dalam acara ini,” tutur Tina Amel, Wakil Ketua Arisan Mamere.
Utamakan Kebersamaan. Kekompakan dan kebersamaan dalam kelompok Arisan Mamere memang menjadi harga mati. Karenanya jika ada perselisihan di antara anggota, para pengurus akan mencoba mengadakan pendekatan secara personal pada mereka yang sedang berbeda pendapat. Nah karena dasarnya ingin mengusung tali silaturahmi selama arisan ini berdiri, belum penah ada konflik besar yang terjadi.
Tak hanya itu, meski dalam kelompok ini sementara waktu karena ada hal-hal tertentu tak bisa ikut dalam arisan periode yang berjalan, nama mereka tetap ada dalam grup Whatsapp (WA) kelompok arisan ini. Dan mempersilahkan untuk tetap hadir dan mengikuti kegiatan yang ada.
“Pokoknya sesuai dengan visi dan misi kita, menjalin silaturahmi hingga tua bahkan till jannah,” timpal Candra Syahda.
Berjalan hampir lima belas tahun, sejak berdiri hingga sekarang ketua dari arisan ini belum pernah diganti lho! Padahal Sang Ketua katanya sudah ingin lengser dari posisinya. “Tau nih belum ada yang mau menggantikan. Kalau posisi Bendahara sudah digantikan dua kali, begitu juga susunan pengurus lainnya,” curhat Henny Fiona, Sang Ketua.
Lalu berapa uang arisan dalam grup Mamere ini? Berawal dari Rp 100 ribu di tahun 2008, kini uang arisannya Rp 250 ribu. Sekali pertemuan arisan dikocok untuk 5 orang dengan periode sekali putaran selama 10 bulan.
“Kita memang nggak mau besar-besar uang arisannya. Itu pun uang arisannya kami bagi-bagi, untuk konsumsi dan untuk uang kedukaan jika ada keluarga inti anggota arisan terkena musibah. Yang penting kan ngumpulnya dan tentunya foto-foto. Dan dari ajang pertemuan ini kita jadi bisa saling tau perkembangan anak-anak lainnya dan sharing pengalaman. Pokoknya yang penting ngumpul-ngumpul dan silaturahmi,” ujat Susan Raihan, yang menjabat sebagai Sekretaris. (op)
Susunan Pengurus Arisan Mamere
Ketua : Henny Fiona
Wakil Ketua : Tina Amel
Sekrataris 1 : Susan Raihan
Sekretaris 2 : Asni Farhan HDN
Bendahara 1 : Diah Raihan
Bendahara 2 : Candra Syahda
Humas 1 : Ida Hafizh
Humas 2 : Emma Alif
