MajalahKebaya.com, Jakarta – Strategi mencapai target dan harapan untuk memperjuangkan sesuatu yang menjadi cita-cita dan keinginan adalah komitmen serta integritas demi mampu menaklukkan rintangan. Begitulah prinsip dan keyakinan yang diterapkan seorang perempuan kelahiran Tasikmalaya, 17 Agustus, bernama lengkap Yenny Marlina. Hal tersebut diaminkan Yenny, sapaan akrabnya, karena ia percaya bahwa di dalam perjalanan merintis karier pasti ada proses belajar yang tidak akan pernah berhenti dan berlangsung seumur hidup.
Seringkali tantangan menjadi kesulitan yang tidak dapat dipatahkan. Namun dengan kepastian untuk berlari ke arah perubahan yang lebih baik, maka segala yang tidak sesuai dengan harapan dapat disikapi dengan bijaksana. Kondisi ini yang pernah dihadapi Yenny ketika ia tengah menempuh pendidikan Sarjana Kedokteran di Universitas Kristen Maranatha Bandung. Tepat di tahun kelima, ia harus menelan pil pahit di mana orang tuanya gulung tikar dan mengalami kesulitan finansial.
“Awal mula memilih profesi dokter bukan karena passion. Saya memiliki keinginan menjadi fashion designer, tetapi orang tua sudah punya bisnis apotek dan mereka bertanya apakah saya tertarik menjadi seorang dokter. Kebetulan saya suka Biologi dan diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Maranatha. Seiring berjalan waktu menikmati pendidikan dan koas, orang tua saya bangkrut. Di sana menjadi salah satu rintangan yang sangat berat. Dari yang tidak pernah memikirkan uang, jadi kepikiran uang untuk biaya pendidikan.”
Kerumitan yang terjadi di dalam hidup Yenny berhasil dihadapi dengan berserah diri. Pengalaman itu dijadikan pembelajaran agar ia lebih siap menghadapi segala bentuk perubahan baik dan buruk. Setelah berhasil menamatkan pendidikan, ia tidak hanya praktik menjadi dokter, tetapi kerja di lembaga keuangan dan investasi. Menimba pengalaman dari berbagai bidang pekerjaan merupakan peluang untuk menemukan kesempatan baru dan memperluas relasi.
“Akhirnya saya praktik jadi dokter di klinik kecantikan. Lalu bekerja di manajerial Rumah Sakit swasta di Bandung sekitar dua tahun. Di tahun 2014, saya berhenti dulu karena mau melahirkan sampai anak berusia empat tahun dan saya mulai aktif lagi.”
Berhasil menekuni profesi sebagai dokter yang terus menebarkan aura positif tidak membuat Yenny berhenti menggali passion dan ketertarikan untuk mengeksplorasi bidang lain. Buktinya ia sedang merintis beberapa bisnis di bidang food and beverage seperti brand Gyugyu Japanese Barbeque di Jl. Cihampelas 254 Bandung, dan dalam proses menggeluti bisnis di bidang kesehatan anak. Pengalaman ia belajar manajemen, bisnis, keuangan, menjadi marketing property dan suplemen kesehatan, membuatnya semakin kaya pengalaman. Selanjutnya ia memiliki keinginan untuk membenahi seluruh lini bisnisnya agar settled. Sementara target jangka panjang yang ingin dicapai, ia berharap apa yang dikerjakan bisa menjadi besar dan menjadi berkat bagi banyak orang.
Kegiatan Sosial. Selain turut membantu suami tercinta di belakang layar dalam merintis usaha alat kesehatan yang sudah berjalan selama sepuluh tahun, perempuan yang hobi memasak, foto dan modeling ini aktif melakukan kegiatan sosial. Meskipun tidak terikat oleh yayasan manapun, tetapi ia memiliki keinginan mengurus dan membuat yayasan sendiri yang menjadi cita-citanya.
Yenny berharap bisa mendirikan sekolah gratis yang membekali dengan semangat entrepreneurship. Selama ini ia aktif blusukan dengan berbagai yayasan sosial, tetapi tidak terikat atau masuk menjadi anggota. Di kesempatan lain, ia sering berkunjung ke Yayasan Rumah Kanker Ambu untuk berbagi kebahagiaan dari segi keuangan dan mengajak berwisata. Kegiatan sosial yang dilakukan menjadi moment menyenangkan dan merupakan booster untuk selalu bersyukur di setiap kesempatan.
“Saya memiliki cita-cita memiliki tempat singgah dan sekolah gratis bagi yang membutuhkan. Impian ini yang membuat saya bersemangat untuk mencari uang karena saya ingin membantu orang lain. Maka saya berharap bisnis saya dapat membantu banyak orang karena sebaik-baiknya manusia itu bermanfaat bagi orang lain.”
Selama aktif terlibat dalam berbagai kegiatan sosial, Yenny terinspirasi sosok Ayah tercinta. Dari kecil ia sudah belajar dari ayahnya bagaimana memperlakukan orang lain yang membutuhkan.
“Beliau mempunyai hati yang mulia dan sangat mengusahakan untuk membantu sekitar. Mulai dari keluarga inti maupun orang di luar keluarga. Makanya mungkin terbawa ke saya jadi saya senang berbagi. Walaupun saat saya susah, tidak mengurungkan niat untuk berbagi. Saya yakin semua kebaikan yang dibagikan nantinya akan dibalas dan diperhitungkan oleh Tuhan dengan bentuk lain.”
Dampak Pandemi. Pandemi yang terjadi dan belum berakhir membawa dampak yang tidak mudah bagi masyarakat Indonesia. Banyak yang mengalami dampak dan kesulitan. Namun Yenny berharap semua masyarakat saling bergandengan tangan dan jangan berputus asa karena ujian setiap orang berbeda-beda. Yenny yakin Tuhan pasti memberikan kekuatan untuk yang bermasalah dengan hidupnya. Tetap konsisten menjadi orang jujur, berhati baik, berusaha dan berdoa agar keadaan menjadi lebih baik. Bagi yang mempunya berkat lebih, mari saling membantu orang lain yang memerlukan bantuan dan dukungan.
