MajalahKebaya.com, Jakarta – Lahir dan besar dalam lingkungan keluarga pengusaha, membentuk dan memupuk jiwa entrepreneurship dalam diri wanita cantik, smart, energik, bernama lengkap Dr. Dessy Handayani S.Ikom, MM. Insting bisnis yang sangat kuat, didukung latar belakang pendidikan Managemen yang mumpuni, ditambah pengalaman kerja dalam bidang yang sangat berkaitan dengan kemajuan suatu bisnis, menjadikan woman-preneur kelahiran Bandar Lampung, 6 Desember ini, seorang pengusaha yang ulet, inovatif, kreatif, jeli melihat dan menagkap peluang. Tangan dinginnya telah menorehkan raihan-raihan yang membanggakan dari beberapa bisnis yang digelutinya, bahkan sejak ia masih kuliah.
Tidak hanya piawai mengelola dan mengembangkan usaha-usaha miliknya, Dessy, sapaan akrab lulusan S3 Manajemen ini, juga menularkan kiat-kiat sukses kepada masyarakat luas dalam profesinya yang lain sebagai dosen, konsultan, dan motivator. Agar mencapai kesuksesan dan kebahagiaan dalam hidup, tidak saja dalam bidang bisnis, menurutnya, kunci utama adalah harus selalu tingkatkan kualitas diri. Aktualisasi diri akan sangat efektif dengan sekolah, belajar, dan terus mencoba. Pengetahuan dan keterampilan atau skill sangat dibutuhkan dalam profesi apa pun.
Perjalanan Karier
Ketika bertemu dengan suami yang adalah seorang anggota Polri, yaitu AKBP Erick Budi Santosa SH, SIk, MH, Dessy tengah meniti kariernya pada sebuah perusahaan besar, sebagai General Manager. Sebuah posisi yang sangat prestisius.
Namun karena sudah terbiasa sibuk bekerja keras dan berbisnis, banyaknya waktu luang di rumah membuat Dessy ingin melakukan sesuatu yang bisa menghasilkan, tapi bisa dijalankan dari rumah saja. Mungkin juga karena ia terlahir dari keluarga pengusaha, insting pengusahanya selalu tergugah. Karena itu, ia pun memutuskan untuk membuka usaha yang bisa dijalankan dari rumah, sehingga ia tidak perlu keluar rumah.
Suami tidak malarang, bahkan sangat mendukung. Apalagi sebelum menikah suami sudah mengetahui Dessy memiliki karier yang bagus dan bisnis-bisnis yang berkembang. “Jadi saya tetap jadi ibu rumah tangga di rumah tapi saya juga tidak terikat satu aturan yang tertentu. Dan kebetulan saya juga baru lulus S3 Manajemen. Intinya saya punya keahlian tersebut kenapa saya sia-siakan saja. Oleh karena itu saya membuat sebuah perusahaan berbentuk PT yang berdiri di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. PT tersebut bernama PT Nusantara Deasy Internasional, yang menaungi beberapa usaha yang menjadi passion saya. Antara lain, saya membuat tas etnik, kosmetik juga saya buat dari lipmatte sampai dengan parfume, blush on dan juga eyeshadow, dll.., dan mungkin akan merambah ke skincare juga yang saat ini baru kita proses. Dan saya juga punya usaha di bidang kopi,” ungkap Dessy bersemangat.
Coffee shop milik Dessy khusus menjual kopi biji dalam partai besar dan kecil. “Dan juga mungkin saya akan merambah ke cafe nanti. Sudah dalam proses semua dan saya juga memproduksi fashion muslim seperti mukena, kerudung-kerudung yang lagi ‘in’ saat ini. Passion saya memang sepertinya di situ, dan saya merasa untuk apa saya sekolah tinggi-tinggi tapi saya tidak menghasilkan. Karena segala sesuatu itu bisa dilakukan apalagi kondisi sekarang yang online banyak ya. Jadi tanpa banyak berfikir saya lakukan apa yang saya bisa. Jadi selain bermanfaat bagi diri sendiri juga bagi orang lain,” ujar wanita yang hobi berkuda, panahan, menembak, dan golf ini.
Lestarikan Budaya Lewat Tas Etnik
Melihat banyak sekali brand-brand tas di pasaran dengan harga yang sangat mahal, menggugah Dessy untuk memproduksi tas yang berbeda, unik, dan mengandung unsur-unsur budaya Indonesia. Baginya, itu merupakan salah satu bentuk kepedulian untuk melestarikan budaya bangsa.
“Jadi tas etnik ini lebih ke promosi budaya, karena zaman sekarang ini banyak sekali bran-brand tas yang sangat mahal, yang tidak bisa dibeli oleh banyak orang. Jadi menurut saya kita harus melestarikan budaya Indonesia yang ada. Bagaimana caranya kita untuk melestarikan budaya kita ya salah satunya saya membuat tas etnik ini. Saya melestarikan kain-kain etnik yang ada di seluruh nusantara. Jadi bahan material tas etnik ini terbuat dari kain wastra nusantara,” jelas Dessy.
Saat ini Dessy mengeluarkan tas etnik edisi terbaru, yaitu edisi nusantara. Tas yang terbuat dari kain-kain tenun dan batik. Yang terbaru adalah tas dari bahan kain tenun dan batik dari Kalimantan Timur, yaitu dari sarung Samarinda, ulap doyo, batik Samarinda, dan kain cumi Samarinda.
Ke depan, bukan hanya tas, Dessy juga akan merambah ke sepatu, atau ke pernak-pernik yang lain. Dan demi menjaga kualitas, ia tidak menggunakan jasa makloon tapi sudah mempunyai penjahit atau pengrajin sendiri. Bahan-bahan baku dan materinya pun ia memilih sendiri, entah itu kain atau kulit. Demikian juga desain-desainnya, merupakan karya tangan Dessy sendiri.
“Desain-desain tas yang kami buat lebih kekinian dengan di-mix kain etnik daerah yang ada di Indonesia. Dan Alhamdulillah sejak berdiri tahun 2017, sambutan pasar sangat bagus. Karena harga kita tidak terlalu mahal, masuk ke middle tapi kualitas kita premium. Kita juga menggunakan kulit asli, dan kain-kain tenun atau batik kita pakai yang original, langsung dari pengrajinnya. Seperti kain ulap doyo dan bodong tancep asal Kaltim, saya gunakan yang original. Ini dalam rangka kita ikut serta melestarikan dan mempromosikan kebudayaan. Untuk sementara saya ambil yang Kalimantan Timur. Nanti akan merambah ke seluruh nusantara,” ungkap Dessy dengan bangga.
Fokus Kembangkan Kimberly Beauty Cosmetics
Jeli membaca peluang, adalah salah satu kiat sukses Dessy. Meskipun ia tahu saat ini betapa menjamurnya produk-produk kosmetik di pasaran, namun karena yakin dengan target pasar yang akan disasarnya, tanpa ragu ia fokus di bisnis kosmetik dengan brand Kimberly Beauty Cosmetics. Brand Kimberly diambil dari nama anak perempuan Dessy satu-satunya, dengan harapan ketika kelak anaknya dewasa, ia sudah mempunyai sesuatu yang harus diteruskan. Di samping itu, menurut Dessy, nama brand atau nama produk itu seharusnya memang sudah menjadi sesuatu yang story dari kehidupan kita.
“Tahun ini dan ke depan saya akan fokus membesarkan dan memajukan produksi kosmetik saya yang bernama Kimberly Beauty Cosmetics, yang benar-benar akan saya tingkatkan untuk lokal dan internasional. Saya sama sekali tidak takut masuk ke pasar yang sudah marak dengan produksi kosmetik saat ini, yang rata-rata pemiliknya juga artis-artis sehingga gampang mendongkrak promosi dan pemasaran. Menurut saya, banyak pengusaha kosmetik yang bukan artis tapi usahanya maju dan berkembang dengan bagus. Jadi sebenarnya yang bikin maju itu adalah keinginan kita, kemauan kita, mau buat produk itu maju atau tidak. Karena itu, saya tidak mau setengah-setengah dalam membesarkan produk Kimberly ini,” tegas Dessy.
Dessy memiliki cita-cita dan tekad yang kuat agar produk Kimberly harus go international, artinya kualitas produk tidak kalah dari kualitas produk brand-brand internasional. “Saya tidak ragukan komposisi di dalam kosmetik milik saya itu tidak di bawah brand-brand besar saat ini. Dari segi harga tentu disesuaikan dengan komposisi dan kualitas, tapi saya tidak mematok harga terlalu tinggi. Dengan harga seperti itu customer bisa mendapatkan kosmetik yang mempunyai manfaat produk kualitas internasional,” ungkap Dessy.
Dessy mengakui, untuk sementara Kimberly Cosmetics masih hanya mengeluarkan rangkaian kosmetik saja, karena memang bisnis ini masih terbilang baru. Ke depan, paling lama tahun 2023, Dessy berencana akan memproduksi paket skincare juga.
“Saya pastikan prospek usaha ini ke depan akan sangat bagus dan semakin booming. Kita sudah melakukan riset pasar dan tetapkan visi misi serta target market yang pas untuk produk-produk kita. Insya Allah ke depan akan ramai..dan tidak akan tertinggal dari produk-produk kosmetik yang ada saat ini. Dan kami sangat siap bersaing, tidak ada ketakutan sama sekali, saya tidak ragu untuk bersaing,” optimis Dessy.
Kiat Sukses
Peran sumber daya manuasia atau tenaga kerja pada sebuah perusahaan sangat signifikan menentukan perkembangan, pertumbuhan, dan pencapaian target. Menyadari itu, Dessy menjalankan perusahaannya tidak hanya untuk mengejar materi. “Memang sih segala sesuatu itu adalah materi, cuma kalau suatu perusahaan itu terbangun dengan kekeluargaan dan tujuan serta visi misi bukan hanya untuk owner saja, tapi juga tenaga kerja kita.. bagaimana kita juga mensejahterakan tenaga kerja kita dan juga keluarganya..maka perusahaan itu pasti akan sukses,” yakin Dessy.
Dengan menerapkan pola dan pendekatan kekeluargaan dalam manajemen perusahaan, sejauh ini Dessy tidak menemui kendala yang berarti dalam kepemimpinannya membawahi 100 orang lebih karyawannya. Apalagi ia sudah berpengalaman Sembilan tahun sebagai General Manager di sebuah perusahaan besar.
“Pengalaman dan jiwa kepemimpinan saya terasah, karena dulu saya adalah General Manager dari perusahaan besar di Jakarta dan Bandar Lampung, yang bergabung jadi satu. Saya di situ adalah HRD Manager-nya, yang memang menangani bidang ketenaga-kerjaan. Dengan sendirinya leadership saya semakin matang. Jadi pengalaman adalah guru yang sangat berharga. Apalagi bidang studi pendidikan saya juga kan Pemberdayaan Manusia. Jadi memang object saya adalah tenaga kerja, sumber daya manusia. Di situ kita kan belajar tentang kepemimpinan dan lain-lain,” urai Dessy.
Keluarga Tetap Nomor Satu
Sesibuk apapun Dessy di luar rumah, terutama untuk urusan bisnis atau mendampingi suami, ia tetap menyisihkan waktu untuk anak-anak. Memiliki quality time bersama anak-anak tercinta merupakan momen kebahagiaan yang luar biasa. Bahkan kalau sedang suntuk atau stress karena pekerjaan, bermain bersama anak-anak adalah me time yang paling menyenangkan, tubuh dan pikiran kembali fresh.
“Kalau stress sih yang saya lakukan bermain bersama anak-anak. Kita harus punya waktu untuk anak-anak karena suami saya sendiri kan baru ada waktu Sabtu Minggu. Jadi ketika saya suntuk saya pasti akan main sama anak-anak. Apalagi saat ini, berhubung pandemi anak-anak masih belajar daring dari rumah, ya saya pasti akan mendampingi mereka, sambil saya tetap bisa mengurus perusahaan,” ujar ibunda dari Devondra Khalifah Tristhan (12 th), Arthur Khalifah Trishano (10 th), Kinand Khalifah Tris Ziandra (4 th), Kimberly Khalovely Trisabelle (4 th) ini.
Wanita Harus Mempunyai Nilai
Dampak pandemi yang luar biasa menghempas sektor ekonomi sangat dirasakan masyarakat kecil, terutama yang terkena PHK atau dirumahkan dari pekerjaannya. Dalam kondisi seperti ini, sebagai perempuan, menurut Dessy, harus bisa memberikan kontribusi untuk membantu perekonomian keluarga.
“Sebagai seorang perempuan kita harus mempunyai nilai. Dalam arti bisa membantu perekonomian keluarga, bisa menghasilkan sesuatu. Apalagi saat ini semakin banyak usaha-usaha online yang bisa dilakukan dari rumah saja dan UMKM pun sudah bangkit. Jadi ibu-ibu yang di sektor rumah tangga dll, tetap menghasilkan sesuatu dengan kelebihan dan kemampuan yang dimiliki masing-masing,” imbau Dessy.
Di sela-sela kesibukannya sebagai istri, ibu rumah tangga, bhayangkari dan berbisnis, Dessy tetap menyempatkan diri untuk bersosialisai dengan teman-teman, kolega, dan kerabatnya. “Saya biasanya berkumpul bersama komunitas saya. Komunitas panahan, berkuda dan juga golf. Jadi itu hobi sih sebenarnya. Beberapa ada teman yang mungkin hobinya sama jadi saya ajak untuk ikut. Atau pun teman-teman sosialisasi juga kita bisa ajak pengajian atau arisan, kegiatan sosial, atau Jumat Berkah. Dan banyak sekali yang bisa kita buat untuk kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dan positif. Saya tidak masalah dengan teman-teman sosialita dari berbagai kalangan. Saya punya teman dari istri pejabat, kalangan artis, hingga masyarakat biasa. Karena menurut saya kita tidak tau nasib kita manusia seperti apa, kita harus saling menghargai, saling menyayangi sebagai makhluk sosial atau sebagai manusia ciptaan Tuhan,” bijak Dessy yang tidak lupa untuk selalu berbagi dan bersedekah.
