Profil

Rebecca Olivia Haryuni: Passion Melayani Sesama dan Bermanfaat Bagi Banyak Orang

MajalahKebaya.com, Jakarta – Menamatkan pendidikan SMA di usianya yang ke-16, Rebecca Olivia Haryuni mulai memikirkan langkah yang harus dilakukan selanjutnya. Ketika itu, karena merasa memiliki passion untuk melayani orang lain, wanita yang akrab dipanggil Becca ini, memutuskan untuk melanjutkan pendidikan Kedokteran di salah satu universitas di Jakarta.

“Bagi saya, karena hidup ini terlalu singkat, kita perlu mencari tahu apa itu makna kehidupan. Saya sendiri memaknainya sebagai kesempatan untuk melayani sesama. Untuk itu, ketika tamat SMA, saya pun mengambil jurusan yang dapat memungkinkan saya melakukan hal tersebut, yaitu Kedokteran,” jelas Becca.

Di saat yang sama, wanita kelahiran Jakarta, 16 Maret ini, juga mendirikan yayasan non-profit yaitu Kidung Pelita Nusantara. Yayasan yang digagasnya ini fokus pada bidang pendidikan, kesehatan, serta kemanusiaan bagi masyarakat di pedalaman Indonesia. Tercatat hingga sekarang, yayasan ini telah banyak melakukan aksi dan gerakan sosial, seperti mendirikan beberapa sekolah di pelosok Indonesia yang Pemerintah pun belum menjangkau atau mengalami kesulitan untuk menjangkau, mencanangkan program air bersih, serta mendirikan banyak klinik. Selain itu, kini Yayasan sudah memiliki anak-anak asuh dari pedalaman Indonesia yang dibantu untuk bisa mengenyam jenjang pendidikan mulai dari SD, SMP, SMA bahkan hingga kuliah di luar desa mereka, dan sebagainya.

Banyak tantangan yang harus dihadapi Becca ketika merintis Yayasan Kidung Pelita Nusantara. Mulai dari menemukan orang-orang yang sevisi dengannya, memperkenalkan yayasan ini ke masyarakat luas, hingga mencari dana untuk menjalankan program yayasan.

“Pertama, tak mungkin saya dapat menjalankan yayasan ini sendiri. Saya harus menemukan partner yang sevisi dengan saya dan yayasan, meskipun ini sulit. Kedua, karena di awal perintisan usia saya masih tergolong muda, sehingga kurang meyakinkan untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat, termasuk dukungan dana untuk menjalankan yayasan ini dengan baik,” ujar Becca.

Namun, seiring berjalannya waktu, Yayasan Kidung Pelita Nusantara mengalami perkembangan yang lebih baik. Dalam hal dana misalnya, secara perlahan, permasalahan mulai dapat teratasi berkat adanya usaha dan pengorbanan yang dilakukan Becca.

“Saya mulai mengambil profesi menjadi model di sela-sela kesibukan kuliah. Penghasilan dari profesi ini pun sebagian saya gunakan untuk keperluan yayasan,” ujar Becca.

Selain itu, Becca pada akhirnya menemukan orang-orang yang tak hanya sevisi dengannya, tetapi juga mendukung dirinya secara penuh. “Saya bersyukur karena pada akhirnya dapat mendapatkan partner dan volunteer yang sesuai, serta memperoleh dukungan dari keluarga secara penuh,” ujar Becca.

Melayani Masyarakat dengan Sukacita. Melalui Yayasan Kidung Pelita Nusantara, wanita yang gemar memainkan musik seperti harpa, piano, dan biola, serta melukis ini, semakin dapat menyalurkan passion-nya dalam berbagai kegiatan bersama masyarakat di pedalaman. Ia pun tanpa ragu mengungkapkan rasa bahagianya ketika berkecimpung langsung dengan kehidupan masyarakat pedalaman. Bahkan, kendati sempat didiagnosa terkena penyakit Lupus dan Sjogren, ia tetap mampu merasakan kebahagiaan bersama masyarakat di sana.

“Ketika itu saya memang didiagnosa terkena penyakit Lupus dan Sjorgen. Namun, hal ini sama sekali tak mengurangi rasa bahagia saya dengan mereka. Banyak sekali pengalaman membahagiakan di sana, seperti berkumpul, bermain, atau mandi bersama dengan anak-anak pedalaman di sungai. Pokoknya, hidup saya penuh dengan sukacita ketika bersama mereka dan rasa sakit tidak mampu menggantikannya,” ujar Becca.

Di sisi lain, Becca sendiri merasa kurang puas apabila menggunakan program one shot ketika melayani. Program ini sendiri menurutnya tidaklah efektif karena permasalahan di daerah pedalaman biasanya bersifat holistik dan berkesinambungan. Untuk itu, Yayasan menggagas program bersifat long term atau berkesinambungan.

“Program one shot biasanya tidak berkesinambungan. Maksudnya, pemberian bantuan hanya diberikan satu kali setelah itu ditinggal. Hal ini jelas tidak sesuai dengan permasalahan masyarakat yang lebih bersifat holistik dan berkesinambungan. Oleh karena itu, Yayasan menggagas program long term, yang mana kami akan terus menerus memberikan bantuan dan pendampingan di sana.”

Hidup Lebih Dinamis Melalui Bisnis yang Inovatif. Becca menuturkan bahwa tahun ini ia dapat memiliki lebih banyak waktu untuk fokus pada kesehatannya dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Namun di saat yang sama, ia harus mencari donasi yang memadai untuk program Yayasan yang selalu bertambah. Dan, itu adalah salah satu permasalahan yang diusahakannya bisa teratasi. Antara lain dengan membuat sebuah terobosan baru, yaitu mencoba berkecimpung dalam dunia bisnis. Harapannya, penghasilan dari bisnis tersebut dapat menunjang keberlanjutan program-program Yayasan.

Becca mencoba menjajaki bisnis di bidang kosmetik dengan merintis sebuah produk skincare, yang ia beri nama SomSoma Skin. “Karena saya cukup passionate dan memahami formulasi kosmetik, maka saya akan mencoba membuat produk skincare. Produk itu sendiri bernama Somsoma dan akan segera launching tahun ini,” ujar Becca.

Becca menjanjikan produknya ini akan menawarkan banyak hal menarik, seperti kemasan yang praktis, harga yang terjangkau, serta diracik berdasarkan formula terbaik. “Terus terang, saya bingung dengan produk skincare era ini. Banyak sekali produk yang hanya berfokus pada 1 atau 2 ingredients sehingga mengharuskan konsumen membeli lebih banyak jenis produk secara terpisah. Untuk itu, saya memastikan bahwa Somsoma akan menawarkan produk yang simple tapi complete, disertai harga yang terjangkau dan merupakan racikan dari formulasi terbaik. Kita tidak membutuhkan 6-10 produk untuk kulit kita. Product line kita merupakan Facial Wash dengan kandungan Niacinamide, AHA, BHA, etc, lalu ada Brightening Pack Serum yang mengandung Vitamin C, Azelaic Acid, Vitamin E, Peptides, etc, serta Acne Pack Serum,” promosi Becca.

Harapan untuk Terus Menerus Melayani. Selain berharap produk SomSoma dapat launching dengan lancar serta koasnya dapat berlangsung dengan mulus, Becca juga mengharapkan agar dirinya terus dapat menjadi berkat bagi orang lain. Dalam hal ini, selain ingin terus melayani orang-orang di pedalaman, tak lupa ia ingin terus melayani keluarganya.

“Saya harap bisa lebih melayani keluarga, terutama orang tua saya, ayah saya yang sudah berumur dan menemani dan membantu beliau. Saya ingin lebih punya banyak waktu untuk keluarga. Setelah pandemi ini saya semakin menyadari bahwa dikarenakan kesibukan saya, saya kadang juga harus mengorbankan waktu keluarga, namun sekarang saya tau untuk lebih fokus dalam melayani dan menemani keluarga, karena saya tidak mungkin bisa seperti sekarang kalau tanpa didikan, support dari keluarga, terutama Ayah,” niat Becca dengan tulus.

Bagi Becca, sosok ayahnya adalah orang yang mengajarkannya untuk berbagi dari kecil, beliau mengajak dirinya ke India saat usia masih 8 tahun, dan memberikan teladan kepadanya tentang arti melayani . Becca merasa tidak mungkin menemukan passion dan tujuan hidup kalau tanpa ada beliau. “Semoga suatu hari nanti saya juga bisa melayani seperti Ayah melayani dan membantu Indonesia, dan semoga saya bisa memberikan beliau kebahagiaan, kecukupan dan hal-hal lainnya seperti yang beliau sudah berikan untuk saya,” tekad Becca.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top