Profil

Angela Sita Revuelta Septikarani, S.Sn., MBA: Jaga Integritas dalam Bisnis yang Tergambar Jelas pada Produk dan Servis

MajalahKebaya.com, Jakarta – Be precise and loyal to your business’ philosophy and DNA…keep it tight. Supaya tidak tergerus oleh perkembangan dan keinginan market yang sangat dinamis dan heterogen. Your integrity in business reflected in your product and service. Prinsip-prinsip bisnis sekaligus kunci sukses yang selalu dijaga dan dipedomani oleh wanita energik dan cantik, Angela Sita Revuelta Septikarani, S.Sn., MBA.. dalam mengembangkan bisnis mebelnya, hingga mendapat tempat di hati customer dalam negeri hingga mancanegara.

Hal yang juga sangat disadari oleh Sita, sapaan akrab wanita kelahiran Yogyakarta, 20 September ini, bahwa berbisnis bukanlah hal mudah. Perlu keteguhan, kesabaran, pantang menyerah, cerdas melihat peluang dan tidak “latah” tapi menampilkan sesuatu yang beda. Apalagi di jaman sekarang yang bisa dibilang tanpa batas negara, arus globalisasi sangat kuat, dinamika dan persaingan bisnis sangat ketat, yang sangat dibutuhkan adalah harus pintar melihat serta menangkap peluang dan kesempatan. Selain itu, harus cermat dalam membuat pemetaan pasar, paham akan keinginan end customers, harus memiliki keunggulan dan keunikan produk yang ditawarkan, tanggap terhadap kompetisi dan kiprah para kompetitor. Itu hal-hal yang layak dipertimbangkan dan dipahami jika ingin bertahan dan berkembang dalam usaha.

“Produk yang dihasilkan harus memiliki keunikan, keunggulan, atau keistimewaan. Setiap produk yang kami hasilkan memiliki karakter dan keunikan tersendiri, tidak ada 2 barang yang sama persis walaupun pembuatan dilakukan dengan mesin dan sangat presisi. Namun, sentuhan akhir manusia, para carpenter kami tetap memberikan “nyawa” pada setiap produk yang kami hasilkan. Di bisnis kami, selain keunikan produk dan market khusus yang dituju, customers’ handling sebelum dealing, saat dealing dan after sales-nya sangat kami perhatikan. Buyers dan pelanggan kami sangat loyal, kebanyakan sudah lebih dari 10 tahun menjadi pelanggan setia kami. Team di Karpenter world wide dan Karpenter Indonesia sangat mengerti dan paham dengan pentingnya melayani pelanggan dengan baik,” tegas Sita.

Dan, yang juga harus menjadi perhatian, lanjut Sita, adalah human capital. Dengan karyawan lebih dari 200 orang, yang mayoritas sudah bekerja 10-15 tahun bersamanya juga merupakan aset luar biasa bagi perusahaan dan bisnis, untuk bisa tetap eksis dan berkembang. “Perhatikan kesejahteraan mereka, semua akan berbalik dan berbuah positif ke kita.”

Asah Jiwa Entrepreneurship Sejak Kuliah. Awal mula Sita mulai berbisnis saat ia masih kuliah tingkat akhir. Sudah jadi “norma” umum, mahasiswa angkatan akhir di Prodi Desain Interior ISI Yogyakarta saat itu mulai “ngobyek”, seperti membuat stands atau booth untuk pameran di mall-mall.

“Saya pun mengawalinya seperti itu, lalu merambah ke proyek-proyek lebih besar, hingga suatu saat bertemu suami yang sedang mencari seseorang yang bisa menerjemahkan gagasan dan idenya. Kami pun akhirnya mendirikan badan usaha yang bergerak di bidang mebel. Awalnya yaitu di 2003 masih seperti kantor agency, yang melakukan dealing dengan buyer di mancanegara, pengecekan QC, dll hingga pengiriman, bekerja sama dengan para vendor,” tutur Sita yang menyelesaikan pendidikan S1 Desain Interior ISI Yogyakarta, dan S2 Magister Management UGM.

Seiring waktu berjalan perusahaan perlu pengembangan dan juga untuk menjawab tuntutan bisnis, maka status perusahaan pun diubah menjadi PT PMA pada tahun 2008 hingga saat ini. Tadinya perusahaan memiliki vendor-vendor pembuat mebel dengan desain dari pihak Sita atau desain dari buyer, saat perusahaan sudah menjadi PT PMA, Sita dan suami pun mendirikan manufaktur. Semua kegiatan produksi berada dalam satu atap di lokasi pabrik dan kantor di Yogyakarta.

Sita dan sang suami, yaitu Hugues Revuelta, Principal Designer Karpenter brand baik yang world wide maupun yang Indonesia, Co-owner of PT. Ide Studio Indonesia, PT. Solid Duo Indonesia, dan brand Karpenter, pun mengembangkan brand mebel KARPENTER (www.karpenter.com) yang sudah dikenal di mancanegara dan mendapatkan beberapa penghargaan internasional. Sedangkan perusahaan manufaktur, PT Ide Studio Indonesia pada 2017 mendapatkan penghargaan Primaniyarta dari Presiden RI sebagai Eksportir Potensial Terbaik. Brand Karpenter saat ini juga sudah ada di Indonesia dengan nama Karpenter Indonesia (www.karpenter.co.id) melalui platform e-commerce, untuk melayani animo masyarakat Indonesia.

Tetap Dicari Meskipun di Situasi Krisis. Jatuh bangun dalam bisnis pasti dialami oleh semua pengusaha. Begitu pun dengan Sita. Namun baginya, justru itulah yang memacu diri untuk bisa memberikan yang terbaik di tengah persaingan yang kian ketat, jeli membaca peluang dan menentukan target market yang tepat, serta tanggap terhadap permintaan dan kemauan customers.

“Seperti yang banyak kita tahu, fenomena iceberg yang dilihat kebanyakan orang. Kesuksesan atau pun kegemerlapan suatu usaha maupun seseorang, tidaklah didapatkan dalam 1-2 malam, namun segala hal seperti kegagalan, perjuangan, pengorbanan, working smartly, dan pantang menyerah selalu ada di bawah fenomena iceberg itu. Kami pun mengalami pasang surut bisnis karena orientasi kami ekspor, usaha kami sangat bergantung pada pasar global dan ekonomi secara makro. Impact pihak ketiga di luar perusahaan pun juga banyak memberikan pengaruh terhadap pasang surutnya bisnis kami,” ungkap Sita yang hobi membaca, olah tubuh, dan selalu berusaha menerapkan pola hidup sehat ini.

Beberapa situasi sulit atau krisis sangat berdampak pada bisnis yang dijalankan Sita, seperti krisis keuangan dunia di 2009, kebakaran besar di Australia yang merupakan salah satu buyer besarnya ada di benua ini, juga pandemi COVID 19 yang sampai saat ini masih terus menghantui. Namun, ia bersyukur karena masih bisa bertahan dan bisa tetap eksis di pasar mancanegara untuk mebel.

“Pasar kami ada di ceruk medium – high class. Sehingga saat krisis masih bisa bertahan, karena para pelanggan akhir yang bersedia dan mampu untuk membeli produk kami tidak terlalu terpengaruh akan situasi ekonomi global yang sedang tidak baik. Apalagi produk kami ramah lingkungan, memiliki Sertifikat Green/Eco Label. Produk yang bahan bakunya berasal dari sumber yang bertanggung jawab. Kami memiliki Serifikat FSC Reclaimed Wood dan V-Legal. Melihat para pembeli akhir kami yang sangat concerned dengan kondisi bumi tentang perubahan lingkungan, pemanasan global, maka produk kami ini tetap dicari walaupun dalam situasi krisis dan pandemi,” antusias ibunda dari Kreshna (22 th, saat ini sedang mengambil Post Graduate Program di London University yang berafiliasi dengan Singapore Institute of Management di Singapore) dan Lily (15 th, saat ini sedang mengambil International Baccalaureate Diploma Program tahun pertama di Dulwich College Singapore).

Perempuan Harus Bisa Menjaga Balance Antara Keluarga dan Karier atau Binsis. Perempuan Indonesia, menurut Sita, sejatinya banyak yang mampu untuk menekuni bisnis pribadi (wiraswasta) maupun berkarier dengan baik. Banyak yang sudah sukses dan mengukir prestasi yang membanggakan. Hal itu semua pasti didukung oleh banyak hal seperti pendidikan formal, pendidikan mental, moral, attitude, dukungan dari keluarga, juga yang sangat krusial adalah kecerdasan emosional atau emotional intelligence (EI).

“Walaupun smart, pandai melihat situasi, EI sangat penting, compassion to others, loving kindness, or be kind to others will bring easier the business life and private life in harmony. Jangan lupa bahwa wanita itu adalah seorang ibu dan istri, walaupun sudah sukses di bisnis maupun karier, tetap harus bisa membagi perhatian, prioritas dan waktu untuk keluarga. Everything is about balance, being in the middle as Budha always says,” ujar Sita yang juga adalah seorang yoga enthusiast & practitioner.

Saat ini, Sita tercatat sebagai anggota PPBBN Kamala Nusantara (Perkumpulan Perempuan Bersanggul dan Berbusana Nusantara Kamala Nusantara) sejak 2018. Ia tertarik untuk ikut melestarikan busana Nusantara agar bisa tetap terjaga keberadaannya hingga anak cucu. Menurutnya, busana Nusantara akhir-akhir ini mulai tergerus oleh budaya luar Indonesia. Oleh karena itu, kita-kitalah para wanita Indonesia berkewajiban secara moral dan material untuk tetap menjaga dan melestarikan.

“Begitu indah segala bentuk budaya kita dari Sabang sampai Merauke, begitu kaya….kain tenun, batik dll.. yang menjadi wastra Nusantara. Kalau bukan kita siapa lagi yang akan menjaga. Sebagai wanita Indonesia, jangan pernah lupa akan akar budayamu, saat kita sudah lengah dan tidak mempunyai pijakan pada akar budaya leluhur maka sangatlah mudah direnggut dan digantikan oleh budaya lain dan menghilangkam ciri dan identitas bangsa kita,” tekan Sita yang di sela-sela kesibukan bisnis, ia tetap menjalankan peran sebagai ibu dan istri seutuhnya, aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial besama PPBBN Kamala Nusantara, seperti baru-baru ini Vaksinasi Masyarakat di salah satu Kecamatan di Kulon Progo, Yogyakarta. DW

Info Lebih Lanjut:

Karpenter World Wide and Karpenter Indonesia
IG : @Karpenter.Furniture; @Karpenter Indonesia

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

To Top