Cover Story

Olive: Berkarier dan Berbisnis dengan Ketangguhan dan Mental yang Kuat

MajalahKebaya.com, Jakarta – Maryam atau akrab disapa Olive, perempuan cantik bersahaja yang selalu terlihat anggun, tetapi tangguh dan berkarakter ini merupakan sosok kreatif yang memiliki segudang aktivitas. Ditemui di Studio Kebaya yang berlokasi di daerah Bangka, Jakarta Selatan, perempuan kelahiran Jakarta, 10 Juni ini, menceritakan kisah perjalanan kariernya dengan sepenuh hati.

Olive mengungkapkan bahwa dirinya bukan berasal dari keluarga berada. Ia merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Olive hampir tidak menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama karena keterbatasan biaya. Namun, ia merasa beruntung karena neneknya mendukung dan membantu untuk bersekolah. Tidak ingin menyusahkan neneknya, Olive berusaha mencari beasiswa agar dapat menuntaskan pendidikan sampai Sekolah Menengah Kejuruan.

“Saya mendapatkan beasiswa dapat dari Basiz dan Sampoerna. Ada juga dari tetangga yang mengajar di satu sekolah dan di sekolah itu ada Gerakan Orang Tua Asuh. Karena nilai saya bagus, jadi saya mendapatkan beasiswa tersebut.”
Berhasil menamatkan pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan dengan Kompetensi Keahlian Akuntansi, Olive langsung melamar di salah satu maskapai penerbangan. Ia mengikuti setiap tahap dengan baik dan kepercayaan diri. Namun Olive harus berjiwa besar menghadapi kenyataan bahwa ia tidak bisa bergabung dengan perusahaan tersebut.

“Waktu interview, saya nanya boleh berhijab atau tidak. Ternyata pramugari di maskapai tersebut tidak bisa pakai kerudung. Padahal posisinya sudah diterima, hanya di wawancara terakhir saya bertanya. Akhirnya saya mundur karena ini berkaitan dengan prinsip.”

Kegagalan tidak membuat Olive berkecil hati. Ia percaya bisa mendapatkan peluang yang lebih baik lagi. Ketika itu Olive mencoba peruntungan dengan melamar pekerjaan di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Ia sempat masuk seminggu, tetapi karena dihadapkan pada pekerjaan yang harus stand by di depan komputer, Olive memilih menyerah demi alasan kesehatan. Setelah itu, ia tidak berdiam diri dan berhenti berusaha. Olive memutuskan untuk membuka usaha jus buah dengan modal Rp 50 ribu di depan rumah. Tidak lama kemudian ada kantor baru yang berdiri tidak jauh dari rumahnya dan membutuhkan receptionist. Olive tidak menyia-nyiakan peluang yang datang. Ia diterima sebagai receptionist dan sampai sekarang masih berkarya di kantor tersebut dengan posisi sebagai Finance Manager.

“Saya sempat jadi Sekretaris selama dua bulan, tapi saya tidak bisa Bahasa Inggris. Perusahaan ini juga bergerak di bidang kontraktor kemudian beralih ke bidang sawit. Saya jadi staff di sana sampai 10 tahun. Saya bersyukur punya bos yang sering memberikan tugas dan pekerjaan yang menantang, sehingga keterampilan saya juga meningkat. Akhirnya di tahun 2017, saya diangkat menjadi Finance Manager.”

Olive yang termasuk workaholic memutuskan untuk melanjutkan pendidikan tinggi ke universitas. Selama bekerja, ia rajin mencari informasi mengenai universitas. Akhirnya tahun 2008, Olive memutuskan untuk mendaftar kuliah dengan memilih program studi Akuntansi. Berhubung ia harus berhadapan dengan tantantangan finansial, Olive berusaha keras mencari beasiswa agar dapat menuntaskan pendidikan.

“Dulu gaji saya Rp 650 ribu. Saya kasih Mama dan juga untuk biaya makan. Saya tetap melanjutkan kuliah. Di semester 2 dikasih tahu ada beasiswa di kampus dan saya berhasil mendapatkan beasiswa sampai lulus. Saya juga mengajukan beasiswa untuk mahasiswa kurang mampu dan Alhamdulillah berhasil lolos.”

Olive melewati tahap demi tahap perjuangan kehidupan yang tidak mudah. Ia harus berjuang tanpa lelah dan menempa diri agar tidak terkalahkan oleh rintangan. Hal yang membanggakan ketika ia berhasil menamatkan pendidikan dengan jerih payah. Pada tahun 2012, Olive berhasil menyelesaikan skripsi dan lulus dengan hasil memuaskan. Di tahun yang sama, ia memutuskan menikah dengan Ahmad Nursodik yang berprofesi sebagai CEO Eidupay, sebuah platform uang elektronik yang telah memperoleh izin dari Bank Indonesia, dan dikaruniai buah hati tercinta yang bernama Muhammad Akhtar Pradipta (Kelas 2 SDIT) dan Asiyah Jingga Ardhanareswari (4 th, TKIT).

Bisnis Barang Branded. Kreativitas dan karakter pekerja keras yang sudah dimiliki sejak masa remaja membuat Olive terus berinovasi untuk mengembangkan kreativitas diri. Buktinya selain sibuk bekerja, ia memiliki bisnis tas branded seperti Hermes, Chanel, Dior, Louis Vuitton dan lain-lain. Awalnya ia membeli 1 buah tas Hermes Garden Party pada tahun 2022. Ia mendapatkan penawaran harga Rp 14 juta.

“Saya mulai dari satu tas. Saya lempar ke seller lain karena belum punya buyer. Satu laku, beli satu lagi dan akhirnya terkumpul banyak. Saya juga bisa mendapatkan untung yang lumayan. Tas itu ada investasinya bahkan lebih dari emas. Terus saya juga diajarkan jika mau menyimpan tas cukup dengan merek Hermes atau Chanel. Untungnya lumayan karena setelah tiga bulan bisa naik 12%.”

Olive bermimpi dapat membuka butik khusus untuk tas agar konsumen lebih percaya. Namun untuk sekarang, ia memilih fokus mencari pembeli dengan beberapa strategi marketing salah satunya live di Instagram. Tidak hanya membeli dengan sistem putus, Olive juga menerapkan sistem titip jual agar dapat membantu orang lain yang mengalami kebingungan dalam menjual produk tasnya.

Selama pandemi, Olive bersyukur bisa menjual empat buah tas dalam setahun. Omset rata-rata yang diperolehnya sekitar 1-2 Milyar dengan perputaran yang belum bersih. Namun bisnis yang ditekuni tidak selalu berjalan mulus. Olive pernah dua kali mendapatkan barang palsu dan sempat tertipu beberapa kejadian. Ia pernah tertipu oleh jasa titip untuk produk tas dan gamis. Dengan pengalaman pahit tersebut, ia tidak menyerah dan dianggap sebagai pembelajaran.

“Kalau di saya money back guarantee seumur hidup. Barang yang sudah dibeli jika tidak asli akan saya kembalikan. Kemarin sempat tertipu, saya juga tidak tahu kalau setelah dua tahun itu tasnya diganti sama orang itu. Tapi karena saya sudah money back guarantee ya.. sudah saya bertanggung jawab. Total kerugian saya kurang lebih Rp 500 juta. Sangat sulit untuk melihat atau memastikan barang branded asli atau tidak. Memang ada jasa pengecekan. Yang utama tas asli atau palsu itu bisa dibedakan dari baunya. Saya sampai sinus karena terlalu sering mencium banyak tas dan hafal karakter setiap merek tas.”

Sibuk mengelola bisnis tidak membuat Olive kehilangan konsistensi dalam pekerjaan. Ia tetap fokus berkarier. Olive tidak pernah berhenti untuk memberikan loyalitas terbaik kepada perusahaan. Apalagi karakter dan mentalnya sudah terbentuk semenjak ia bergabung di perusahaan tersebut.

“Kegiatan lain di luar bekerja dan bisnis, saya ikut arisan dan biasanya saya hadir bila tidak mengganggu prioritas kerjaan dan keluarga. Saya selalu menjaga kepercayaan suami. Suami tidak pernah melarang saya ikut kegiatan apa saja asalkan positif. Tapi saya selalu sampai di rumah lebih dulu dari suami.”

Kunci Kesuksesan. Kesuksesan dan segala bentuk pencapaian yang diraih bukan hanya karena kemampuan diri sendiri. Ada kekuatan doa dan ridho suami serta orang tua yang mengiringi setiap kegiatan dan pekerjaan. Selama bekerja dan berbisnis, Olive tak pernah lupa untuk menyisihkan 10 persen pendapatan untuk sedekah kepada yang berhak.
“Selain itu saya juga terpacu dan termotivasi untuk bisa mendapatkan kesuksesan karena Mama. Beliau adalah sosok yang tidak pernah ada lelahnya. Selelah apapun, Mama selalu ada untuk anak-anaknya.”

1 Comment

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top